Awalnya aku serasa bosan dengan duniaku. Tuhan semberiku kelebihan yang jarang dimiliki oleh orang lain. Entahlah mengapa tuhan memberiku kelebihan seperti ini. Setiap malam aku selalu ketakutan. Melihat sosok sosok yang menggangguku yang ingin berlayar dalam mimpi.
Oh ya namaku Putih Buana Raksa. Anak seorang pengusaha kaya raya di kota ini. Sekarang aku duduk di kelas X SMA Globy. Awal masuk aku terkejut karena ada seorang arwah remaja yang selalu bersamaku. Kupikir arwahremaja itu arwahjahat ternyata dia baik dia hanya tak bisa tenang di alamnya karena arwahnya dikubur tepat di taman kosong belakang sekolah.
Dia adalah Bayu. arwah remaja cowok mungkin sekarang dia kakak kelasku. Hanya aku yang dapat melihatnya. Dan satu sahabatku yang percaya dia Fandra teman sebangku yang selalu percaya apa pun yang kuceritakan padanya. Termasuk tentang Bayu.
“jadi gimana cara kita bisa temuin mayat kamu?” tanyaku. “sebenernya aku ingin orang yang membunuhku dipenjara, aku kasihan dengan ibuku yang selalu menangis ketika melihat fotoku” kata Bayu dengan wajah sedih. “jadi Put kata dia apa?” tanya Fandra. “Katanya kita harus cari pembunuhnya dan menyelesaikan kasus ini ke jalan hukum” kataku. “apa strategi awal kita?, kita aja gak tau siapa pembunuhnya?” tanya Fandra. “iya gue juga penasaran siapa yang bunuh kamu?” tanyaku sambil menyeruput es jeruk. “Quer kelas XII IPA 1” kata Bayu dengan eksperesi yang gak pernah kulihat. Mulai awal aku ketemu dia, dia selalu tersenyum dan satu lagi dia selalu bantuin aku ngerjain tugas tugas yang susah. “hah kak Quer cowok OSIS dan senior tim basket?” kata Fandra kaget. Ketika aku memberitau siapa pembunuh Bayu. Sampe seisi katin melihat kita. “sutttt… pelan pelan, kita lanjut di rumah gua. Mmm bayu nanti ke rumah gua tau kan?” tanyaku sambil beranjak dari duduk. “ya”.
Pulang sekolah aku langsung pulang, dan Bayu sudah duduk di teras rumah. “udah nunggu bay?” tanyaku. “eh ada temen non?” tanya bi Minah, dan dia tau bahwa aku punyak kelebihan. Dan dia selalu percaya apa yang kulihat. Dia aja buatin minum buat orang yang ia gak lihat contohnya Bayu. Dia buatin minum buat Bayu. “iya bi, oh ya bi buatin es jeruk 2 ya, sama bayu ini suka kopi susu” kataku. “iya non nanti saya taruh di meja tamu ya. Saya mau ke pasar”. “iya bi, oh ya mbok Nyem itu udah dateng?” tanyaku, katanya ada pembantu baru di rumahku. “udah non itu di balkon”.
Saat aku duduk dengan Bayu menunggu Fandra. Mbok Nyem pembantu baru menghampiriku. “loh non udah pulang” kata dia “iya Mbok”. Dan suara lirih terdengar dari bayu. “ibu…”. “saya permisi dulu ya non”.
Setelah Mbok Nyem pergi. “kamu kenapa Bay?, kok muka kamu kayak gitu. Terus apa yang kamu bilang tadi?” tanyaku. “dia… dia Ibuku”. Hah ibu? Jadi itu ibunya. Oke lancar deh aku menjadi dektektif conan kali ini. Semua akan mudah untuk mencari bukti bukti.
“samlekom” kata Fandra tiba tiba masuk rumah. “woy kalo ngomong tuh assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh bukan samlekom” kataku panjang lebar kali tinggi kali alas kali ahhhhhh… suttttt. “ehek iya maap ken. Oh ya jadi gimana?” tanya Fandra sambil duduk. “hey awas itu ada Bayu” kataku karena Fandra duduk di tempat Bayu. “eh maap maap mana aku tau Put” kata dia nyengir dan duduk di kursi lain.
“kita bakal dapet bukti bukti kuat kali ini” kataku. “bukti? Dari siapa?” tanya Fandra sambil minum es jeruk. “mbok Nyem, ibunya Bayu” kataku. Dan seketika hujan air jeruk menyembur hampir terkena mukaku. “eh jorok banget sih. Kalo mau buat ujan jeruk tuh diluar aja jangan disini. Jadi basah kan rok gua”. Marahku. “abis gua kaget”. Dan kulihat Bayu tertawa riang. “hahahaha tuh Bayu ketawa” kataku karena aku selalu ingin tertawa saat bayu senang.
“oke strategi udah kita siapin jadi sesuai rencana ya. Eh gua pulang ya” kata Fandra. “iya fan ati ati ya”. Ketika aku membereskan cangkir cangkir. “loh kamu gak balik Bay” tanyaku. “aku ingin berbicara pada ibuku” katanya. “mmm aku boleh kok pinjamkan tubuhku” kataku. “aku takut kalo ia tak percaya” katanya. “yuk ikut aku. Nanti kuomongin baik baik”. Aku pun menemui mbok Nyem.
“mbok?” pangilku. “iya non, ada yang bisa saya bantu?” katanya sambil mengeringkan tangan dengan bajunya. “mmm mbok percaya kan kalo aku bisa lihat hal aneh aneh?” tanyaku. “iya mbok percaya kok sama non. Emang kenapa ya non?” tanya mbok Nyem. “ada yang mau ngomong sama mbok. Mbok harus percaya ya” kataku. “siapa non yang mau ngomong?” tanya mbok. “sebentar…”.
Seketika arwah Bayu memasuki tubuhku. “assalamualaikum bu Bayu kangen sama ibu”. Suara itu membuat jantung Mboknya berdetak gak karuan. “gimana kabar ibu? Ibu sehat kan Bayu disini baik hehehe” senyuman khas Bayu membuat mbok Nyem yakin kalo arwah yang memasuki anak atasannya adalah putra semata wayangnya. “Bayu…” mbok Nyem pun memeluknya. “kamu gak paapa nak?, kenapa kamu ninggalin ibu?. Kamu kenapa?” tanya mbok Nyem sambil menangis. “Bayu gak paapa kok. Mungkin ini udah takdir. Oh ya Bayu gak akan khawatir sama ibu lagi. Ibu jangan nangis ya. Sebenar lagi Puti bakal bantuin Bayu agar tenang. Bu tolong bantuin Bayu ya” kata bayu. “iya lee iya ibu bakal bantuin Bayu”.
Besok di sekolah “put tersangka eh kak Quer ada di halaman belakang cus” terdapat pesan singkat dari Fandra yang menyuruhku tuh stand by melakukan rencana. “oke, otw nih Bayu juga ada sama gua”.
Aku berjalan menuju halaman belakang. Terlihat kak Quer dengan air muka tegang. “pagi kak” sapaku. “eh pagi, ngapain kesini put?” tanyanya. “hehehe biasa mau ambil sapu di gudang” kataku. Kemaren Bayu bilang kalok kak Quer menaruh pisau untuk membunuh Bayu di gudang. “mau aku anterin?” tanyanya. “gak usah kak takutnya ngerepotin”. “udah gak paapa kok” dia mengantarku ke gudang. Dan Fandra udah stand by disana. Dan akting pun dimulai. Doain ya bisa masuk tipi hehehe. Gini lagi misi masih aja bercanda.
“loh fan ngapain kamu disini?” tanyaku. “gini put tadi aku disuruh ambil bola sama pak Hasan eh aku nemu pisau ini” katanya. Aku dan kak Quer menghampiri Fandra. “eh pisaunya ada bercak darahnya” tanyaku sambil menunjuk noda dara. “kak Quer apa di sekolah ini pernah terjadi sesuatu?” tanyaku. “e…anu… aku kurang tau sih hehehe” pas tersangka merasa gerosi. “oh ya kita balik aja yuk, aku ngerasa merinding disini” kata kak Quer. “iya kak”. Aku pun makin yakin kalau kak Quer adalah pelakunya. Pisau itu sudah ditemukan sebagai barang bukti. Dan tinggal misi ke 2.
Dua hari setelah memergoki kak Quer dengan pisau itu. Aku berpura pura main bola bersama Fandra dan bola itu masuk ke halaman belakang. Rumput rumput berlalu lalang. Kami berpura pura mencari bola untuk menemukan jasad Bayu. Saat ini Bayu memantau kak Quer jadi aku dan Fandra harus cepet nemuin jasadnya.
Akhirnya ketemu. Aroma bangkai pun telah terasa, oke misi ke 2 beres dan tinggal melihat ending akhir seperti apa.
“pak pak ada aroma bangkai di halaman belakang” kataku dan Fandra pura pura histeris di hadapan pak Hasan. “ngapain kalian ke halaman belakang?” tanya pak Hasan. “saya tadi ambil bola ini” sambil mengangkat bola basket yang ada di tangan Fandra. “yaudah kita kesana sekarang.”
Akhirnya halaman belakang telah diberi garis polisi dan menjadi tempat TKP. Semua telah ditelusuri. Dan benar itu jasad Bayu, Mbok Nyem menangis tersedu sedu melihat anaknya meningal secara tak wajar. Aku meminta tolong pada ayahku untuk membantu proses ini.
Akhirnya ditetapkanlah kak Quer sebagai tersangka. Dengan barang bukti pisau yang ada bercak darahnya. Ternyata kak Quer membunuh Bayu karena cemburu. Saat itu Bayu memiliki pacar dan Quer sangat mencintai pacar Bayu. Semua kejadian itu berakhir dengan pembunuhan Bayu.
Pada awalnya semua mengira bahwa Bayu telah hilang. Dan benar kenyataan akan terungkap. Kasus pun selesai kak Quer sekarang berada di dalam jeruji besi. Dan Bayu dimakamkan dengan tenang. Sekarang sekolah pun dimulai setelah misi misi yang telah kuselesaikan.
Saat istirahat aku bertemu Bayu. Kukira Bayu telah pergi. “Putih makasih kamu telah membuatku tenang. Aku akan pergi, jaga dirimu. Dan aku titip ibuku ya” senyuman khasnya mulai terukir di wajahnya. “apa aku boleh meminjam tubuhmu untuk berbicara dengan Fandra?”. “boleh, Fan Bayu mau ngomong nih” seketika arwah Bayu memasuki tubuhku.
“hay Fandra makasi kamu telah membantuku. Aku bersyukur bisa bertemu kamu dan Putih” kata Bayu. “gak masalah. Aku senang bisa jadi dektektif conan abal abal hehehe” kata Fandra dengan leluconya. “bolehkah aku meminta satu hal?, sebelum aku pergi?” minta Bayu. “silakan kau meminta apa?”. “tolong temani hidup Putih. Putih sangat mencintaimu ia telah berharap padamu. Tolong bahagiakan Putih” kata Bayu. “kau tau dari mana?” tanya Fandra kaget. “Putih selalu cerita tentangmu. Dia sangat menyayangimu. Aku yakin kau juga memnyayanginya” kata Bayu sambil memnagang pundak Fandra. “ya aku akan menjaga Putih. Apa kau akan pergi?” tanya Fandra. “iya. Aku akan pergi”. arwah Bayu keluar dari tubuhku. “aku pergi dulu dah” terlihat Bayu berjalan ke arah yang sangat terang. Aku melambaikan tangan kearahnya. Dan diikuti oleh Fandar.
Epilog “apa yang kau bicarakan saat itu dengan bayu?” tanyaku penasara. “tak ada hanya salam perpisahan saja”. “ah bohong” kataku sambil memukul pelan Fandra. “aku membicarakanmu” dia menyubit pipiku dan berlari.
Apa kau telah tenang di sana Bayu?.
Cerpen Karangan: Lila Amelia