MIMPI adalah bunga tidur, tetapi ada juga yang menganggapnya cermin kehidupan. Terlebih bila mimpi yang sama terulang hingga lebih dari tiga kali. Pertanda baik atau burukkah bila terlalu sering mendapatkan mimpi yang sama pada waktu yang berbeda dan terus berulang?
Meila terbangun dari mimpi yang menakutkan itu, sambil mengehela napas, dan mencari tombol lampu kamarnya. “Mengapa mimpi itu selalu berulang?” Bisik Meila dalam hati. “Apa ini…? Apa mungkin, Ayah dan Bunda sedang tidak baik-baik saja!?” Khawatir Meila dalam dirinya yang terus berkecamuk.
Ia segera mengecek kamar Ayah Bundanya. Ia dekati, pelan-pelan. Terdengar dengkuran tidur Ayah yang begitu nyaring. “Huft… Ternyata tenang-tenang saja, mereka terlalu lelap, mungkin hanya terlalu banyak nonton ‘drakor gila’. Semoga baik-baik saja kehidupanku, Bunda, Ayah, dan kita semua.”
Meila pun kembali tidur lagi, tapi bayangan ‘Asap menggumpal, membubung melalui atap rumahnya’ terus muncul begitu saja. Ia teringat Nasehat Ayah dan Bundanya: “kalau kamu sedang gelisah, bahkan sangat gelisah, jangan coba ingat lagi segala hal yang membuatmu gelisah, tapi ingatlah Sang Maha Pencipta Langit dan Bumi, beserta isinya.” Tersentak Meila, seakan Ibu dan Ayahnya sedang menasehatinya saat itu.
Ia pun ke kamar mandi, mengambil air wudhu, lalu memohon pertolongan kepada pemilik segala sesuatu. Larut dalam sembahyangnya. Ia yakin semua akan baik-baik saja.
Terlalu cepat, sebelum pagi datang, “KRIIIIINGGG” suara jam waker memecah lelapnya tidur Meila. “Huft… Akhirnya tidak lagi masuk ke dalam mimpi ‘asap menggumpal, membubung melalui atap rumah’. Kadang tetap muncul begitu saja, padahal sudah berusaha kubuang jauh-jauh. Tapi aku yakin setelah subuh ini, semua akan membaik.”
Tidak seperti kebanyakan anak seusianya, Meila tidak berangkat sekolah, ia hanya sekolah di rumah saja, Bunda dan Ayahnya lah sebagai guru tetapnya. Kurikulum pembelajaran telah disusun rapih sebelum Meila lahir oleh Ayah Bundanya. Mulai dari standard jenjang pendidikan TK, SD, SMP, bahkan SMA, telah disiapkan semua dengan metode buatan Orangtua Meila.
Ayah Meila bekerja sebagai tukang Nasi goreng dan Es goreng di pasar dekat rumah, serta jualan makanan pendukung lainnya. Walaupun Nasi Goreng identik dengan suasana malam, tapi tetap saja jualan Ayah Meila tetap laku keras. Mulai dari situlah hal yang menjadi momok menakutkan Dari mimpi Meila menemui alurnya.
Semakin hari, semakin laris trus, jualan Ayah Meila, sampai-sampai ia menambah karyawan berkali-kali. Tidak cukup sampai disitu, Ayah Meila pun menambah lahan jualannya, membeli lahan setempat, yang semakin meluas, pelan tapi pasti. Lahan tempat jualan yang tadinya sewa sekarang sudah terbeli.
Walau sudah sedemikan kemudahan menerpa keluarga Meila. Ayahnya tidak pernah congkak dan berpikir untuk hidup bermegah-megahan. Ia tetap ber style-an ‘low profil’ walau sudah high level. Ayah Meila pun selalu mengajarkan ‘kesederhanaan kepada keluarganya’ bahkan sekolah pun ia percayakan ke tangan Istrinya, dan memang Istrinya juga telah menempuh pendidikan yang mumpuni sebelum menikah, bukan hanya pelajaran umum saja, tapi tak akan pernah lupa pelajaran Agama, karena itu yang paling utama, terlebih Bundanya Meila pun pernah menyetorkan hafalan 30Juz Al-Qur’an kepada Bu Gurunya di masa sekolah dulu.
Setelah keberlimpahan itu menyelimuti keluarga Meila. Ia pun teringat mimpinya tentang, ‘Asap menggumpal, membubung melalui atap rumahnya’ membuatnya ngeri, tapi setelah semua ini ia akhirnya mengerti.
“Oh rupanya arti ‘Asap menggumpal, membubung melalui atap rumahnya. Bahkan, mimpi-mimpi itu seperti sebuah tayangan sinetron bersambung. Saling berkaitan satu sama lain dan tampak begitu runtut’. Itu tanda usaha Ayah akan berkembang pesat. Luar biasa, aku kira akan terjadi berbagai petaka. ‘Alhamdulillah Ya Alloh’ semua terjadi atas izin kehendakmu.” Gumam Meila dalam dada.
Cerpen Karangan: Halub Blog: Huzuryakindir.blogspot.com Halub dari Cileungsi, tinggal di Masjid Darurrozaq sebagai pembantu masjid. “Pencipta Terima kasih atas segalanya” “Tangsel-Pamulang, terima kasih sudah bersama hingga lulus SD.” Blog: huzuryakindir.blogspot.com Ig: halubzih93