“Pembunuh berantai terkejam Amerika telah ditangkap. Kini, dia telah dipenjarakan. Tetapi keesokan harinya ia ditemukan…”. “Yah itu lagi…” kataku sambil duduk di sofa.
Hai, namaku Mark. Aku adalah siswa sekolah menengah Naturalis. Kegemaranku adalah suka membaca berita. Hari ini beritanya sama saja. Hari ini, seseorang telah ditemukan tidak bernyawa di sel penjaranya. Seseorang itu adalah pembunuh berantai terkejam di Amerika. Ia ditemukan tidak bernyawa di sel penjaranya. Ketika ditemukan mayatnya, betapa terkejutnya polisi melihat muka sang pembunuh tersebut penuh dengan lubang-lubang yang mengeluarkan darah. Diduga, pembunuhnya tersebut adalah sosok wanita bersepatu tinggi merk Haihills. Wanita tersebut diduga telah membunuh sang korban dengan menginjak-injak muka korban dengan sepatu hak tingginya.
Ternyata, kasus ini bukanlah yang baru. Soalnya ada banyak sekali kasus-kasus yang sama yang korbannya adalah para penjahat terkejam di Amerika. Kebanyakan korbannya adalah penjahat di penjara. Karena perbuatannya itu, wanita tersebut dijuluki Malaikat Pencabut Nyawa Para Penjahat. Aku sudah mulai bosan akan berita tersebut. Ternyata temanku juga sama. Nama dia Sunny. Dia adalah perempuan manis, yang suka mengenakan sepatu hak tinggi merk Haihills. Kami bersekolah di tempat yang sama, dan sekelas juga.
Hari ini sekolah, dan aku harus buru-buru berangkat ke sekolah secepatnya, atau tidak aku akan dimarahi oleh guruku yang bernama Miss Sandra. Miss Sandra juga ibunya Sunny, jadi aku harus menghormatinya atau tidak aku akan dibenci oleh Sunny.
Hari ini seperti biasa, jam kelas yang membosankan. Dan akhirnya, makan siang. Hari ini aku makan siang bersama kawanku. Dan datanglah si bully man. Yap, temanku yang pembully. Hari ini aku dibully dengan dimasukkan kepalaku ke mangkuk sup oleh pembully itu, terus dipermalukan. Aku sangat sedih waktu itu, hingga datang guruku, Miss Sandra. Miss Sandra tidak memarahi pembullynya, malahan aku yang dimarahi. Bahkan aku harus kena detention karena itu. Aku sangat marah. Aku tidak tahan lagi akan penderitaan yang aku alami. Aku akan melenyapkan orang-orang yang membuatku menderita.
Keesokan harinya aku berangkat ke sekolah membawa pistol dan pisau. Aku akan membunuhmu Sam dan Miss Sandra. Ketika Miss Sandra sedang mengajar, dia langsung pergi ke toilet dan mengancamku jika mengacau lagi, aku akan menulis kalimat aku bersalah penuh satu papan tulis. Yah, Miss Sandra, kau akan menyesal. Lalu aku mengikuti Miss Sandra ke toilet dan menusuk jantungnya dari belakang pakai pisau yang aku bawa. Salah satu temanku melihatnya dan aku langsung membunuhnya. Aku langsung cuci tangan dan menyembunyikan pisaunya dan kembali ke kelas. Mereka tidak ada yang curiga ke mana Miss Sandra pergi.
Ketika jam makan siang, datanglah Sam. Dia mencoba menuangkan air panas di atasku, tetapi aku langsung menodongkan pistol yang aku bawa, dan menembaknya. Siswa-siswa yang melihat kejadian itu langsung lari keluar kantin dan melaporkan kejadian itu pada guru-guru. Guru-guru menelepon 911, dan polisi datang ke sekolahku. Aku mencoba membela diri pakai pistolku, tetapi polisi sudah menyetrumku pakai senapan listrik. Aku pun pingsan dan langsung disidang.
Orangtuaku datang dan tidak percaya apa yang aku perbuat. Polisi bertanya kepada orangtuaku dan mereka berkata bahwa waktu aku berangkat ke sekolah, aku tidak membawa apa-apa. Aku pun divonis bersalah oleh hakim dan aku mendapat hukuman penjara seumur hidupku. Aku tidak sedih, karena dua manusia yang membuatku menderita telah hilang dari hidupku.
Aku pun menjalankan keseharianku di penjara. Tetapi, saat dipenjara aku merasakan sesuatu yang tidak bisa aku jelaskan. Kemanapun aku pergi, aku merasakan sosok wanita yang sedang menatapku, padahal tidak ada apa-apa. Terus, saat aku sedang melakukan kegiatan di penjara yaitu menghancurkan batu, aku merasakan ada seseorang yang memegang bahu dan pundakku, dan aku merasa bahwa batu yang aku hancurkan dengan beliung tidak pernah hancur dan habis. Dan saat aku mandi, shampo yang aku gunakan selalu jatuh sendiri seperti ada yang menjatuhkannya, padahal aku mandi sendirian dan tidak ada siapa-siapa selainku. Dan posisi shamponya persisi di depanku, jadi jika ada yang menjatuhkannya, pasti akan terlihat di mataku.
Setelah hari yang ke 666, aku pun tidur di malam hari. Saat jam 12, aku mendengar seperti ada seseorang yang menangis. Aku pun membuka mataku, dan tidak ada siapa-siapa. Aku pun tidur lagi.
Sekitar jam 2, aku bangun, karena aku mendengar ada seseorang yang memanggilku. Betapa herannya aku bahwa seseorang yang memanggilku itu adalah Sunny. Sunny datang dengan memakai sesuatu benda berbulu seperti sayap, dan memakai sepatu hak tinggi merk Haihills. Dia berkata, “Hahahahahaha… Gak teman lah, gak orang asinglah, SEMUANYA SAMA!!!” Aku membalas, “Ternyata selama ini si Malaikat Pencabut Nyawa Para Penjahat adalah kau?” “Hahahaha… iya. Kau tega membunuh ibuku dan kakakku. Sam hanya ingin mencari perhatianmu. Masa kau tega mencabut nyawanya? Ibuku hanya marah karena kamu dipermalukan, kau membalas Sam, gak mengherankanlah ibu marah. Tetapi, aku mau bertanya, apa salah ibuku sampai kau membunuhnya begitu? Huhuhuhuh… Selama ini tidak ada yang tau bahwa aku memiliki kekuatan yang dipanggil Tuhan untuk memberi hukuman kepada para penjahat kejam. Ternyata temanku juga. Kau telah berbuat hal yang sangat SALAHHH!!! Kau pun menyakiti hati sahabatmu ini. Hari ini, tepat jam 3, kau harus DIHUKUMM!!!”, katanya.
“Tolong Sunny, maafkan aku. Aku bersalah. Hanya saja aku tidak mau menderita.”, kataku. “BOHONG!!! Kau punya lebih banyak orang yang mencintaimu dibanding orang yang membuatmu menderita. Tapi, apa harus memuaskan amarahmu dengan membunuh orang yang membuatmu menderita? Kini kau harus DIHUKUMMM!!!” Matanya yang semula normal berubah menjadi merah. “Aku akan membalaskan kematianmu ibu, kakak”. Matanya berubah menjadi hitam, kukunya berubah menjadi panjang dan tajam, dan mukanya berubah. “RASAKAN INIIII!!!” Dia pun mencakarku dengan keras sehingga aku jatuh dari tempat tidur. “Aku akan memperlakukanmu seperti yang lain.”, katanya. Dia pun mengangkat kakinya, dan menginjak mataku dengan sangat keras. “AHHHH!!!” RASAKAN INI!!!!” Dia menginjak lagi hidungku. Dia terus menginjak sampai mukaku semuanya penuh dengan lubang. Lubang-lubangnya mengeluarkan darah, dan aku merintih kesakitan.
“Hey, lihat ke samping”, katanya. Aku pun menoleh sambil menahan sakit. Aku melihat Miss Sandra dan Sam sambil tersenyum gembira. “Rasakan itu, Mark”, kata mereka berdua. Saat itu juga aku terangkat ke suatu tempat yang sangat panas. Aku melihat seseorang…
Keesokan harinya, aku melihat di bumi, bahwa ada berita bahwa aku telah ditemukan menjadi mayat dengan muka penuh lubang-lubang yang mengeluarkan darah. Ini adalah kasus yang keenam ratus enam puluh enam. Dan saat itu juga ada penjahat lain yang tertangkap. Malamnya, terlihat sosok Sunny yang membunuh penjahat tersebut dengan cara yang sama ketika membunuhku. DIa menoleh ke atas sembari tertawa. Kemudian ia pun menghilang dan muncul di kamar mandi rumahnya, sambil mencuci sepatu hak tingginya. Keesokan harinya, mayatnya ditemukan. Semenjak itu, di Amerika, tidak ada lagi orang yang mau melakukan pembunuhan kejam, atau akan berakhir sepertiku.
Kemudian aku mendengar bahwa ada laki-laki sama wanita memanggilku dari atas. Mereka adalah Miss Sandra dan Sam. Aku menoleh ke atas dan mendengar mereka berkata bahwa aku harus menyesalkan apa yang kuperbuat. Aku pun hanya terdiam. Beberapa penyiksaan-penyiksaan yang diberikan oleh pemimpin tempat super panas itu, aku pun melihat ke bawah. Aku melihat bahwa telah ditemukan banyak sekali lubang-lubang di makamku, bahkan nisannya. Ini adalah kasus yang pertama terjadi pada makam penjahat, dan disimpulkan bahwa kalau makam penjahat yang dipenuhi lubang, bahkan nisannya, dia pasti adalah penjahat terkeji di Amerika. Diduga seseorang yang melakukan hat tersebut adalah…
Cerpen Karangan: Albert Justin I. Panggabean Facebook: Maaf. Saya gak punya Facebook. Soalnya saya masih SMP Halo. Saya Albert Justin I. Panggabean. Kalian boleh panngil saya Albert. Saya kelas 7 SMP. Dan ini tahun kedua alias semester 2 di kelas 7. Saya suka sekali cerpen horror. Sampai saya menyita waktu saya untuk menulis cerpen horror. Semoga kalian suka. Terima kasih