“Guys, gua dapet kalender nih dari toko antik!”, kata Bino. “Ih masa loe dapet kalender dari toko antik? Katanya barang barang dari toko antik biasanya terkutuk”. “Ya loe jangan begitu donk. gua loh udah cape cape dapet kalender ini”, jawab Bino. “Ih gila ah. Udah dibilang barang toko antik itu terkutuk. loe mau gua ama loe kena kutukan?”. “Ga gitu juga lah. Kamu pasti percaya itu gara gara Nano yang gila itu”, lanjut Budi dengan kesal. “Ih gila loe. Nama gua loh Nano”. “Iya. gara gara loe yang bernama Nano, loe terpengaruhi oleh loe yang bernama Nano”. “Ah yaudahlah.” Lalu, mereka mulai memeriksa kalender tersebut.
“Eh, Bino. Ini ada gambar lelaki bersama perempuan. Gila, perempuannya cantik banget!!!”, kata Nano kegirangan. “Ih, loe pikirannya selalu tentang cewek cantik. Udahlah. Daripada bahas itu, mending bahas kenapa tanggal 15 Maret ditandai merah?”, jawab Bino. “Eh iya yah. Kok warna merahhnya bau amis?”, kata Nano keheranan. “Ih udahlah. Loe bikin gua takut. Tapi kalender ini satu lembar saja. Jadi semua tanggal ada di satu lembar itu. Jadi ini kalender besar. Mau kita taroh dimana?”, jawab Bino. “DI situ saja. Deket lemari.” “Ok”. Lalu mereka meletakkan kalender itu di samping lemari.
Hari itu sudah berganti malam, dan mereka kemudian tertidur. Mereka tinggal di kos kosan, jadi mereka tidur satu ranjang. Tengah malam, pada jam 2.00, terdengar suara tangis perempuan. Nano terbangun karena tangisan tersebut. Tapi Nano tidak mempedulikannya dan langsung tidur.
Pada jam 2.30, terdengar suara teriakan perempuan yang amat keras sehingga keduanya terbangun. “Ih gua denger suara teriakan cewek cewek, cukk”, kata Bino. “gua juga. Ih serem banget loh. Suarranya darimana?”, jawab Nano ketakutan. Kemudian mereka mendengar lagi suara teriakan diikuti dengan suara orang yang ditusuk oleh benda tajam. “Ih loe denger ga?”, kata Bino. “Iya gila. gua denger jelas jelas itu kuat suaranya. Kenya berasal dari lemari…”, kata Nano. “Hmm udahlah. Mendingan tidur. Soalnya besok kita mo ujian. Tidurlah”, sahut Bino. “Ngogehhyyy”, Kata Nano. Kemudian mereka tidur lagi.
Hari berganti esok hari. Kedua anak muda itu telah bangun. “Kayaknya gua harus cari tahu apa maknanya tanggal 15 Maret deh”, kata Nano. “Emang kenapa?”, tanya Bino keheranan. “Coba kau liah. Tanggal 15 Maret itu di kalender dicoreti merah. Merah itu darah. Berarti ada kejadian yang terjadi menimpa pemilik kalende itu sebelumnya. Nampak kali pemilik sebelumnya dibunuh. Soalnya suara jeritan sama suara pisau kemarin malam itu berasal dari kalender tersebut. Jadi emang jelas kalo pemilik sebelumnya adalah perempuan.”, jelas Nano panjang lebar. “Oke deh. gua ikut loe. Tapi bagaimana kita selidikinya?”, kata Bino. “Kita pake komputer kampus aja.”, jawab Nano. “Ok.”, jawab Bino.
Lalu mereka berangkat ke kampus. Sesampainya di sana, mereka kuliah. Sehabis kuliah, mereka langsung ke perpustakaan untuk menggunakan komputer di sana. Ternyata oh ternyata, tanggal 15 Maret terjadi pembunuhan brutal terhadap seorang perempuan muda. Diduga, pelaku memperk*sa perempuan tersebut sebelum membunuhnya. Sampai sekarang, pelaku tersebut belum bisa ditemukan. “Ohh ternyata begitu ceritanya. Kita harus mencari pelakunya. Tapi bagaimana?”, kata Bino. “Hmm… AH!!! IKUT gua SEKARANG!!!”, kata Nano dengan ide nya. “Mau kemana?”, kata Bino. “Udah, ikuti saja gua”, kata Nano. “Huft, yaudahlah”, kata Bino. Kemudian mereka ke Toko Antik tempat Bino membeli kalender tersebut.
“Permisi…”, kata Nano. “Kita ngapain di sini?”, bisik Bino ke Nano. “Ihh, gua mau nanya perihal kalender itu. Kan pemilik toko ini dapet barang antik dari orang orang kan. Barang kali pemilik toko ini tau tentang pemilik sebelum kalender itu.”, jelas Nano. “Ohh ok deh. Tapi mana pemilik tokonya?”, tanya Bino. “gua juga ga tau. Eh itu dia!!!”, kata Nano.
Kemudian, datanglah seorang kakek tua menuju kasih. “Ada yang bisa saya bantu, mas?”, kata kakek tua tersebut. “Ehh iya, pak. Ini teman saya pernah beli kalender besar dari toko ini. Bapak tahu tidak pemilik sebelumnya siapa?”, kata Nano. “Ohh, tunggu yaa”, kata kakek tersebut sembari mengecek nama nama pembeli yang pernah datang ke tokonya di buku besar. “Ih gile dah besar banget bukunya. Loe liat buku itu saat membeli kalender itu?”, bisik Nano. “Iya. Kakek itu daya ingatnya mulai lemah. Maka itu, setiap orang yang datang ke tokonya, selalu dicatatnya supaya dia tetep ingat nama pembeli yang pernah mampir di tokonya.”, jelas Bino. “Ohh…”, kata Nano.
“Hmm, nama temen kamu siapa, mas?”, tanya Kakek tua tersebut. “Ohh, nama temen saya Bino. Dia ada di samping saya.”, kata Nano. “Hmm, tunggu yaa… nah ketemu!!! Kamu beli apa, mas?”, kata kakek tua tersebut kepada Bino. “Hmm, saya membeli kalender besar. Kalender itu sebesar lemari baju. Bapak tau tidak pemilik sebelumnya siapa?”, kata Bino. “Ohh kalender besar… Hah???”, kakek itu berkata seperti terkejut akan sesuatu. “Emang kenapa, pak?”, tanya Bino. “Ehh… gak kenapa napa kok.”, kata bapak itu. “Ohh kalau begitu, pemilik sebelumnya siapa?”, tanya Bino. “Uhh. Pemilik sebelumnya adalah… Lisa, anak saya. Hiks, hiks…”, kata kakek tua tersebut sambil menangis. “Ohh. Itu sebelumnya kepunyaan anak bapak. Anak bapak meninggal kan?”, tanya Nano. “Hah??? Bagaimana kamu tahu? Saya menyembunyikan kematiannya dari orang orang karena dia sangat baik kepada orang orang. Jika dia mati, orang orang pun akan sedih. Tapi bagaimana kalian tahu?”, tanya kakek tua. “Hmm, begini…”. Kemudian diceritakannya semua apa yang dialami Nano dan Bino kepada kakek tua tersebut.
“Hmm. Kalender itu kepunyaan anak saya. Dia sangat menyayanginya. Mungkin anak saya marah ketika kalian mendapat kalender itu. Sebab kami menjualnya buat bayar sewa kontrakan toko ini”, lanjut kakek tua. “Ohh. Tapi, anak bapak meninggal karena apa?”, tanya Bino. “Anak saya telah menghilang selama 12 hari. Setelah itu anak saya ditemukan dengan kematian yang tragis. Anak saya dibunuh dan diambil organnya. Hanya otaknya yang disisakan. Sampai sekarang, tidak ada yang tahu siapa pembunuhnya.”, ucap kakek itu dengan nada sendu. “Ohh kami turut berdukacita. Tetapi ketika kami membawa kalender itu ke rumah kami, pada tanggal 5 Maret dicoreti warna merah. Kami menduga kalau itu darah”, kata Nano. “Hah? saat kalender itu berada di toko, kalender itu bersih. Tidak ada coretan. Dan tanggal yang dicoretin merah di kalender kalian adalah hari pertama dia hilang”, kata kakek tua. Seketika kedua anak muda itu terkejut. “Ohh kalau begitu… kami permisi dulu, yaa. Terima kasih atas infonya.”, ucap mereka berdua. “Ok.”, kata kakek tua tersebut. Kemudian mereka kembali ke kampus.
Kemudian, setelah selesai kuliah, mereka ke perpustakaan buat mencari perihal tentang kematian perempuan tersebut. Mereka mendapat suatu situs. “Eh, Nano, liat yang gua dapet.”, kata Bino. “Ohh, mana? Ini?”, tanya Nano. “Iya gila. Ini loh udah gua kasi tunjuk. gua udah baca. Katanya, perempuan tersebut merupakan mahasiswa kampus ini saat tahun 2003. Berarti, angkatan pertama dong.”, kata Bino membaca situs tersebut. “Nah iya. Berarti dia senior kita dong. Eh yang ini membahas tentang TKP nya. Katanya permpuan tersebut ditemukan di hutan. Dalam kondisi mengenaskan. Organ di tubuhnya hilang semua dan tengkoraknya terbelah menjadi dua. IHHH!!!”, lanjut Bino dengan rasa jijik ketika melihat foto TKPnya. “Ohh. Di bawah ini katanya saat di TKP ditemukan catatan yang bersimbah darah. Diduga itu adalah tulisan korban sebelum dia meninggal. Tulisannya begini 84945. Tidak ada yang tahu artinya apa. Berikut fakta faktanya. Sebelum korban berada di TKP, korban telah menghilang selama 2 minggu, sebelum korban menghilang, korban berada di rumah pacarnya sebelum hilang, pacarnya bernama Budi, perempuan tersebut memiliki seorang ayah saja, ibunya meninggal ketika dia masih kecil, ayahnya bernama pak Wawan, ketika diinterogasi, ayahnya berkata putrinya akan pulang diantar pacarnya, kata pacar perempuan tersebut bahwa dia bersama pacarnya singgah di rumahnya buat istirahat, ketika istirahat, perempuan tersebut pergi sebentar ke belakang rumah, dan sejak itu perempuan tersebut menghilang dan ditemukan meninggal dua minggu setelahnya.”, baca Nano. Kemudian, terdengar suara bel tanda pulang. “Eh, ada suara bel. Pulang yok. Kita selidiki di kos.”, kata Bino. “Ok.”, kata Nano. Kemudian, mereka pulang.
Sesampainya di rumah, mereka segera bersih bersih. Nano yang selesai duluan bersih bersih kemudian keluar untuk mencari makan, sedangkan Bino tetap di kos karena dia belum selesai bersih bersih. Ketika dia selesai, “Hahh… gua udah selesai. Tapi gua makan apa yaa? Makan bareng Nano aja deh. Hmm, gua mau ngecek kalender itu lah.”, kata Bino. Kemudian, dia menghampiri kalender itu. “Hmm, tanggal 5 Maret masih dicoretin merah. Emang maksudnya apa yah?”, kata Bino kepada dirinya sendiri.
Tiba tiba keluar sosok perempuan menyeramkan dari kalender itu. “AHHHH!!!”, teriak Bino. Perempuan itu sangat menyeramkan. Kepalanya terbelah, mata dan otaknya keluar, dan tubuhnya seperti dicabik cabik. Bino yang ketakutan langsung lari keluar, tetapi hantu itu menariknya. Perempuan itu ingin membunuh Bino. Tetapi Bino langsung terbangun di lantai. Ternyata, dia telah bermimpi. “Oh syukurlah itu cuma mimpi. Eh…”, ucap Bino tertahan melihat kalender itu. Ternyata kalender itu…
TAMAT
Cerpen Karangan: Albert Justin I. Panggabean Halo. Nama saya Albert Justin I. Panggabean. Kali ini saya akan menceritakan suatu cerita tentang kalender. Cerita ini terinspirasi dari saya yang sedang melihat pria berbaju hitam di kalender saya, yang saya kira hantu. Tunggu kelanjutannya. Terima kasih