Dingin rasanya berada di dalam ruangan penuh sesak ini. Sebelumnya aku berasal dari sebuah pabrik yang jauh dari sini. Disana aku diisi dengan cairan aneh yang belum pernah aku temui sebelumnya. Dari tempat aneh yang tak ingin aku datangi Kembali itulah aku berasal, dan akhirnya mendarat disini, Bersama teman-temanku yang berasal dari pabrik yang sama juga. Namun herannya, banyak dari mereka yang memiliki cairan berwarna aneh yang berbeda dengan milikku.
“sampai kapan aku berada didalam tempat yang dingin ini?” kata si botol cairan pink. “sampai ada orang yang mau mengambil kalian” jawab botol di ujung ruangan.
Apa itu orang. Apakah orang itu benda bergerak yang banyak aku lihat di dalam pabrik? Apa maksudnya mengambil. Aku bingung, terlalu banyak hal baru yang aku temui setelah keluar dari pabrik tempat aku diciptakan.
Selagi aku sibuk berpikir, sebuah benda bergerak yang mungkin sebutan untuk orang itu membuka pintu ruangan yang tampak terlihat berembun. Pandangannya berkeliling menatap kami dengan ganas, namun tatapannya terhenti ke diriku. Tangan milik orang itu datang mencengkram diriku bak tak ingin aku terjatuh di lantai. Tangannya hangat, nyaman sekali rasanya. Sangat berbeda dengan dinginnya ruangan tadi.
Apakah ini yang Namanya diambil? Kalau iya, aku ingin diambil selamanya. Begitulah pikirku, namun keinginanku tak terwujud. Orang itu tak ingin berlama-lama memegang diriku. Bak tak membutuhkanku lagi, ia membiarkanku terjatuh di lantai hitam nan kotor, berbeda dengan lantai dimana ia mengambil diriku. Ia membuangku setelah meneguk habis cairan yang berada di dalam diriku. Seperti berkhianat dengan genggaman erat yang diberikan sebelumnya, kini aku sendirian diatas lantai kotor dan berdebu.
Sudah lama aku terdiam disini, terkadang aku bergoyang karena angin, terkadang aku melihat teman yang terbang namun sayangnya aku tidak bisa mengikutinya. kesal aku dengan kesendirian ini, ingin rasanya merasakan perasaan ketika diambil dan digenggam Kembali, namun apa daya, aku sudah tidak dibutuhkan lagi.
Tiba-tiba langit berubah gelap, awan-awan berisik ikut-ikutan kesal. Tetes-tetes cairan jatuh dari atas menjadi deras. Cairan itu berbeda dengan yang dulu berada didalamku. Apakah aku akan diisi Kembali kemudan diambil? Aku berharap dengan sangat, namun bukannya diisi, aku malah diangkat dan dijatuhkan ke dalam lubang yang gelap. Disana cairannya lebih banyak dari pada diatas. Mereka membawaku dengan cepat Bersama yang lainnya. Mereka berbeda bentuk dengan diriku, namun tujuan mereka sama dengan diriku. Lurus mengikuti kemana keinginan para cairan itu. Yah, setidaknya aku tidak sendirian lagi.
“Bagaimana kamu bisa berada disini?” tanyaku pada botol yang agak mirip denganku. “aku berasal dari tempat yang terdapat gunungan dari diriku. Namun kau tersapu oleh hujan dan terbawa sungai ini, berpisah dengan teman-temanku” jawabnya. “tempat macam apa itu? Aku setelah dipakai, langsung dibuang ke sungai ini. tidak ada terima kasihnya, aku sudah digunakan untuk membawa beban berat dan setelah itu dibuang begitu saja. Tak habis pikir” keluh kresek yang rupanya sudah tidak berbentuk. “sudah terima saja, dulu aku juga seperti itu. Ujung-ujungnya juga sama, kita akan dibuang” balas si botol. Tak butuh waktu cukup lama untuk diriku berada di suasana gelap ini. entah sudah berapa menit aku dibawa aliran sungai, titik cahaya sudah bisa terlihat di ujung terowongan.
Sama seperti dinding yang mengurung sungai yang panjang ini, mulut terowongan sama tidak terawatnya. Lumut hijau tumbuh menebal menyelimuti dinding yang lembab. Bak diguyur cahaya, kita terhempas ke genangan air yang sangat luas. Sewarna susu coklat, air itu naik turun dengan ganasnya.
“dimana ini? Apa yang akan terjadi dengan kita? apakah aku akan kembali terlantar?” tanyaku dengan panik. “pertama ini di laut, kedua dan ketiga itu tergantung kemana air ini akan membawa kita. Aku punya teman yang memiliki pengalaman sama dengan kita. Katanya kita bisa saja terbawa ombak ke lautan lepas atau terdampar di bibir pantai” jawab botol si serba tahu. “lebih baik mana antara terbawa ombak dan terdampar?” “sama saja. Hahaha” tawanya lepas
Lama rasanya kami terombang-ambing di lautan tidak jelas ini, namun akhirnya terdamparlah kita ke pantai yang keadaannya tidak sepi lagi. Disini ramai kawan sejenis yang ikutan terdapar atau memang sengaja dibuang disini. Sayangnya si kresek tidak lagi bersama kami, dia terbawa ombak tinggi, mungkin menuju lautan lepas seperti kata si botol serba tahu.
“yo, sudah jalan-jalan kemana saja kalian. Hahaha” sapa si plastik biru pudar. “enak saja jalan-jalan. Kita diombang-ambingkan ombak yang gak jelas tuh arahnya” jawab si botol serba tahu dan mudah akrab. “hahaha, baru sekali aja udah mengeluh” “iya deh. Ngomong-ngomong sampe kapan kita disini?” “mau jalan-jalan lagi? Baru aja nyampe” “cuman tanya aja, mungkin saja aku bisa balik ke tempatku dulu” “aku gak tau kalian dari mana, tapi kalian akan disini sampai mati” “apa? Sampai mati?” kejutku. “ah, akhirnya kamu mau bicara. Iya, aku aja disini udah hampir 10 tahun” “emangnya kita mati diumur berapa?” “entah, tapi si kakek yang diujung sana bilang kalo dia udah hidup 300 tahunan” 300 tahun? Ternyata lama sekali aku bisa hidup, tapi itu berarti juga aku harus hidup begitu lama hingga aku mati ditelan waktu.
Apakah keinginanku itu terlalu mustahil untuk terwujud? Padahal aku hanya ingin merasakan Kembali rasa hangat dan nyaman dari sebuah genggaman tangan. Rasa yang hanya pernah sekali aku rasakan namun hangatnya tidak akan pernah aku lupakan. oh tuhan plastik, aku akan sabar menunggu bahkan hingga 300 tahun, tapi aku mohon berikanlah perasaan itu Kembali sekali saja, aku mohon.
Cerpen Karangan: Z. Zuha