Waktu itu siang hari anak laki-laki khususnya mencari burung dengan jebakan pulut agar saat burung hinggap tidak bisa kabur karena sayapnya terlalu menempel dengan getah pohon.. yang sudah dioleskan ke kayu. Beberapa Minggu mereka terus menemukan burung, ditengah jalan pinggir warung Tio, roji, Budi mendengar percakapan pemuda-pemuda dewasa yang lagi duduk santai nongkrong mengopi.
“Bro, tau nggak burung hantu bisa dijual loh aku dulu ngerasa burung itu gak berguna sama sekali setelah kutelusuri bisa dicari juga kebanyakan ditempat yang usang dan tua” salah satu temannya menyahut “Oalah.. tapi kalau di hutan nggak ketemu burungnya lalu yang tertangkap kelelawar gitu kah” “kali aja ada toh kamu belum nyoba nyerah duluan”. tujuan mereka berburu burung untuk dirawat bisa kok, Budi mengatakan “come here” yang lain menanyakan “apa itu maksudnya” “gitu aja gak ngerti kamu gak bisa bahasa inggris” tio dan roji “salah kamu sendiri sok.. mau unjuk diri segala” roji berkata “ayo kita pergi ke yang Abangnya tadi bicarakan”.
Sesudah 3/4 jam mereka kelelahan “berapa lama kita disini di hutan berbahaya loh” ujar budi “hutan kan jauh dari pemukiman aku sih ngeri jika ketemu binatang buas aku ikut diterkam” Tio sedikit tergopoh ia memutuskan pulang begitu saja.
Roji betah banget di hutan ditinggal pergi kedua temannya, ketika matahari terbenam roji tak hilang akal dia berkeliaran membawa peralatan berburu. Saat mau belok dibelakang ada yang memanggil “hei, nak”, roji membalikkan badan ada orang tua nenek memegang tongkat kayu roji membalas sapaan nenek misterius “iya nek ada apa nenek asalnya dari mana?”. “Kamu sama siapa?” tanya nenek itu, Roji merespon “aku sendirian lah nek masa gak liat gak ada siapa-siapa temenku udah ke rumah aku di hutan berburu burung hantu” nenek kembali bertanya “berburu rupanya mari ikutlah denganku” roji disuruh membelakangi nenek, ingin menunjukkan sesuatu nenek mengacungkan tangannya ke arah timur “kau, lurus ada tulisan taati pedoman disana” Roni mengucap “baik terima kasih” roji tidak sempat melihat kejadian nenek pergi namun menembus pohon.
Roji menepis melewati tantangan di dalam hutan sampai berada di lokasi penghujung hutan, terdapat pepohonan membentuk melingkar “hah, tempat apa ini” keheranan roji selanjutnya dia menengok ke atas pohon.. burung hantu bersuara seolah geger ada yang mengusik dengan memasuki wilayahnya, banyak burung beterbangan cepat roji mengagumi “bagus nih.. yang kucari akhirnya bisa ketemu akan kubuat ada di genggamanku hahaha” penuh ambisi, roji melihat dari jarak jauh melalui teropong yang sudah disiapkan dan melepaskan batu dari ketapel yang dilontarkan.. gak kena sesuai sasaran, roji hendak mencari target yang sudah diburu alhasil bertemu burung hantu yang pingsan dibawah dedaunan pohon jati mungkin tidak kelihatan pas mengenai burung sampai terjatuh di ketinggian.
“Sudah kuduga aku bisa mendapatkan burung hantu ini” burung pun ditaruh di telapak tangan dibawa ke rumah lanjut di rumah malam hari, roji mengeluarkan sebuah sangkar burung untuk dijadikan tinggal burung hantu akan dikurung, Roji gak sabar memperkenalkan kepada teman-teman bahwa telah memperoleh burung yang diburon olehnya.
Pagi harinya roji mendatangkan Budi juga Tio “kalian nyesel, kemarin meninggalkan aku sendirian di hutan sungguh kalian gak setia kawan kali ini aku akan pamer burung hantunya” ucapan roji pas dibuka penutup sangkarnya semua kaget burung menghilang “kemana burungku..? gak ada padahal sudah kumasukkan” roji merasa curiga ada keanehan dalam burung hantu “palingan, burungmu ajaib tuh… gak nyangka pinter membual kamu” tertawaan temen roji atas burung yang hilang roji kesal diledek dia emosi “bisa bisanya mereka awas aja.. tuh burung kalau ketemu kuracuni sekalian biar mati emang aku kurang waras apa, aku harus lakuin trik”
Roji membuat rencana mengecek keberadaan burung itu. dipasanglah kamera cctv disamping kurungan ketika ia melihat dari rekaman, burung ada di dalam kurungan secara tertutup sekejap ada sekejap tak ada. “Kayaknya punya keanehan pada burung hantu” kata dalam hati roji lalu roji sengaja membuka pintu kurungan sedangkan roji dibalik pintu mengintip lalu burung hantu mengeluarkan mata merah darah roji terjatuh gemetaran, roji mengendap berjalan mengikuti posisi burung terbang burung hantu berhenti dibelakang semak belukar roji heran burung hantu berubah menjadi seekor burung hantu berukuran raksasa.
“Siapa kamu sebenarnya jangan makan aku” roji takutnya bertambah, burung hantu memutar kepala ke belakang roji wujudnya kian meredup, burung hantu adalah jelmaan pria perkasa berparuh, bersayap, cakarnya tajam dia berkata “apa kau masih ingin membunuhku, katamu aku kau racuni coba saja bila berani melawan” “aku tidak sengaja berkata demikian aku marah ngomongku ngelantur..”. ujar roji, itulah sebab burung hantu di siang bolong nggak menampakkan, di malam mulai ke aslinya “tolonggggg” teman roji ternyata membuntuti yang tidak lain yaitu tio, Budi menggotong roji ke masjid di halaman masjid mereka dihalangi burung hantu agar gak bisa masuk.
Tio menelepon takmir masjid membunyikan adzan karena berpapasan dengan jam sholat subuh “Allahuakbar Allahuakbar…” burung hantu berlarian mengitari masjid “krakkkkk” badan burung hantu mengecil, sesaat kabur. Mereka bertiga berteman lagi.
Cerpen Karangan: Toni Gunawan Blog / Facebook: Toni wibisana