Pertarungan yang aku lalui bersama monster itu terasa sangat menegangkan, dimana monster itu mulai berkumpul menjadi empat dan menyerang aku secara bersamaan. Aku berhasil mengalahkan dua monster yang berada dikanan dan didepanku, namun dua monster yang berada dibelakang mulai menerkam dan melemparkanku. Seketika aku jatuh kedepan, kedua monster itu berlari mendekat dan aku membalasnya menggunakan pukulan keras dari bawah yang membunuh monster itu. Disisi lain aku melihat adikku bertarung dengan monster yang berada didepan dan belakangnya. Aku segera berlari dan menarik dia dari terkaman serigala itu.
Aku menyadari sesuatu ketika tangan ini menyentuhnya, sebuah warna biru terang menyala dan mengingatkanku tentang sebuah benda yang pernah aku lihat di dalam arus deras. Rasanya aku melupakan sesuatu tentang kejadian yang berada didepan mataku sendiri. Saat itu aku pun terjatuh, dan disergap oleh kedua monster itu. Mengetahui bahwa aku dalam situasi yang sulit, Adikku berlari menggapai sebuah pedang tua di tengah kota itu.
Sebuah sejarah tentang bagaiman terbentuknya desa ini. Konon katanya ada seorang pahlawan yang menyelamatkan desa ini dari para ketidak adilan menggunakan pedangnya dan memberikan sebuah kadamaian. Ketika dia akan pergi, pahlwan itu menancapkan sebilah pedang di tengah desa ini dan meninggalkan sebuah kata-kata. Mereka yang mampu mengambil pedang ini akan menjadi seorang pahlawan berikutnya, dan menyelamatkan mereka dari ancaman. Di sela sebuah dongeng itu, aku melihat adikku menarik pedang tua dan menghasilkan cahaya kebiruan di sekitarnya. Beberapa warga yang melihat kejadian itu menjadi bersorak dan mulai menyerang balik monster dan pasukan kerajaan yang memakai zirah lengkap itu.
Kali ini aku diselamatkan oleh adikku, dan kini kami berdua bersama dengan warga lainnya mulai menyerang dan menghabisi para monster itu. Ketika semua monster berhasil kami kalahkan, kami menngkap seorang prajurit kerajaan dan seorang enchanter yang melakukan ritual tersebut. Ditengah penangkapan itu ternyata seorang prajurit kerajaan berhasil lolos dan melarikan diri diselimuti dengan ketakutan. Tiba-tba enchanter itu mengatakan kepadaku bahwa ia mengetahui tentang rumor Kristal berwarna biru bernama Kristal End yang ia lihat saat cahaya terang keluar ketika aku mencoba menyelamatkan adikku dari terkaman monster.
Ingatanku kembali muncul saat aku tenggelam ke dalam air yang deras itu dan melihat sebuah kristal yang secara tidak sengaja tersentuh olehku. Warga kami akhirnya memenjarakan enchanter dan mengakhiri perang itu. Hal yang mungkin aku takuti mungkin sudah terjadi. Semua orang menganggap kami berdua sebagai pahlawan mereka namun dibalik sebuah kebahagiaan ada perasaan duka yang dalam. Ternyata seorang perempuan yang sangat dekat untuk aku panggil Ibu telah tiada, demi menyelamatkan keluarga ini.
Kami mulai membangun ulang setiap kenangan diantara galimang air mata, begitu juga dengan penduduk lainnya yang memliki sebuah akhir dan kisah daramatik. Hari itu aku berjanji untuk membalaskan perbuatan yang terjadi kepada kerjaan eldernia. Bangunan yang rusak mulai kami perbaiki seiring dengan berjalannya waktu hingga aku cukup dewasa dan mampu menjadi pemilik dari kedai itu. Sekarang pun kami juga harus berpisah dengan seorang ayah yang mau menjaga kami untuk menjadi dewasa. Karena penyakit yang diderita setelah sebuah wabah datang melahap separuh dari penduduk desa ini.
Dalam rasa kesedihan itu, aku merasakan sebuah lantunan melodi yang berada di dalam kepalaku. Mungkin jalan yang aku lewati akan sangat susah dan dalam. Akhirnya aku mengganti nama yang aku miliki menjadi Raven, dan sedikit mirip dengan nama adikku yaitu Ryan. Aku memutuskan untuk mempekerjakan seorang Maid bernama Maggie yang sudah yatim piatu. Keadaan wabah yang memperburuk keadaan itu membuat kebanyakan warga desa ini mengalami gagal panen yang membuat kedai ini nyaris tutup karena hampir tidak ada menu yang tersedia.
Aku memiliki sebuah ide tentang bagaimana cara untuk memulihkan Kedai Tavern warisan orangtua kami, dengan menyajikan sebuah menu yang terbuat dari daging monster. Awalnya hal itu ditentang oleh ryan, namun karena hasil masakan yang ada sangat lezat dan mampu bersaing dengan makanan pokok lain akhirnya kita berdua sepakat. Awalnya ada beberapa orang yang tidak suka, namun lama kelamaan banyak orang yang berdatangan karena menu itu sangat unik.
Kedai kami menjadi sangat sukses besar dan dibanjiri oleh para pembeli, saat itu aku membuat sekelompok orang untuk berburu monster yang memiliki empat amggota dan dipekerjakan oleh kedai kami. Nama kedai Tavern mulai terkenal hingga ada seorang bangsawan yang meminta daging kuda bertanduk, saat itu pekerjaan yang kami lakukan sangat sukses dan membuat kedai ini semakin tekenal lagi. Disanalah aku mulai membuat kedai baru di pusat kota dan secara bersamaan membuat sebuah kelompok yang dinamakan Guild untuk memburu monster.
Pekerjaan guild ini cukup sukses ketika aku membuat sebuah tema untuk memnyelesaikan permiantaan dari semua orang. Keuntungan yang kami berdua peroleh menjadi sangat besar dan membuatku merenovasi desa yang sudah hancur dahulunya menjadi sebuah pusat kota baru. Sebuah kota kecil yang memiliki anggota guild dan kini memiliki nama The Central Urania. Karena banyak anggota guild yang menetap di kota kecil ini, para penduduknya diberi julukan The Hunter. Dan beberapa tahun setelahnya, kedai The Tavern mulai terkenal hingga seluruh pelosok kerajaan Eldernia.
Ketika aku sedang duduk di sebuah kedai milik kami, aku mendengar bahwa ada seekor naga bijaksana yang mengetahui banyak hal. Dia tinggal di sebelah utara kerajaan Eldernia dan memiliki warna biru sedalam lautan. Disaat itu aku memiliki sebuah rencana untuk pergi menemui naga tersebut untuk bertanya tentang Kristal End yang dulu pernah disinggung oleh enchanter. Sebelum melakukan persiapan aku mengajak Maggie dan mempekerjakan dua orang pelayan lainnya yaitu Alonso dan Iris. Setelah persiapan itu selesai, aku mendengar sebuah rumor tentang para prajurit kerajaan dari pihak ransomware juga ingin pergi kesana. Mendengar kabar itu, aku sesegera mungkin memulai perjalanan kami.
Sebuah kuda dengan beberapa perbekalan tampak menghiasi jarak pandangku untuk tetap melangkah. Kini aku mulai menaiki kuda tersebut dengan rayuan tangan, aku membantu Maggie menaiki kuda tersebut. Kami berjalan meninggalkan pusat kota Urania menuju sebelah utara untuk menemui seekor naga bijaksana. Ketika jalanan yang kita lalui tiba–tiba terhalang oleh badai salju yang lebat, dan membuat kami berjalan demi maninggalkan perbatasan eldernia. Sesampainya disana kami berdua memutuskan untuk memantau keadaan untuk mengetahui tentang keberadaan naga tersebut.
Dibalik kabut penuh dengan kepingan memori, terlihat beberapa orang dengan lambang kerajaan terjatuh ke dalam kawah yang dihuni oleh naga tersebut. Namun ada seseorang diantara mereka yang melarikan diri. Sayangnya mereka bertiga membangunkan naga tersebut terlebih dahulu, aku yang kecewa dengan hal itu segera berlari bersama maggie mendekati mereka untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang mereka ajukan. Namun tanpa aba-aba naga itu mengibaskan kedua sayapnya dan membuat maggie terpental. Dengan refleks yang cepat aku segera melindungi maggie dan sebuah cahaya bewarna biru terang kembali menyala didalam dekapanku. Kejadian itu membuat kami berdua terjatuh dan aku bersyukur bahwa maggie baik-baik saja.
Tampaknya naga tersebut kembali menyerang mereka bertiga dengan menghembuskan sebuah nafas berwarna biru. Dalam sekali serang mereka semua terjatuh tak berdaya, aku yang mengetahui hal itu langsung berlari kearah mereka untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. Disaat aku mendekati mereka bertiga, naga itu kembali bersiap-siap untuk menyerang mereka kembali. Sebelum naga itu kembali menyerang prajurit itu, aku berhasil berdiri diantara mereka dan menahan serangan naga itu.
Aku menghantam kepala naga itu menggunakan sebuah tongkat dan memukul mundur naga itu beberapa langkah. Aku menoleh kearah prajurit tersebut, dan rasanya aku ingin menghentikan waktu. Sebuah tatapan penuh gejolak rasa, karena dia adalah temanku yang terpisah oleh jarak dan waktu. Mungkinkah takdir ingin kembali menguji kami?. Sebuah pertanyaan mulai memenuhi pikiranku saat ini, namun keadan ditengah bimbang mengharuskan diriku untuk menarik kembali pertanyaan-pertanyaan tersebut. Hingga aku kembali bertarung dengan naga biru itu, dan berhasil membuatnya terjatuh terkulai lemas.
Setelah pertarungan itu berakhir, aku memerintahkan maggie untuk menolong Mika yang terbaring di dataran berwarna putih ini. Aku mulai mendekati naga tersebut, namun naga tersebut ternyata memang bisa berbicara. Naga itu mengatakan bahwa dirinya terusik oleh kehadiran prajurit eldernia dan dirinya memiliki dendam dengan kerajaan tersebut namun dia tak mampu melawan kerajaan itu dikarenakan ada seorang enchanter yang licik. Dia memberikanku sebuah pertanyaan, kenapa dirinya mampu dikalahkan oleh seseorang tanpa kekuatan sihir. Aku juga ingin bertanya demikian sebelum aku mengatakan sesuatu tentang kristal end.
Naga itu kemudian menceritakan tentang masa lalunya yang lebh dari lima ratus tahun yang lalu dia adalah seorang manusia, namun dirinya begitu dekat dengan seekor naga. Persahabatan antara dia dengan naga tersebut mulai meresahkan para warga dan mulai mengancam mereka berdua untuk pergi secara tercela. Namun pemuda itu tak mempedulikan warga kampung dan tetap bermain dengan naga itu. Pada akhirnya datanglah seorang enchanter yang menangkap dirinya bersama naga tersebut. Kemudian mereka dibawa menuju kerajaan eldernia untuk dieksekusi karena dianggap sebagai pemberontak.
Enchatnter tersebut sangat licik. Dengan mengumpulkan seluruh Grand Master penyihir terbaik untuk menyegel naga yang dia punya. Namun ternyata dia mengumpulkan seluruh kekuatan penyihir dan memasukannya ke dalam sebuah kristal yang dinamai dengan kristal end, untuk memperkuat dirinya. Disaat dia berjalan menuju ke lapangan sambil membawa kristal end tersebut. Naga yang tadinya diam mulai bercahaya dan memberikan kekuatan intinya kepada pemuda tersebut dan membuat pemuda itu menjadi sangat kuat. Pengorbanan naga tersebut membuat sang pemuda merasakan sedih, dan akhirnya menambil paksa kristal end yang dipegang oleh enchanter. Sebuah ledakan cahaya terjadi.
Sang pemuda itu terbang dan meninggalkan kerajaan eldernia, namun kristal end itu menjadi sangat panas yang membuatnya menjatuhkan kristal tersebut di sebuah danau. Pemuda itu menyadari bahwa dirinya telah dikutuk oleh enchanter sesaat ketika merebut kristal end dan membuatnya menjadi naga wyvern secara perlahan-lahan. Dengan kekuatan kristal end dia kemudian tersegel menjadi naga wyvernlight sepenuhnya. Satu-satunya cara untuk mematahkan kutukan tersebut adalah dengan menghancurkan permata berwarna ungu di kepalanya.
Setelah mendengarkan semua cerita itu, aku mengatakan untuk melakukan semua yang aku mampu untuk mematahkan kutukan tersebut. Dengan tangan kananku, aku meraih kristal itu dan meletakannya kemudian mencoba untuk menghancurkannya. Sebuah cahaya berwarna biru terang kembali bercahaya, kamudian permata itu hancur. Disaat yang bersamaan kabut memenuhi pandangan kami dan menghembuskan angin. Dibalik kabut itu muncul seseorang dengan memakai jubah naga wyvernlight berjalan perlahan kearah kami.
Orang separuh baya tersebut mengatakan kapadaku tentang rahasia kristal end. Kristal end adalah sebuah benda kosong pada awalnya, dan kemudian berubah menjadi alat yang akan menyerap semua kekuatan selama itu memiliki sihir. Namun kristal itu akan menjadi bagian dari seseorang yang tidak memiliki kekuatan sihir sama sekali untuk memberinya kekuatan khusus, yang diberi nama True Form. Fakta mengenai penyegelan tersebut berhasil dilakukan adalah karena dahulunya, pemuda tersebut tidak memiliki kekuatan namun ketika dia akan dimasuki oleh kristal end naga memberinya kekuatan khusus, yaitu Inti Naga. Ketika kristal end berhasil menyatu dengan seseorang, orang yang memiliki kristal end mampu memperkuat dan membuka pembatas dari kekuatan sihir orang lain. Karena Kristal End sudah tinggal diatas kerajaan eldernia selama lima ratus tahun, dia menyerap begitu banyak kekuatan sihir dan membuat keberadaan orang yang memiliki sihir tingkat tinggi dan sihir tingkat rendah.
Setelah mengetahui jawaban itu aku kembali menyadari bahwa Ryan memiliki kekuatan Inti Tanah dan sekarang aku melihat bahwa Maggie berhasil meningkatkan kekuatan pemeyembuhnya. Aku dan orang tua itu bergegas menemui Maggie, kemudian memeriksa kedua orang perajurit. Sayangnya mereka tidak berhasil untuk kami berdua selamatkan, namun aku bersyukur karena Maggie dengan sigap menyembuhkan Mika yang saat itu tertidur. Kami bertiga membawa mika untuk segera kembali ke Tavern.
—
Derap langkah terdengar semu-semu dibalik gelapnya lautan. Aku seperti tenggelam dalam nuansa keheningan. Perlahan aku mulai membuka mataku, dengan sebuah aroma yang membuat hari-hariku lebih tenang. Beberapa dinding kayu terlihat berwarna coklat seperti hutan rimba ditengah ribuan mimpi. Aku mencoba untuk mengurai setiap kejadian yang ada, namun hanya sedikit cuplikan memori yang bisa aku ingat kembali. Seorang perempuan sedang berdiri dengan rambutnya yang hitam lurus di balik cahaya mentari.
Tatapan yang aku sendiri masih ragu untuk mempercayainya, namun seuntai harapan masih tersimpan. Aku mencoba meraih tangannya dan seketika itu jari-jemarinya memegang alur kesedihan. Sebuah senyum terlambai dari raut mukanya, yang mengalir tetesan bingkai kebahagiaan. Dia memanggil nama yang tersimpan dalam kosongnya sebuah kehilangan. Aku baru sadar, ternyata selama ini dia masih tenggelam dalam kenangan.
Cerpen Karangan: Imam Nurhaqi Blog / Facebook: Imam Nurhaqi Ini adalah skenario dasar untuk pembuatan naskah dalam pembuatan story line sebuah game. Terimakasih