Aku sangat suka menari dan bagiku melakukan gerakan ballet adalah suatu hal yang mudah karena aku memiliki bakat itu. Aku merentangkan tangan mengangkat kedua kaki sampai suatu malam… Aku mendengar suara aku berjalan mengikuti sumber suaranya. Segera aku dekati malah aku terjatuh kakiku sakit susah digerakkan.
Merasa seluruh badan lemas aku duduk memeriksa lututku. Aku pun pergi ke Dokter dan memeriksakan rasa sakit ini kata Dokter aku mengalami kelumpuhan kaki. “Kelumpuhan atau paralisis adalah kondisi ketika satu atau beberapa bagian tubuh tidak dapat digerakkan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh gangguan pada otot atau saraf, akibat cedera atau penyakit tertentu.” ucap Dokter Alim memberitahu aku.
Rasanya kakiku seluruhnya lemas aku tidak pernah menyangka penyakit ini terjadi. Sehingga aku tidak bisa menari. Suatu hari aku mendengar kabar jika Frans pelatihku mencari ballerina baru.
“Kira-kira apakah Clara kamu mau jadi ballerina utama untuk penampil nanti di show besar?” “Tentu saja.”
Aku kesal kenapa aku diganti? Sejak hari itu aku merenung sampai sebuah bayangan itu muncul lagi. Aku berusaha mendekati ada seorang gadis berwajah pucat.
“Kamu tau aku adalah korban Frans si psikopat dia membuatku mati” “Benarkah?” “Ya tentu saja Frans Kagawa pria keturunan Jepang itu adalah pelatihku aku jatuh cinta padanya kami berpacaran lalu ia membunuhku dan membuang mayatku di sungai.” “Kenapa ia melakukan itu?” tanyaku heran. “Karena aku tidak menuruti perintahnya.” ucap gadis tersebut bercerita. “Perintah apa?” Otakku berasa dejavu aku seakan sulit percaya selama ini dikenal baik, santun walaupun pribadinya agak sedikit tegas, memang sih Frans tertutup tapi aku yakin dia menyimpan banyak kebaikan dari cara dia memotivasi supaya kita bisa tampil dengan sempurna. “Kau akan tau nanti.” Seketika gadis itu menghilang. Aku bertanya kenapa hantu itu bisa ada di sini? Sungai yang mana? Aku teringat sungai dekat sini tidak jauh dari lokasi tempat aku berangkat ke tempat les menari.
Mendatangi lokasi aku mengucapkan doa. Rasanya aku benar-benar ketakutan tentang cerita mengenai gadis itu. Penasaranku kian membuncah. Pernah terpikir olehku untuk berusaha mencari tahu? Tapi aku takut sekali kalau aku akan dikeluarkan dari sana. Terlebih kondisi aku yang buruk.
Riska salah satu temanku di tempat les berkata padaku, “kamu kenapa akhir-akhir ini melamun? Apakah kamu sakit? Aku lihat kau sering melamun.” “Kakiku mengalami kelumpuhan sepertinya aku akan sulit menari.” ujarku mengatakan kejujuran.
Riska mendengar cerita aku langsung menganga pantas saja Clara Devina berdiri di sana bukannya aku. Itulah yang akhirnya diketahui oleh Riska. Percuma mengubah kenyataan dan mengelak ternyata semuanya benar.
Akhirnya Riska langsung pergi ke pantry mengambil air menjatuhkan gelas kala melihat bayangan muncul seperti sosok gadis berambut panjang dengan poni warnanya hitam. “Hihihi…” Suara khas kuntilanak terdengar Riska berlari.
Ia bertemu denganku dan memelukku aku heran sama sikapnya mukanya pucat. Sebelum show dimulai tersiar kabar jika Frans meninggal saat menuju perjalanan kesini dia mengalami kecelakaan. Aku tercengang semua ulah hantu itu. Seharusnya tidak bertindak sejauh ini.
Penampilan dari Clara kurang memukau padahal sudah latihan. Kemudian panitia memberikan nilai tinggi pada pemampil lain yang lumayan memukau.
Di show berikutnya… Clara berlatih cukup keras sekarang Frans diganti oleh Andrew. Andrew menunjukkan performa yang bagus dalam melatih semoga saja dia orang baik. Ternyata diam-diam hantu itu memperhatikan Clara ketika menari keluar darah di lututnya sehingga gadis itu berlari..
Lalu Clara diganti olehku. Mana bisa aku mengikuti ritme musik dan bergerak lincah. Tapi semenjak itu aku bisa melakukan gerakan ini mukjizat dari Allah SWT. Aku bersyukur. Kugerakan kaki ke atas lalu melakukan split wah aku tampak lincah mengikuti musik klasik. Selesai itu Andrew bertepuk tangan.
Kabarnya jenazah dari Rani gadis tersebut berhasil diautopsi. Aku lega mendengarnya.
Di saat show tiba aku menemukan secarik kertas. “Akan ada bahaya? Untukmu.” Tulisan itu ada bercak darah. Aku takut siapa pengirimnya teror apalagi ini? Aku menatap diri di cermin sosok lelaki dengan muka menyeramkan pucat pasi ada di sebelahku. Aku tidak boleh takut.
Penampilan kedua itu aku. Aku menari mengikuti alur. Setelah selesai semua berdecak kagum pada gerakanku. Kemudian aku menelepon Riska. “Tolong akh… akh…” Teriak mendesis saat aku menerima telepon rasanya seluruh tubuh aku terguncang.
Aku menarik napas sampai sebuah darah tertulis di cermin. “You will die too waiting for the date to play.” (Kamu akan mati juga tunggu tanggal mainnya)
Napasku sesak aku segera mengambil air berharap apa yang tertulis hanyalah ilusi belaka. Aku keluar dari ruanganku ambil tas belum pengunguman aku sudah kabur dari sini. Tanpa disangka aku bertemu Andrew dia mengajakku kembali ke dalam, namun aku menolak.
“Hei ada apa? Ceritakan padaku.” “Ada… ada yang berniat…” Tiba-tiba aku merasa ada seorang lelaki membawa tombak dengan pakaian serba hitam. Aku terus berlari keluar kuambil kunci mobil. Pergi entah ke mana? Sampai aku bertemu ustadz Juki ia membantuku mengusir hantu itu dan tubuh dari hantu itu terbakar.
“Kamu bisa baca Ayat Kursi dan An Nas, sini bantu saya…” “Baik,” Jawabku pelan mengikuti instruksi dari Ustadz Juki.
Syukurlah aku selamat ini berkat bantuan dari Ustadz Juki. Berhutang budi padanya, begitu baik padaku padahal aku baru mengenalnya di dekat masjid ini.
Andrew mengatakan jika aku dinyatakan pemenang sejak saat itu aku lebih mendekatkan diri pada Allah SWT, dan memperbanyak beribadah. Siapa pun makhluk gaib di sana bisa ditaklukkan dengan seringnya kita mejalankan perintah dari yang maha kuasa tanpa meninggalkannya. Aku juga mengetahui rahasia dari Frans jika ternyata dia ingin memerintah menjadikan budak para penari di tempat lesnya supaya bisa menghasilkan banyak uang menforsir hingga kelelahan, melarang makan sembarang memaksa diet ketat. Semata demi mendapatkan apa yang diinginkan.
Aku tercengang ketika tahu dari diary milik Rani tersembunyi di lemari. Selama ini disimpan rapi di bawah handuk terselip. Aku kaget menemukan buku berwarna pink kusam.
Selesai
Cerpen Karangan: Hardianti Kahar Blog / Facebook: TitinKaharz Nama: Hardianti-Kahar Nama panggilan: Titin Usia:26 Tahun Wattpad: @titinstory @titinghey akun lama tidak bisa dibuka NovelToon: Titin Kahar ada cerita aku misteri Kematian mantan Kalau mau cek Sosmed silakan baca Malaikat Pelindung cerpen cek juga wattpad sama NovelToon aku