Pelabuhan ini menutup wisatanya semenjak tenggelamnya kapal pesiar dua tahun yang lalu. Hari ini aku memutuskan untuk mengunjunginya.
Di sisi lain, para nelayan dan pekerja sibuk melakukan rutinitas sehari-hari. Menangkap ikan, mengangkutnya dengan truk menuju pasar sekitar untuk dilelang. Kegiatan biasa di pesisir pantai.
Sejak tadi aku hanya memandangi mereka dengan tatapan kosong. Kini aku memutuskan untuk keliling-keliling saja di pelabuhan ini. Aku melewati para nelayan, pekerja, pedagang, dan tidak ada satu pun yang memedulikan kehadiranku. Mereka sibuk dengan tugas masing-masing.
Sementara aku semakin menyusuri pelabuhan, berjalan lebih jauh ke sisi yang lain. Aku mulai melihat lebih banyak pekerja di sini. Mereka tidak mengangkut ikan, melainkan barang-barang. Ini adalah pelabuhan bagian kargo. Kapal-kapal yang lebih besar terlihat berjajar, diisi dengan kontainer dan barel berisi benda, serta muatan lainnya. Ada yang besar, ada yang lebih kecil. Kapal itu lepas menuju pulau seberang. Tidak ada yang terlalu menarik di sini selain melihat tumpukan kotak.
Aku berputar balik, kembali ke pelabuhan perikanan. Hari semakin siang, para nelayan sedang melaut. Juga pekerja sibuk memuat stok seafood segar ke dalam truk mini.
Tiba-tiba ujung mataku tak sengaja menangkap sebuah papan berukuran besar di salah satu tiang dekatku. Aku menghampirinya supaya bisa melihat dengan lebih jelas.
Oh, ini adalah foto-foto para penumpang yang mati tenggelam dalam peristiwa kapal pesiar itu. Aku memperhatikan wajah mereka satu per satu, hingga mataku berhenti di foto seorang anak laki-laki berusia dua belas tahun. Aku tersenyum. Wajah anak laki-laki ini mirip sekali denganku.
Aku lupa menjelaskannya, namun pelabuhan ini merupakan pelabuhan multifungsi. Meskipun bidang pariwisatanya sudah dicabut akibat peristiwa kapal tenggelam itu, pelabuhan ini masih aktif dalam bidang kargo dan perikanan. Yah, mungkin saja setelah beberapa waktu pelabuhan ini dapat membuka kembali sektor wisatanya. Pelabuhan ini bisa kembali ramai seperti dulu.
Sekarang, waktuku di sini sudah cukup. Aku berbalik, tersenyum menatap pelabuhan untuk terakhir kalinya, lalu berjalan ke dermaga. Kini sudah saatnya aku pulang. Aku menceburkan diri ke dalam air laut, membiarkan tubuhku menyelam dalam, tempat di mana rumah baruku berada.
Cerpen Karangan: Zahra Kirana Blog / Facebook: Zahra Wirawan