Sudah di ujung Hutan, mereka menemukan laut. Caryn melihat papan kayu. “Uno, lihat! Ada papan kayu! Kita bisa pakai itu buat ke sana!” kata Caryn. Uno mengangguk. Uno mengambil papan itu dan salah satu batang kayu sebagai dayung dan membawanya ke permukaan air laut. Uno naik ke papan. “Ayo, Caryn” kata Uno. “Oke, Uno.” kata Caryn. Caryn naik ke papan, dan duduk di papan itu. Uno mendayung perahu papan dengan Batang kayu yang Uno temukan tadi. Uno dan Caryn menyusuri Lautan.
Uno berhenti mendayung karena Arah angin searah dengan arah tujuan. Uno pun duduk disamping Caryn. “Agak dingin, Uno.” kata Caryn sambil memegang erat badannya. Uno melepaskan jasnya. “Pakai jasku saja, Caryn” kata Uno sambil memberi jasnya. Caryn menerima Jas itu dan memakainya. “Makasih, Uno.” kata Caryn tersenyum. Uno juga ikut tersenyum.
Beberapa menit kemudian Terlihat banyak sekali puing puing kayu disekitar perahu papan Uno dan Caryn. “Mungkin kita udah deket di suatu tempat.” kata Uno. “Aku takut, Uno.” kata Caryns sambil memeluk Uno. “Udah gapapa, aku akan lindungi kamu.” kata Uno. Sesuatu terlihat di depan Uno dan Caryn. Ada yang pendek dan ada yang menjulang tinggi… Sebuah kota mungkin. Perahu papan Uno dan Caryn sampai di suatu tempat. “Ayo, Caryn” kata Uno. Mereka berjalan ke tempat itu.
Uno menemukan tanda. Sebuah Tanda Selamat datang…
Selamat Datang di Silent Deep City
Sesuai namanya, kota ini terlihat sepi, tak ada suara keramaian, gelap, sepi, berawan gelap dan tebal.
“Uno, aku takut” kata Caryn. “Jangan takut, Caryn. Ayo…” kata Uno.
Uno dan Caryn berjalan menjelelajahi Kota Silent Deep City. Tak ada aktifitas, keramaian. Jalan demi jalan, gedung demi gedung, gang demi gang, sepi… Hanya ada set pakaian yang tergeletak dimana mana. Entah di bekas Toko atau Restoran. Tapi dimana mana. Kemana pemilik baju baju ini? Hilang bak ditelan bumi. Entahlah…
Uno dan Caryn bertemu 10 orang sedang berkumpul. “Halo! Hey! Kalian!” Uno memanggil mereka. Mereka tak ada yang menoleh atau menghampiri Uno dan Caryn, Uno pun menghampiri mereka. Uno menepuk salah satu orang, tak menoleh. Uno melihat orang itu… Astaga! Tak ada mata, hidung dan mulut! Hanya kulitnya yang terlihat. Uno melihat cahaya didepan kumpulan orang orang itu. Uno maju kedepan…
Televisi tabung… Hanya Gambar putih dan suara yang tidak jelas. “Mereka melihat apa?” Uno kebingungan. Tiba tiba, Uno terpengaruh dengan Gelombang Sinyal Televisi itu. Caryn yang melihat Uno terpengaruh pun langsung menarik Uno dari Televisi itu. “Kamu gapapa, Uno?” kata Caryn sambil memegang bahu Uno. “Eh? Ha? Tadi aku kenapa? Aduh, Pusing…” kata Uno bingung sambil memegang kepalanya. “Tadi kamu kayak terpengaruh sama TV itu.” kata Caryn. “Aduh, yaudah. Ayo kita pergi.” kata Uno.
25 menit kemudian… Di perjalanan, Uno dan Caryn melihat sebuah gedung besar dari kejauhan. Ada cahaya di puncak gedung itu. Awan gelap mengelilingi bagian atas gedung itu. “Apa itu?” kata Uno. Uno melihat Caryn. Caryn terlihat menatap tajam gedung besar itu. “Eeee, Caryn?” kata Uno sambil melambaikan tangan ke tatapan Caryn. “Hey!” Uno berteriak sambil menampar Caryn. “Aduh… Eh? Apa itu tadi?” Caryn bingung. “Napa, Caryn?” Uno bertanya. “Aku tidak tahu… Aku lupa” kata Caryn. “Mungkin kau terpengaruhi oleh gedung itu.” kata Uno. “Eh, Tunggu dulu… Gedung itu ada cahaya di puncak gedung itu. Disini ada TV yang membuat orang orang yang melihatnya jadi terpengaruh oleh gelombang sinyal TV. Mungkin ini Menara Sinyal! Menara ini menyebar Sinyal ke TV di kota ini yang bikin orang orang itu terpengaruh dengan TV yang diberikan Sinyal sama Menara ini. Penyebab semuanya mungkin karena Menara ini! Ayo, Caryn. Kita harus ke menara itu dan mematikan sinyalnya.” jelas Uno. Uno dan Caryn pun lanjutkan perjalanan.
Mereka pun terhalang sebuah gedung kecil. Mereka masuk ke situ. Gelap sekali. Mereka berkeliling gedung itu. Isinya seperti Rumah, ada Ruang tamu, dapur, ruang keluarga, toilet dan kamar. Mereka masuk ke sebuah kamar. Melihat lihat kamar itu. Dan Tiba tiba… Sebuah cahaya dan angin kencang muncul di kamar itu… Uno melihat seseorang tinggi badannya… Dia menarik Caryn perlahan ke cahaya dan orang itu. “Caryn!” Uno berteriak. “Tolong Aku, Uno!” Caryn berteriak meminta tolong.” “AAAAAAAAHHH!!!” Caryn berteriak dan Caryn langsung masuk ke cahaya itu bersama orang itu. Cahaya itu pun hilang. “CARYN!!!” Uno berteriak. Uno memukul lantai karena kesal. Uno pun berlari keluar dan berlari dari gedung kecil itu
Kemudian, Uno sampai di sebuah gedung lagi. Uno melihat tanda.
Dark Creep School.
Ini sekolah…
Uno masuk kedalam… Sepi sekali, buku buku banyak tergeletak di lantai. Coretan bergambar demi coretan bergambar terlukis di setiap dinding sekolah itu. Lampu2 hanya beberapa yang menyala. Seperti gedung bekas sekolah, terbengkalai.
Langkah demi langkah Uno berjalan perlahan. Uno menemukan sebuah ruangan kosong dengan Televisi tabung yang menyala, tapi hanya ada gambar statis putih yang terang. Uno merasakan gelombang kuat dari televisi itu. Langkah Uno semakin lambat saat Uno mendekati Televisi itu. “Ada apa dengan televisi disini?” itu kata kata Uno yang bisa dia ucapkan. Uno sudah didepan tv itu. Uno melihat sebuah sosok berwarna hitam yang kurang jelas di TV itu. Sosok itu semakin jelas dan mendekat.
“CARYN!” Uno melihat Caryn yang terjebak di televisi itu. “RAIH TANGANKU, UNO!” Suara Caryn berteriak di televisi itu sampai ke telinga Uno. Uno memasukkan tangannya kedalam layar televisi itu untuk menyelamatkan Caryn. “PEGANG TANGANKU, CARYN!” Uno berteriak. Uno berusaha menarik Caryn, Perlahan Caryn keluar dari televisi itu. “AYO, UNO!” Caryn menyemangati Uno. “AKU TAKKAN BIARKAN KAU MASUK KE TELEVISI ITU LAGI!” Uno berteriak. Tiba tiba, tangan raksasa keluar dari televisi itu dan menangkap kaki Caryn. “AAAAAHH! CEPAT UNO, TARIK AKU!” Caryn berteriak lagi.
Tapi sayang, Caryn ditarik ke televisi lagi. Tarikan dari tangan raksasa itu lebih kuat daripada tarikan Uno. Uno terpental beberapa meter dari televisi itu. “SIAL!” kata Uno sambil memukul lantai.
Suara berisik sayup sayup terdengar di telinga Uno. “Apa itu?” Uno berjalan mencari suara itu.
To Be Continued
Cerpen Karangan: ATJD ATJD, Manusia dengan DNA khusus yang membuatnya menjadi diriku.