Sore yang tenang ketika itu. Seorang berpakaian agamis mendatangi toko kopiku. Ia menuju ke arahku dan duduk di depan hadapanku, di meja panjang. Ia memesan kopi seperti biasanya akan tetapi susana tidak seperti biasanya. Kursi-kursi penuh dengan seisi penduduk kota. Semua hanya memesan secangkir minuman, bahkan ada yang hanya berdiri merokok. Semua pandangan mereka menuju diriku, akan tetapi bukan dirikulah yang mereka perhatikan. Namun orang berbaju agamis tersebut.
Kesombongan orang agamis ini saking besarnya sehingga susana yang kelam ini tak mempengaruhi dirinya. Ia sangat percaya diri akan keamanannya. Seorang anak berumur 14 tahun kemudian memasuki toko kopiku dan duduk di sebelah orang tersebut. Anak yang terlihat juga menggunakan baju agamis tersebut tak tersenyum sedikitpun. Ia memesan susu panas untuk dirinya.
Semua orang yang hadir saat itu, mengetahui siapa anak ini bagi orang tersebut. Wajah kebencian dan kekesalan berada pada wajah semua orang. Setelah minum susu hangat yang kusuguhi, anak tersebut berusaha menarik lengan orang tersebut. Karena ia dapat merasakan suasana di toko kopiku ini. Tapi ia tak bergeming sambil melihat menuju televisi melihat pertandingan bola. Setelah kekalahan timnya ia membayar dan pergi menuju pintu. Aku masih ingat bagaimana mereka bercumbu dan saling memanggil sayang ketika keluar.
Beberapa saat yang sama semua melakukan hal yang sama. Semua orang yang ada di toko kopiku keluar setelah menaruh uang mereka di meja. Mereka berjalan dengan sunyi dan tenang. Keheningan yang diikuti suara pintu yang masih berayun menyelimuti ruangan. Iklan TV mengikuti keheningan tersebut. Suara tembakan yang samar kemudian terdengar. Kemudian kulihat melalui jendela depan bagaimana banyak warga bubar dari lokasi. Beberapa tinggal dan beberapa pergi. Seperti yang anda tahu, kota sekecil ini diluar pengawasan polisi. Walau sudah dilaporkan suara tembak dan dilapokan terjadi pembunuhan. Para polisi datang selalu terlambat, berjam-jam sesudah kejadian.
Bila ingin tahu saja, seluruh kota bertemu saat itu di aula beberapa jam sebelumnya, di seberang jalan toko kopiku. Tahukah anda apa yang menjadi pembahasan satu kota pada saat itu? Tidak lain selain orang tersebut. Kebencian mengenai orang tersebut. Bagaimana orang tersebut mengatasnamakan agama untuk menarik uang dan membeli harta. Ia menikahi istri-istrinya yang berada dibawah umur dan bagaimana ia melakukannya tanpa harus menghadap ke persidangan. Bagaimana satu kota merasa resah, melihat dirinya dapat membawa senjata api kemana-mana dengan truknya, dengan alasan dia dulu mantan militer. Ia selalu menyombongkan fakta tersebut.
Tidak ada orang yang tidak pernah ia ancam di kota ini, seorang perempuan yang menjadi korbannya. Ia menceritakan bagaimana saat berjalan di toko, ketika anaknya berada di lorong permen, pria agamis tersebut mendatangi anaknya. Ketika ia dengan baik-baik menarik anaknya pergi, pria itu kemudian mengikutinya sampai rumah dan menembakan peluru ke angkasa.
Orang berumur 50 tahun tersebut telah berbuat bengis selama 30 tahun ia tinggal di sini. Ia tidak menghadap hukum sampai 6 bulan sebelum kejadian. Seorang dari kota ini berhasil memasukkannya ke pengadilan karena ia tertembak di dekat leher oleh orang tersebut. Walau begitu dengan pengacaranya ia berhasil keluar dari tuduhan tersebut dan hanya perlu membayar ganti-rugi. Walikota dan kepala kepolisian juga tidak tahu harus bagaimana, hingga menyarankan ronda hanya untuk mengawasi satu orang. Ketika seorang mengabari satu pertemuan tersebut, bahwa ia sedang menuju tokoku, semua dengan tenang berpindah tempat dari aula di gedung serbaguna menuju toko kopiku.
Apakah hal tersebut kebetulan atau memang takdir yang maha kuasa. Setelah kejadian itu semua juga tahu cerita tersebut. Semua orang di kota mengetahuinya, kami hanya saling mengangguk sesama lain dan tidak mengatakan sepatah pun. Semuanya tahu apa yang terjadi pada siang bolong tersebut. Tapi dari 61 saksi hanya satu yang melaporkan bahwa ada yang menembak orang tersebut. Menurutmu siapa orang itu? Binggo! Anak berumur 14 tahun tersebut. Istri sang korban.
Tidak ada yang bisa dikatakan lagi olehku mengenai kasus ini. Polisi menemukan tubuhnya di dalam truk di atas bangku pengemudi, dengan lubang di kepalanya. Setelah hari-hari tenang berikutnya, kota menjadi lebih bahagia. Mungkin kasus ini terjadi karena perasaan satu kota. Perasaan pahit yang kami rasakan setelah Hukum dan Tuhan mengecewakan kami. Sudah habis kesabaran kota ini hingga hal itu terjadi.
Tidak ada yang tahu, mimpi buruk apa yang telah kota ini rasakan selain orang yang tinggal di dalamnya.
Bila kau ingin tahu, penembak orang tersebut adalah..
Cerpen Karangan: Ymir youtube.com/channel/UCYAK-3X57hzjIRVLBxXdSIA