Aku bangun dan memeluk erat sebuah bayangan. Dari jalan tertutup, kini aku mulai melangkah lagi. Mungkin sebuah keajaiban menuntun kami untuk kembali dalam harmoni. Tetesan embun mulai turun perlahan dari naungan senja. Dalam resapan waktu, kami mulai mengulang sebuah cerita. Tentang dua skenario dalam drama ketulusan, yang menjalani dunia berbeda.
Dia adalah Lulu, terbesit dalam suasana haru itu aku mulai terbimbing oleh takdir. Ternyata masih ada kesempatan untuk menuai kembali persahabatan yang dulu pernah hilang. Dida menyelamatkanku untuk kedua kalinya dalam sebuah tragedi. Sore itu pertemuan kami setelah beberapa tahun menjadi reuni yang tak bisa kubayangkan.
Dia mengatakan bahwa sekarang namanya sudah berubah menjadi The Raven, namun bagiku dia adalah Lulu yang sama. Aku mengetahui bahwa dia adalah seorang pemilik kedai bernama Tavern. Seorang pelayan memberikan kami beberapa makanan dan malam itu aku beristirahat dalam rumah Raven. Kini beberapa hal mulai aku pertanyakan, namun malam menghiasi mimpiku dengan sederhana. Ketika pagi menaiki langit di angkasa, aku terbangun dengan seorang pelayan yang mengantarkan beberapa makanan ringan dan secangkir teh hangat.
Aku berjalan keluar menuju ruang koridor, dimana ada beberapa pintu disana. Pandanganku teralihkan dengan mendengarkan suara keributan dari balik pintu. Sebongkah keberanian mulai mendekati dan perlahan aku memasuki ruangan tersebut. Dibalik ruangan yang sempit itu, sebuah kantor berukuran lima meter dibangun beralaskan keyakinan dan ketekunan. Sandiwara yang berderu seketika berhenti, diikuti oleh lamunan panjang yang melihat seorang berpakaian piyama. Aku terkejut bahwa selama ini ada bayang-bayang dibalik raut mereka.
Raven memberitauku sebuah kejadian yang mungkin aku lupakan. Setelah dia membawaku pulang dari gurun salju, beberapa prajurit kerajaan mengedarkan sebuah informasi palsu tentang kematian para Ransomware di sebelah utara kerajaan karena menjadi pengkhianat. Hal itu dipicu karena keserakahan mereka dan sebuah organisasi bernama Guild. Setelah mendengar kabar itu, aku mulai menyadari bahwa selama ini kerajaan Eldernia telah menjebak kita semua.
Disepanjang cerita itu Raven memberitauku tentang undangan kerajaan Eldeernia kedalam panggung sandiwaranya. Untuk hal itu, Raven meminta aku bersama beberapa orang ikut kedalam bagian dari rencananya. Ketujuh orang termasuk diriku kemudian merencakan serangkaian kegaiatan untuk menghentikan raja yang memegang kekuasaan atas Eldernia. Namun aku menentang keras hal tersebut, menurut pandanganku kita masih bisa berjalan tanpa harus melakukan kekerasan. Perdebatan itu cukup panas untuk aku hentikan hingga Raven menyerah dan menggagalkan rencananya. Beberapa utusan kerajaan memecahkan kekacauan ditengah pertemuan kami.
Utusan kerajaan itu memberitau bahwa kami diundang menuju istana kerajaan untuk membahas perihal penting mengenai oganisasi Guild. Bersama Raven dan Maggie yang menjadi pelayan pribadinya, kemudian aku bertamu adik tiri Raven. Seorang laki-laki dengan bekas cakaran di wajahnya, dan membawa sebuah pedang besar di punggungnya. Kami segera menemui raja Eldernia dengan sebuah kereta yang ditenagai oleh empat pasang kuda.
Sesampainya disana keberadaan kami terlihat dipandang remeh, dan aku melihat salah seorang seniorku tampak berdiri di pojok aula. Sebuah bangunan megah yang terbuat dari rampasan keringat rakyatnya. Kini aku melihatnya secara langsung tentang kelicikan yang direncanakan oleh sang raja. Dengan berwajahkan beringas, sang raja mencoba untuk menundukan kami. Namun tak ada seorang pun dari kami yang mematuhi kehendak orang-orang berhati hitam.
Ketika mereka melihatku, mereka membuat sebuah pernyataan untuk merampas hak milik Raven yaitu kedai dan Guildnya dengan kedok pengkhianatan. Raven yang tak terima hal itu mulai memberikan sebuah pesan kepada sang raja bahwa dirinya beserta seluruh orang dalam guild tak akan tunduk kepada kerajaan eldernia. Mendengar hal itu sang raja memrintahkan seluruh pasukan yang berada dalam ruangan itu untuk segera menghabisi kami berempat. Ketikdak adilan itu terasa sangat familiar. Dalam hati aku menatap bingkai kejahatan di raut wajah sang raja dan kami segera melawan semua orang itu, termasuk panglima perang kerajaan.
Didalam kekhawatiran itu aku melihat kekuatan dari Raven yang hampir membuatku tak percaya dengan keberadaan sihir. Pertarungan sengit itu berakhir dengan kemenangan telak yang kami dapatkan. Raven kembali mengaskan pesannya disertai perasaan tajam yang mendekap kesombongan sang raja. Dalam diam itu kami kembali menuju pusat kota Urania dan melewati semua kedengkian di sepanjang jalan lurus ini. Seketika hari mulai menjelang sore dan beberapa asap terlihat dari kejauhan.
Ternyata terjadi sebuah penyerangan di atas kota Urania. Sesampainya di aula besar kota itu, seseorang bernama zero menjelaskan semua situasi yang rumit ini kepada kita. Ketika kami meninggalkan pusat kota Urania, beberapa prajurit kerajaan datang dan langsung berperang dengan mereka tanpa aba-aba. Dalam peperangan tersebut mereka berhasil menghancurkan sebagian dari kota ini dan berhasil mengeluarkan seorang enchanter yang telah dipenjara selama bertahun-tahun. Namun hal itu masih bisa ditahan oleh para hunter dan memukul mundur para prajurit eldernia kembali ke dalam kerajaan.
Salah seorang prajurit yang berhasil mereka tangkap mengatakan sebuah rencana licik kerajaan. Sang Raja mengetahui bahwa ternyata Mika masih hidup dan Naga di sebelah utara berhasil dikalahkan oleh Raven. Hal itu membuat sang raja melakukan sebuah konspirasi tentang pengkhianatan yang dilakukan oleh Raven, dengan membuatnya sebagai tersangka dalam pembunuhan di utara dan menghasut Mika dalam aksi pengkhianatannya. Rencananya adalah dengan mengundang kami ke istana kerajaan dan membunuh kami semua dengan kedok penyerangan di istana untuk kemudian membuat raja menghancurkan pusat kota Urania, namun semua itu gagal dilakukan.
Mendengar segala penjelasan itu Raven segera meningkatkan keamanan pusat kota Urania dalam keadaan siap untuk bertempur. Malam hari itu aku merasa bahwa ini akan menjadi pertempuran yang hebat. Aku ingin membantu Raven dalam konflik ini, namun Raven tidak menginginkan pertemuan dengan sahabatnya menjadi kekacauan. Aku masih tetap bersikeras untuk membantunya karena dengan meyakinkan bahwa aku juga menjadi rencana dalam kekacaauan yang terjadi.
Raven hanya tersenyum mendengar hal itu, dia kemudian mengijinkan aku bertarung tetapi untuk selalu bersamanya. Aku membalas senyuman itu dan memberinya sebuah janjiku untuk membalas budinya karena telah menyelamatkanku dari benang merah. Bersama-sama malam itu aku dan Raven bersiaga dengan apa yang terjadi. Tiba-tiba sebuah cahaya berwarna ungu menjulang tinggi dari langit istana kerajaan eldernia dan mendadak hujan mulai turun.
Terjadi hal aneh pusat kota kerajaan eldernia. Tampak dari kejauhan sebuah kobaran api perlahan merambat melalui rumah-rumah penduduk. Untungnya jarak kedua kota antara eldernia dan urania sekitar sepuluh kilometer dan hujan mulai memadamkan api itu. Suara gemuruh terdengar dari balik kegelapan disertai hentakan suara kuda. Para hunter mulai bersiap dengan kereta tempur mereka, dan sosok zero yang memakai sebuah pedang yang mampu menjadi panjang layaknya sebuaah cambuk.
Beberapa jam kemudian setelah kami semua menunggu ancaman, ternyata tak ada tanda-tanda dari pasukaan kerajaan. Hanya gumpalan awan hitam dan beberapa asapa yang tebal dari kota eldernia. Didalam renungan pandangan yang tak biasa itu, kami melihat seorang berpakaian bangsawan menunggangi kuda dan melaju mendekati kami berada. Sesampainya di kota urania, bangsawan itu tampak berlumuran darah dan meminta pertolongan dari kami untuk menghabisi para monster. Kami terkejut dengan perawakannya dan kata-katanya yang tidak masuk akal.
Kemudian dia menjelaskan situasinya dengan terbaring dalam ruangan dengan lilin sebagai sumber cahayanya. Setelah beberapa prajurit yang menyerang kami kembali dari pusat kota urania, mereka membawa seorang enchanter yang kemudian disambut kedatangannya oleh sang raja. Sang raja menjelaskan situasinya kepada enchanter tersebut, kemudian enchanter itu mengusulkan sebuah ide. Gagasan yang membuat semua kekacauan di kerajaan eldernia itu sendiri. Dia memanggil sebuah portal yang dia percaya sebagai pasukan batu untuk membantu memusnahkan para Hunter dan Kota Urania. Namun setelah ritual itu selesai dilakukan, muncul berbagai monster dari portal yang berdiri seperti setengah lingkaran itu.
Para monster mulai membantai para anggota kerajaan dan menghabisi sang raja. Keadaan menjadi lebih buruk ketika monster itu terus bermunculan dan mulai menyerang penduduk kota Eldernia. Bangaswan yang mengetahui hal itu segera melarikan diri untuk meminta pertolongan kepada organisasi Guuild. Namun ditengah perjalanannya dia dan pengawalnya dikejar oleh sekelompok monster sehingga dia terluka. Mendengar cerita itu aku dan raven agak ragu untuk mempercayainya. Karena itulah bangsawan memberikan gulungan keluarganya untuk diberikan kepada Raven sebagai jaminan bahwa ia tak berbohong.
Raven akhirnya meminta sebagian orang untuk menuju kerajaan Eldernia dan sebagian lagi menjaga pusat kota Urania. Ketika dalam perjalanan itu kami menghadapi berbagai monster yang belum pernah ditemui sebelumnya. Sepertinya dongeng yang dikatakan oleh bangsawan tadi adalah sebuah kebenaran. Kami bergegas menuju kerajaan eldernia. Sebuah pemandangan tentang kehancuran kerajaan itu sendiri sangat nyata, bahkan puing-puing bangunan itu mulai runtuh dengan sendirinya. Dibalik semua kenyataan itu, tembok istana mulai roboh dan memperlihatkan kita dengan ribuan monster. Sungguh hal yang tak masuk akal.
Kemudian kami menyerang para monster itu. Maggie yang tadinya hanya diam memperhatikan kejadian ini, kemudian memejamkan matanya dan mulai bernyanyi. Nyanyian yang sangat merdu, meskipun situasi saat ini lebih mencekam seperti menghadapi kematian itu sendiri. Tanpa aku sadari, sebuah cahaya hijau melindungi kami. Ternyata nyanyian Maggie adalah sebuah sihir regenerasi tinggkat tinggi dan memberikan kami semua keberanian didalam alunan lagunya.
Kami mulai menyerang ribuan monster yang tetap keluar dari portal. Aku melihat raven memegang tanganku dan memancarkan cahaya terang berwarna biru. Aku terkejut dengan hal itu, dan bertanya apakah dia memiliki sihir. Raven mengatakan bahwa dirinya telah memberikan sebagian dari kekuatan Kristal End kedalam diriku dan membuatku bisa mengguanakan sihir melampaui batasan yang ada. Kemudian aku merasakan sihir yang aku milki telah meningkat drastis. Sekarang aku mampu mengubah diriku menjadi partikel air dan tak bisa dilukai oleh serangan apapun. Selain itu aku bisa mengendalikan sebuah air yang membeku dan menjadi ratusan duri yang tajam untuk membunuh para monster itu.
Zero mulai menggunakan pedangnya yang bisa menjadi penjang itu dan mampu mengeluarkan api. Kemudian ratusan monster mengepungnya, namun dia meregenerasi dirinya dengan sangat cepat. Dalam hitungan detik saja, sudah banyak monster yang tumbang oleh sabetan pedang apinya. Monster itu tidak berhenti diam dan terus menyerangnya, namun dia menyatukan pedangnya dan membuat sebuah lingkaran untuk kemudian berubah menjadi naga besar berwarna hitam. Naga itu mulai memakan para monster dan menghabisi sebagian besar dari mereka. Hampir sulit untuk aku percayai bahwa ternyata Zero adalah naga dari Wyverinlight yang dahulu hampir membunuhku. Namun peperangan saat ini membuatku menghilangkan segala perasaan itu.
Ryan berlari kearah monster itu dan menghantamkan pedangnya, seketika itu terjadi gempa dan merobohkan gerombolan monster didepannya. Disaat itu sebuah armor dari inti bumi mulai melengkapi dirinya dan menjadi seorang berpakaian zirah inti bumi. Disampingnya terlihat seorang pelayannya yang memakai tombak dan menghasilkan cipratan listrik mulai memukul para monter. Alonso tampak mahir dengan keahlian tombak, dan iris tampak cekatan dalam menggunakan panah dengan menghujani para monster itu dengan ribuan panah.
Pertarungan kami sangat sengit, hingga raven memiliki rencana untuk menghentikan kekacauan ini. Raven mengatakan bahwa untuk meredam pertarungan yang tiada habisnya, dia akan menghancurkan portal di dalam istana kerajaan. Semua orang yang mendengar rencana itu kemudian berasatu dan melangkah perlahan-lahan menuju istana. Namun semakin kita mendekati istana tersebut, maka semakin banyak dan semakin kuat monster yang kita hadapi. Setelah mencapai istana kerajaan, aku sangat terkejut bahwa ada seorang enchanter yang berdiri menjaganya.
Ternyata enchanter tersebut membuat portal untuk mengeluarkan para monster demi menghancurkan segalanya. Kami mulai bersatu dan menyerangnya secara bersamaan, namun tiba-tiba dia menjadi monster besar dengan beberapa wajah di seluruh tubuhnya. kami mulai menyerangnya terus-menerus dan tampaknya hal itu sia-sia saja melihat bos terakhir itu tetap berdiri kokoh. Raven yang menyadari hal ini kemudian berjalan dan menyentuh tubuhnya dengan memancarkan cahaya berwarna biru. Hal itu berhasil membuat monster itu kesakitan, namun bos monster melakukan penyerangan untuk membatalkan cahaya biru itu.
Kami kemudian bersama-sama menahan serangan bos monster itu dan menyerang balik. Akhirnya bos monster itu kalah dan hancur menjadi debu, begitu juga dengan portal yang akhirnya tertutup. Sebuah senyum kemenangan muncul dibalik setiap perjuangan ini. Bersama raven, aku melangkah keluar dari istana kerajaan yang sudah hancur itu. Seluruh kerajaan eldernia ini telah menjadi korban kejahatan sang raja dan rencana enchanter itu sendiri. Fajar mulai terbit dengan beberapa orang hunter yang berhasil mengalahkan para monster itu. Tampaknya kerajaan ini sudah penuh dengan merahnya kebencian, sehingga mereka tiada untuk sebuah kebebasan.
Raven yang mengetahui semua peristiwa ini memberikan sebuah gagasan untuk mengambil alih dan membuat kerajaan baru di tanah Eldernia. Semua orang dengan darah seperjuangan itu menyutujui revolusi baru dari sebuah tragedi. Bersama diriku, kini aku rasa takdir mulai berjalan seperti angin yang berhilir. Dibalik punggung para pemimpi ada sebuah harapan baru untuk selalu bangkit dan tidak mudah menyerah. Kami membangun ulang kerajaan Edernia dengan mengubah namanya menjadi Ravaryn Kingdom. Berlandaskan segala pengalaman yang telah kami lalui, sebuah reformasi baru mejadi pondasi awal demi keadilan. Ravaryn Kingdom kemudian terbentuk demi mengantikan kerajaan Eldernia yang hancur oleh satu malam karena keserakahan mereka.
Setelah sepuluh tahun berlalu, kini Ravaryn Kingdom telah menjadi negara yang sangat maju dan penuh dengan keadilan. Guild yang dahulunya adalah sebuah organisasi kecil, kini telah berubah menjadi organisasi pemerintah yang bekerja untuk menunjang para hunter dan penduduk. Beberapa orang kemudian menjalani mimpi yang mereka inginkan semenjak dahulu.
Kini aku dan Raven berjalan di bawah langit senja, melintasi alun-alun kota Ravaryn. Senyuman orang-orang begitu ramah kepada kita berdua, seakan hal itu adalah hal terindah dalam ribuan mimpi. Aku rasa takdir membawa kita kejalan yang berliku dan curam untuk memastikan kebahagiaan disetiap moment kita memandang.
Cerpen Karangan: Imam Nurhaqi Blog / Facebook: Imam Nurhaqi Ini adalah skenario dasar untuk pembuatan naskah dalam pembuatan story line sebuah game. Terimakasih