Cerita ini bukanlah sebuah imajinasi, melainkan sebuah bayangan tak berujung di suatu ruangan. Seperti sebuah mitos yang berkelana setiap kali kamu mendengarnya. Rajutan demi rajutan cerita ini tak akan membuatmu selesai membaca arti sebenarnya dari seorang Legenda. Dia bukanlah pribadi yang tertutup, henya saja dia tak mau membaginya kehidupannya dengan kita. Di dalam dunia dimana magic adalah semuanya, membuat kamu tersihir oleh cara hidup kami. Dunia yang mungkin belum kamu bayangkan di dalam pikiranmu, tentang dongeng-dongeng yang hilang ditelan sejarah. Awalnya aku berpikir tentang masa depan yang menantiku, apakah hal itu menarik untuk dipertanyakan?
Lulu adalah seorang perempuan yang lahir tanpa kekuatan sihir, dan hal itu membuatnya tersingkir oleh derasnya tata budaya yang telah tertulis dalam aturan desa ini. Aku adalah teman masa kecilnya, namaku adalah Mika. Meskipun umur kita sama, namun perlakuan kami berbeda. Tidak seperti orang pada umumnya, Lulu tidak pernah sedih walaupun warga desa ini begitu membencinya. Aku selalu tertegun dengan pendiriannya yang begitu kokoh, meskipun dirinya rapuh dan masih kecil. Aku selalu tau bahwa dia menyimpan semua rasa itu di dalam hatinnya, hingga dia sendiri sudah terbiasa atau mungkin sudah kebal dengan jarum-jarum penuh noda itu.
Suatu hari aku mengajak Lulu jalan-jalan untuk meringankan beban didalam hatinya. Semoga dia suka dengan apa yang akan kami lakukan saat itu, namun hal yang kita berdua lakukan membuat orangtuaku menjadi marah. Mereka melarang aku untuk bermain bersamanya, namun rasa kesepian yang dialami oleh Lulu menjadi sangat dalam. Aku berlari untuk kabur dengan menggenggam tangan Lulu dari pandangan orang-orang menuju ke dalam hutan. Mereka mengejar aku dan Lulu.
Dalam pelarian itu, kini aku dan lulu bisa berteduh di bawah sebuah pohon yang rindang. Sore itu, cahaya gemilau tampak melukis langit-langit di sebelah awan. Aku mengatakan kepada Lulu bahwa kita akan baik-baik saja jika kita terus bersama. Namun sebuah geraman keras membuat takdir tidak menyukai kehadiran kami. Sebuah bayang-bayang monster serigala mengincar kami saat seketika waktu mulai berjalan lambat. Ternyata bukan hanya orang-orang itu, tetapi takdir juga ingin menepis kebersamaan kita.
Kami berlari menuju tepian jurang sementara langkah kaki kami mulai terdiam. Atmosfir senja yang begitu kelam, ketika akhirnya kita terpojok oleh kelakuan kita sendiri. Terhimpit oleh curamnya bebatuan dengan derasnya air dibawah jurang dan seekor monster yang memiliki taring-taring putih disela giginya itu. Ada satu hal yang aku pelajari saat itu, sebuah rasa kehilangan. Ketika lulu mendorongku jatuh dan mengorbankan dirinya diterkam oleh monster abu-abu hingga ia terjatuh ke dasar kegelapan takdir. Aku hanya bisa bersedih, ketika orang-orang itu mulai menghentikan langkahku untuk menyelamatkan dirinya.
Beberapa tahun berlalu semenjak insiden itu terjadi, namun aku masih belum bisa melupakannya. Sebuah gelang persahabatan ini selalu melekat pada tanganku. Entah kenapa, rasanya aku merasa bertanggung jawab atas semua hal yang terjadi dimasa lampau. Meskipun aku adalah seorang perempuan, hal itu tidak bisa menghentikan tekad yang kuat demi menyelamatkan semua orang. Kini aku mulai menjadi murid di akademi sihir D’artchain. Hari-hariku penuh dengan kesibukan oleh rangkaian sihir. Hingga aku lulus dengan peringkat tertinggi dalam penggunaan sihir air.
Sebuah gerbang kerajaan terbuka ketika sebuah perekrutan Ransomware atau lebih nyaman untuk aku sebut dengan seorang penjaga outpost. Seleksi yang diadakan cukup mudah untuk dilewati dan pada akhirnya aku bisa masuk dan menjadi salah satu penjaga outpost. Satu regu Ransomware mempunyai empat orang anggota, dengan satu senior. Sepertimya peraturan aneh memang selalu ada di dalam kerajaan ini.
Sejarah tentang kerajaan Eldernia ini memang terlalu tua, hingga aku sendiri menganggapnya sebagai kisah pengantar tidur. Setiap sudut-sudut kerajaan ini dipenuhi oleh lorong-lorong yang panjang. Tugas-tugas kami berempat tidaklah terlalu sulit, hanya perlu menjaga setiap perbatasan negara dan melaporkannya kepada senior. Namun hal yang ganjil dari pekerjaan ini adalah setiap regu mendapatkan pengawasan yang sangat ketat dari seniornya masing-masing. Regu-regu itu hanya bisa menjalankan sebuah misi jika mendapatkan ijin atau perintah dari seniornya, sedangkan tugas untuk berpatroli tidak pernah dilakukan.
Keganjilan itu terasa kuat ketika desas-desus tentang pembajakan yang dilakujan oleh bandit mulai menyebar luas. Hingga suatu hari aku meminta ijin kepada senior untuk pergi memeriksa keadaan, namun hal itu dilarang keras oleh senior kami. Hari-hari berlalu semenjak bulan purnama muncul. Ditengah malam yang penuh dengan kabut pengurai pandangan, tampak sesosok bayang hitam antara dinginnya malam. Ternyata dia adalah seorang pedagang yang berjalan tersapu angin.
Pedagang itu meminta tolong kepada regu Ransomware kami untuk menyelamatkan keretanya yang sedang disergap oleh para bandit. Kami meminta ijin kepada senior yang pada akhirnya mendapatkan sebuah penolakan dengan sejumlah alasan untuk menahan kami tetap diam. Aku sudah tidak peduli lagi dengan aturan konyol ini, aku memutuskan untuk memimpin regu kacil ini untuk segera menuju kawanan para bandit itu.
Sergapan kami membuat para bandit itu trekejut, dan mereka menggunakan senjata dan magic untuk menghambat kami dalam pengepungan itu. Jumlah mereka hampir menyentuh angka dua belas dengan seorang ketua beserta komplotannya. Aku menciptakan air melalui rapalan sihir dan mengubahnya menjadi kristal yang tajam untuk menumbangkan para bandit itu. Satu demi satu kami berhasil mengalahkan mereka, dan dengan jatuhnya semua bandit itu akhirnya akmi berhasil menangkap ketuanya.
Beberapa tumpukan kotak berisi harta yang menggiurkan itu masih belum menghilang dari gerbong kereta yang ditarik oleh sepasang kuda. Ditengah ketenangan itu ketua bandit mengatakan bahwa dirinya kecewa pada senior cadburry yang tidak bisa menjaga bawahannya, dan membela bahwa dirinya dipekerjakan oleh kerajaan eldernia. Hal itu membuatku berada diantara kebingungan yang terbang seperti badai di laut. Terombang ambing oleh pikiran semu untuk mencari sebuah kebenaran yang ada.
Beberapa bulan kemudian setelah insiden tentang rumor para bandit itu mereda, kini kami mendapatkan tugas khusus yang diberikan oleh raja itu sendiri. Didalam sebuah bingkai kecil berisi surat dengan noda tinta didalamnya, aku membaca isi tulisan itu bersama dengan anggota regu tim lainnya. Terdapat sebuah monster disebelah utara yang hanya bisa dikalahkan oleh kami, karena keberhasilan kami dalam mengalahkan para bandit itu. Sejenak, aku hanya merasakan bahwa apa yang akan terjadi adalah sebuah kebohongan yang samar.
Keesokan harinya, tim kami mulai mempersiapkan segala hal untuk kemudian mulai melakukan perjalanan menuju utara kerajaan eldernia. Dua ekor kuda dipacu untuk berlari di setapak jalan yang berliku. Melalui perbatasan kota eldernia, tampak sebuah gunung yang berwarna putih diselimuti salju. Awan yang menutupi langit menurunkan serpihan salju yang kian lama mulai menjadi badai. Sayangnya kereta yang kami gunakan tidak mampu untuk melanjutkan perjalanan dan harus berhenti. Keraguan mulai muncul seperti hujan salju yang menutupi pandangan kami.
Kedatangan kami mulai mempengaruhi alam untuk memperburuk keadaan. Ketika sebuah tebing yang berada di ujung jalan mulai membeku layaknya sebuah bongkahan es itu, kami melihat seekor naga wyvernlight yang sedang tertidur panjang ditengah badai salju ini dan membentuk kawah tanpa kehidupan melainkan daratan berwarna seputih salju. Disaat pemantauan yang kami lakukan di seberang tebing es itu, salah satu regu anggota kami meledakan batas-batas kepercayaan yang telah ditimbun selama ini dan membuat tebing itu longsor.
Aku baru menyadari adanya sebuah pengkhianat diantara kami, dan sepertinya serigala yang bersembunyi dibalik bulu domba telah keluar. Namun tampaknya rasa kecewa itu tidak bertahan lama, karena sang naga wyverinlight mulai membuka matanya dan menganggap kami bertiga sebagai penyusup. Hingga akhirnya memaksa kami untuk bertarung secara tidak menguntungkan. Sepertinya jalan cerita yang aku lalui begitu penuh cobaan.
Naga Wyverinlight itu mulai mengembangkan sayapnya dan mengibaskan angin dengan sangat kuat, hingga kami terpental sangat jauh. Kami berkumpul lagi untuk posisi bertahan, namun keadaan badai dan dinginnya cuaca ini mulai menurunkan fokus kami. Naga Wyvernlight mulai membuka mulutnya dan bersiap untuk menghembuskankan Nafas Beku kearah kami. Dengan segera aku membuat Shield berbentuk gelembung untuk menahan serangannya. Namun sebelum Shield itu melindungi kedua anggota timku, naga itu sudah menghembuskan Nafas Beku miliknya dan membuat aku terjatuh lemas.
Dalam kedaan yang membuatku merasa bahwa di dunia ini mungkin aku lupa mengatakan bahwa aku tidak mau menyerah, Aku menyadari sesuatu tentang keadaan tertentu yang ternyata bisa menghentikan segala hal. Naga itu mulai bersiap untuk menghembuskan kembali serangannya, ketika aku sudah tidak mampu lagi untuk berdiri untuk melarikan diri kedalam cakrawala kehidupan. Dalam keheningan itu aku mulai menutup mata, dan melihat kegelapan diantara dinginnya akhir cerita yang menidurkanku. Saat aku tertidur, aku bermimpi untuk kembali melihat masa lalu yang membuatku merasa rapuh.
—
Di tanah yang tandus itu aku tenggelam, kedalam renungan arti persahabatan. Arus deras ini membawaku kedalam medan waktu, untuk selalu ragu dengan sebuah arus. Hingga aku terjatuh kedalam genangan rindu, aku menyadari bahwa aku belum sepenuhnya tenggelam meskipun terjatuh cukup dalam oleh air terjun. Aku melihat sebuah kristal berwarna biru terang yang tenggelam didalam kepingan rindu. Ketika aku menyentuhnya aku mulai melihat cahaya yang terang hingga aku tak sadarkan diri. Ketika aku bangun aku mulai melihat sebuah ruangan yang terbuat dari kayu dan seorang perempuan disampingku.
Ingatan ini membuatku menyakan tentang keadaan Mika, ketika perempuan tadi menjelaskan bahwa ia menemukanku di seberang sungai. Kemudian aku menyadari sesuatu bahwa aku berhasil selamat dari tebing yang curam itu bersama dengan menghilangnya monster serigala itu. Aku mengatakan semua hal yang terjadi kepada perempuan itu hingga ia memahami semua yang aku ceritakan. Semua kejadian ini membuatku serba salah dimana aku sendiripun tidak bisa menemui Mika, karena arus yang deras itu membawaku sangat jauh dari kampung halamanku.
Perempuan itu mengatakan bahwa aku masih sangat kecil, dan ia menawariku untuk menetap sementara waktu bersamanya agar keadaanku membaik. Aku menyadari bahwa perempuan tadi sudah memiliki keluarga, dan memiliki seorang anak laki-laki yang masih muda. Keluarga itu menjalankan sebuah kedai tavern yang melayani setiap orang dari berbagai kalangan. Hari demi hari aku lewati sambil membantu keluarga itu dan pada akhirnya aku diangkat menjadi salah satu anak dari keluarga kecil tersebut.
Kehidupan yang berada pinggiran kota ini begitu menyenangkan, hingga aku mencari sebuah kayu bakar di hutan dan secara tidak sengaja melihat seekor monster babi hutan. Entah kenapa rasa yang seharusnya membuatku takut tidak muncul, dan akhirnya aku mencoba mengusir monster itu dengan melempar sebuah batu. Batu yang aku lempar tadinya mengenai seekor monster babi hutan itu ternyata terus melayang hingga menumbangkan beberapa pohon di belakangnya. Rasa penasaran ini membuatku melmpar batu yang berbeda sekali lagi, namun hasilnya tetap sama. Beberapa pohon tumbang begitu saja terkena oleh lemparan batu tersebut.
Aku mencoba untuk tidak mempercayai diriku sendiri, namun rasanya ada sesuatu yang tidak mungkin terjadi pada diriku. Akhirnya aku mencoba meninju sebatang pohon yang berdiri kokoh tersebut dan tumbang dengan sendirinya. Aku sadar bahwa diriku tidak memiliki kekuatan, namun apa yang terjadi hari ini telah membangunkanku untuk tetap menyembunyikannya dari orang lain.
Waktu berlalu begitu saja dengan diriku yang terus berlatih diantara kesempatan dalam mencari kayu bakar di hutan. Hingga aku menguasai sedikit demi sedikit kekuatan yang aku punya meskipun tidak ada sihir yang aku miliki sama sekali.
Beberapa bulan kemudian ketika aku mencari kayu bakar seperti biasanya, namun dari kejauhan terlihat sekelompok orang dengan menggunakan baju zirah lengkap sedang melakukan sebuah ritual. Ada beberapa cahaya di sekeliling orang-orang tersebut, yang kemudian memunculkan sebuah portal berwarna hitam. Orang-orang itu kemudian memasukan beberapa peti yang memiliki bentuk kotak yang membuat portal itu berubah warna lagi menjadi ungu. Tak lama kemudian muncul sebuah monster serigala yang terlihat sama persis dengan kejadian yang menimpa aku dan Mika. Dua belas ekor monster itu bersama dengan orang yang mengenakan baju zirah lengkap tadi berjalan menuju desa kami. Dalam rasa penasaran itu, akhirnya aku menyadari bahwa ada rahasia dibalik kerajaan Eldernia.
Mengingatkanku tentang kilas balik dimasa lampau yang memisahkan getaran rindu. Sepertinya ada seseorang dibalik kerajaan itu yang melakukan sebuah percobaan untuk mengendalikan para monster buas itu untuk keuntungan mereka sendiri. Dibalik drama dan sandiwara yang telah disiapkan oleh kerajaan, aku segera bergegas kambali ke rumah yang aku bisa anggap sebagai keluarga meskipun aku sendiri adalah anak angkat mereka. Kehangatan dalam setiap senyum dan warga desa yang selalu ramah membuatku takut untuk kehilangan mereka yang aku sayangi.
Tertimpa dengan pemandangan yang menyayat hati itu, aku merasakan gejolak api di dalam hatiku. Aku melihat ayahku yang sedang berurusan dengan serigala di depan kedai kami. Dengan segera aku berlari dan menghantam monster itu sekuat tenaga dan mengakibatkan getaran yang membuat monster itu mati seketika. Mengetahui kekuatan yang aku miliki, ayahku segera mengumpulkan warga lainnya dan adik laki-laki yang aku miliki ikut bergabung dengannya.
Cerpen Karangan: Imam Nurhaqi Blog / Facebook: Imam Nurhaqi Ini adalah skenario dasar untuk pembuatan naskah dalam pembuatan story line sebuah game. Terimakasih