Ayesha yang mendengar kata friska pun langsung kaget dan panik namun tak mau kalah dengan friska ayesha langsung menjawab “iya emang kenapa kalau aku iri sama kamu” kata ayesha.
10 tahun yang lalu. Ayesha dan Friska bersahabatan, sejak mereka lahir bersama dan sekarang usia meeka tujuh tahun, mereka setiap hari bermain bersama seperti hari ini.
Ayesha dan Friska berjalan mendekati hutan, pada saat tadi bermain di lapangan depan rumah mereka, kucing kesayangan ayesha dan friska lari ke hutan. Namun saat sedang meneliti jejak kucing mereka, ayesha dan friska menemukan sebuah gubuk yang sebelumnya belum pernah mereka temui.
“ini gubuk apa ya fris? tanya ayesha. “sebelumnya kayanya kita belum pernah nemuin gubuk ini” tanyanya lagi. Friska menjawab “aku juga ga tau”. Ayesha kembali bertanya “gimana kalau kita masuk?”. Friska menjawab “aku takut, kamu aja”. Tanpa medulikan ucapan friska ayesha langsung masuk menarik tangan friska.
Saat masuk ke dalam mereka menemukan seorang nenek yang tubuhnya diselimui jubah hitam dan sebuah kotak hitam di sampingnya. Nenek itu berkata “ambilah kotak ini dan ambilah yang ada di dalamnya, aku akan kembali sepuluh tahun lagi, dan kembalikan kotak itu”. Setelah nenek itu bicara ayesha langsung mengambil dan membukanya. Saat membukanya seketika gubuk itu hilang dan sekarang mereka di tengah hutan.
Mereka terkejut saat membukanya, di dalamnya ada sebuah apel yang sangat merah dengan tongkat hitam yang masing-masingnya ada dua, di bawahnya ada sebuah surat yang berisi “makanlah dua apel ini dan ambilah tongkat hitamnya, tongkat itu dapat mengubah apapun menjadi patung, namun jika kalian terkutuk kalian tidak bisa kembali, kendalikan kekuatan itu dengan baik, aku akan kembali sepuluh tahun lagi dan kembalikan tongkat hitam ini”
Saat selesai membacanya mereka langsung melahap apel yang ada di kotak itu .”apelnya enak kan sha?” tanya friska.”iya enak banget” jawab ayesha. Setelah lahap memakannya mereka mengambil kedua tongkat hitam itu dan memperagakan tongkat itu seperti di layar tv dengan mengarahkan daun yang ada di dekatnya. Mereka terkejut daun itu benar benar menjadi patung yang berbentuk daun seperti sebuah batu.
“Aahhh”. friska dan ayesha tak sengaja terpeleset, kaki mereka mengenai batu yang sangat besar yang menyebabkan terdapat luka pada kaki mereka “aduh kakiku sakit” keluh friska. “kakiku juga sakit” jawab ayesha. Namun saat ayesha memegang luka, dia terkejut karena luka yang ia pegang menjadi sembuh seperti tak kena batu. Sambil terkejut ia berkata “fris kayanya kekuatan kita juga nyembuhin luka, coba kamu pegang luka kamu” friska langsung memegang lukanya, namun luka itu tak berubah, ayesha dan friska pun menaruh muka bingung “kok gak berubah, tadi padahal lukaku berubah” kata ayesha. “mungkin aku ga punya kekuatan nyembuhin luka” jawab friska. “mungkin” kata ayesha.
Ayesha dan friska memutuskan untuk tidak menggunakan tongkat itu, hanya disimpan saja jika diperlukan akan diambil, mereka akan menyimpannya di rumah friska.
10 tahun kemudian. Ayesha saat ini sangat senang karena ia mendapat nilai lebih bagus dari biasanya friska yang mendengarnya pun juga pasti senang karena sahabatnya dapat nilai terbaik.
“selamat ayesha nilaimu bagus loh” kata frisya. Ayesha yang mendengarnya pun hanya senyum menandakan terimakasih. dalam hati ayesha berbatin “kasian yah si friska nilainya jelek lagi”. Ayesha menjelekkan frisya karena dari dulu nilai friska lebih bagus darinya namun minggu ini ayesha adalah yang paling bagus, ia dulu sangat iri pada friska dan yang sangat membuat ayesha iri adalah keluarga friska lebih kaya dari pada dia.
Setelah ayesha berbatin dengan menjelekkan friska raut muka friska menjadi menyeramkan seperti mendengar batin dari ayesha, namun setelahnya raut muka friska kembali tersenyum.
Nanti sore adalah waktu dimana ayesha dan friska harus mengembalikkan tongkat yang disimpan itu, saat ini ayesha dan friska sedang bermain di rumah friska sembari menunggu sore. “aku kemarin beli smartphone terbaru yang kamu bilangin waktu itu” kata friska. “Mau liat ga?” lanjutnya. “boleh” jawab ayesha. Ia sambil membatin “ih sombong anak orang kaya aja sombong dasar, padahal nilai aja masih jelek”. Friska yang tadi meniatkan mengambil smartphonenya enggan untuk mengambilnya kembali namun Friska berkata “aku masih usaha buat belajar terus sha kamu ngertiin aku donk, aku juga tau lo kamu sering mengejekku di hatimu, sebenarnya kekuatanku juga bisa tau isi hati semua orang, kamu iri kan sama aku dari dulu aku tau semuanya?”
Ayesha yang mendengar kata friska pun langsung kaget dan panik namun tak mau kalah dengan friska. Ayesha langsung menjawab “iya emang kenapa kalau aku iri sama kamu” kata ayesha. Friska yang mendengar jawaban ayesha sangat terkejut karena bukanya minta maaf padanya ia malah membantah, friska sangat sakit karena mendengar perkataan ayesha langsung mengambil tongkat hitam yang disipan mereka.
“aku sakit hati sha kamu lebih baik jadi patung aku menginginkannya dari dulu” kata friska. Tanpa mendengarkan ayesha, friska langsung mengubahnya menjadi patung namun setelah dipikir friska lagi ia tak bisa mengembalikan ayesha, ia takut.
Friska langsung berlari ke hutan untuk mengembalikkan tongkat itu, ia langsung masuk saat menemukan gubuk yang sama seperti sepuluh tahun yang lalu, saat masuk ia bertemu nenek tua yang sama. “dimana temanmu?” tanya nenek itu. “aku mengubahnya menjadi patung” jawab friska. “maka kamu juga harus menjadi patung” kata nenek itu. “meng-” tanya friska katanya terpotong karena ia sekarang sudah menjadi patung.
Sejak saat itu nenek itu tak pernah muncul kembali maupun ayesha dan friska sesudah mereka menjadi patung mereka menjadi hilang seketika.
Cerpen Karangan: Abel Alif Sarino Blog / Facebook: @arszaibrc_ tanggal lahir: 24 april 2007 umur: 14 tahun sekolah: mtsn 7 bantul asal: yogyakarta