“Tok tok tok”, terdengar suara ketokkan pintu dari kamar rumah sakit Kanna. “Ya, silakan masuk” ujar Kanna. Ternyata orang yang mengetuk pintu tersebut adalah suster. Suster tersebut masuk dan memberikan obat kepada Kanna. “Terima kasih suster” ujar Kanna.
“Oh ya sus, klo boleh Tanya, adik saya yang bernama Kaito Isamu ada dimana ya?” tanya Kanna. Suster tersebut tidak menjawab namun suster tersebut seperti mencari sesuatu untuk ditulis. “Suster ingin mencari apa? Pena kah? Dan kertas?”, suster tersebut menganguk. “Oh, sebentar ya, kebetulan saya punya buku gambar, suster boleh menulis sesuatu tetapi jangan buka-buka halaman lainnya ya!” jelas Kanna. Suster pun mengganguk lagi seakan mengiyakan penjelasan Kanna terhadap buku gambar tersebut.
Kanna sudah mencari buku gambar kesayangannya itu tetapi ia tidak menemukannya. Kanna mencoba mengingat-ingat lagi apa yang terjadi sebelumnya. Tetapi saat Kanna mencoba mengingat kejadian itu lagi-lagi Kanna merasakan sakit kepala, seperti ada yang menghalanginya untuk mengingat masa lalu. “Ah… buku gambarku dimana ya? Aduh gimana ini” keluh Kanna kebingungan. Sang suster yang mendengar keluhan Kanna mengisyaratkan seperti mengatakan ‘tidak apa-apa’. Untungnya Kanna bisa mengerti Bahasa isyarat karena pernah belajar waktu kecil. “Oh, begitu ya….” Ujar Kanna. Suster tersebut mengisyaratkan lagi seperti mengatakan, ‘Adikmu ada di kamar 102, 2 kamar setelah kamarmu’. Kanna akhirnya pun mengerti apa yang suster isyaratkan, ia pun berterima kasih dan suster tersebut pergi meninggalkan Kanna.
Kanna yang ingin sekali bertemu dengan adiknya itu berusaha agar bisa berjalan menuju kamar adiknya. Sayangnya Kanna tidak bisa. Mungkin Kanna tidak bisa berjalan untuk sementara waktu.
Singkat cerita, Kanna sudah keluar dari rumah sakit. Ia pulang dengan dijemput oleh ayahnya. Sang ayah tidak mengatakan apa pun ketika di perjalanan. Aneh. Kanna terbingung-bingung mengapa semua orang tidak mau mengucapkan satu kata pun? Apakah semua orang memang seperti ini dari dulu? Dunia serasa sepi jika tidak ada yang berbicara.
Sesampainya di rumah, “KAKAAAAAAKKK!! AKU RINDU KAKAK!!” teriak seorang anak kecil laki-laki. Kanna pun langsung mencari sumber suara tersebut. Ternyata itu adiknya! Fiuh, untung saja Kanna tidak berpikir buruk tentang adiknya karena tidak bisa bertemu di rumah sakit. “Loh, Kai, kangen kakak ya? Hihi, kamu sudah pulang dari rumah sakit?” “Ahahahaaa, aku udah duluan keluar dari rumah sakit melebihi kakak! Karena aku kuat, weekkk!!” ledek Kai. Kanna hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah laku adiknya ini.
Hari-hari dijalani Kanna seperti normal kembali. Kanna tersadar bahwa dunia ini sangat sunyi. Tidak ada orang yang berbicara, bahkan mall, pasar dan sekolah pun sunyi seperti semua orang sedang tertidur. Aneh.
Tiba-tiba, deg! “Ah, tunggu… eh apa?! Seharusnya aku saja yang bisa berbicara, tetapi kok Kai juga…” pikir Kanna. Kanna sekali lagi mencoba mengingat masa lalunya. Untungnya Kanna bisa mengingat sedikit-sedikit tentang masa lalunya. “Kalau dipikir-pikir…. Terakhir kali itu… Kai terlihat murung… ah iya benar! Tapi kenapa sekarang dia menjadi ceria ya? Apa mungkin karena kecelakaan itu mengubah moodnya menjadi ceria ya? Hahaha tidak mungkin”. “EHHH TUNGGU-TUNGGU, aku habis mengalami kecelakaan ya? Hmmm… habis itu… aku… ahhh!” Kanna yang sedang mencoba mengingat masa lalunya itu tiba-tiba merasakan pening yang kuat yang akhirnya membuatnya jatuh pingsan.
“Ugh…” keluh Kanna yang baru saja siuman dari pingsannya. “Eh? Kanna sudah bangun? Syukurlah kalau begitu” ujar seorang pemuda yang seperti beda 1 tahun dengan Kanna. “Uh, Ryuu-san?” “Ahahaha! Kukira kamu sudah melupakan namaku. Ah iya sekarang kan jam istirahat kebetulan aku ingin berbicara sesuatu padamu di taman sekolah, boleh?” tanya Ryuu. “Boleh” jawab Kanna. Mereka pun ke taman sekolah bersama.
Dimulailah pembicaraan mereka. “Ne, Ryuu-san, kenapa kamu bisa berbicara sepertiku? Seharusnya kamu tidak bisa” “Ah iya ya, kenapa yah? Aku juga tidak tahu hahaha”. Pembicaraan berhenti sesaat namun dimulai lagi oleh Ryuu. “Eh kamu sadar engga sama dunia yang kita tempati ini? Seperti ada yang berbeda” “Iya, sadar kok. Anehnya adikku juga bisa bicara… aku… juga tidak bisa mengingat masa laluku, kenapa aku bisa berada disini. Waktu itu aku sudah menemukannya tapi sayangnya kepalaku pening lagi” “Oh begitu… ah iya bagaimana kalua kita memecahkan misteri ini bersama?” “Wah, boleh tuh!”
Mereka pun mencoba memecahkan misteri ini selama berhari-hari. Namun tidak ada satu pun dari mereka yang berhasil. “Ne, Kanna-chan, apakah kamu merasa ada sesuatu yang janggal gitu? Atau kamu menemukan clue namun kamu tidak bisa mengungkapkan clue tersebut?” “Emm… Ah iya, ada, aku belakangan ini aku sedang memikirkan masa laluku, kenapa aku bisa berada di rumah sakit? Waktu itu aku sempat ingat namun aku melupakannya lagi” “Hmmm… Ah! Gini aja! Kamu coba mengingat masa lalumu itu namun jangan semuanya, sedikit-sedikit kamu tulis di kertas ini, bagaimana?” “Wah iya, oke deh kalau begitu”
Kanna pun mengikuti ide dari Ryuu. Berhasil! Semua masa lalu Kanna terungkap. Ia menjadi tahu kenapa ia berada dunia yang aneh ini. Eh tunggu, dimana buku gambarnya? Kanna kebingungan mencari buku gambarnya tersebut. Ah! Ia kemudian membaca catatan tentang masa lalu yang ia tuliskan sambil mengingat, ternyata disitulah terakhir kali ia pegang buku gambar tersebut. Apa mungkin… ia dan Ryuu masuk ke dalam buku gambarnya? Oh iya, waktu itu Kanna juga sempat membuat komik di buku gambarnya. Ia lupa melanjutkannya! Ia menggambar semua orang dengan sempurna, hampir seperti orang asli. Lalu… apa yang membuat semua orang tidak bisa berbicara kecuali aku, Ryuu, dan Kai? Apa mereka ini adalah another Ryuu and Kai? Atau memang benar-benar mereka lalu ikut masuk ke dalam dunia ini? Kanna tidak tahu.
“Ryuu-san, bagaimana kamu bisa masuk ke dunia ini?” “He- aku? Eto-… mobilku yang kau tabrak, entahlah yang terjadi tiba-tiba seluruh ruangan menjadi gelap lalu aku merasakan ada genangan air di bawah kakiku, lalu tiba-tiba ada sebuah cahaya yang sangat terang, aku memasuki cahaya itu, kemudian aku terbangun di rumah sakit” “HEE- ko sama kayak aku ceritanya?” “Entahlah…”
“Hmm… jadi kamu ini Ryuu yang asli kan?” “Iyalah! Emang Ryuu ada berapa?” “Ga tau ahaha!” “Memangnya kenapa kamu bertanya seperti itu?” “Aku merasa… seperti… adikku itu bukan adikku yang asli, kalau ia memang benar adikku, dia… merasa seperti termenung, bersedih, memang keadaannya seperti itu terakhir kali. Apa mungkin dia adalah another Kai? Jadi, dunia ini juga… another world?” “Hmmm, bisa jadi sih… kalau begitu, mari kita bersama-sama keluar dari dunia ini!” “Ayoo! Tapi, di dunia ini… aku senang jika melihat Kai bersenang-senang, rasanya seperti kembali ke masa lalu, hiks-” “Eh eh eh, jangan nangis gitu dong…” “Aku gapapa”
“Ah iya satu lagi, kenapa semua orang tidak pernah berbicara ya? Aneh, kalau kita wajar kan? Karena kita yang asli…” “Oh, mungkin buku gambar itu pernah dibuka oleh adikmu? Jadi buku gambar tersebut merekam suara adikmu?” “Ah iya iya, pinter juga ya kamu, Ryuu-san” “Hahaha, Ryuu memang pintar!” “Idih, sombong” “Hahaha!”
“Tunggu, dari mana kamu tahu kalau adikku pernah membuka buku gambarku?” “Hm? Entahlah, seperti ada yang mengingatkanku saja” “Ohh… jadi, bagaimana caranya agar kita bisa keluar dari dunia ini?” “Ikut aku yuk! Biar kutunjukkan caranya…”
Bersambung…
Cerpen Karangan: Arsya Ghinayyah Prartiandika Instagram: @arsyxnahh_ , @aikiina._ Hai, namaku Arsya Ghinayyah Prartiandika, panggil saja Ainah. Aku minta maaf kalau cerita ini slow respon, aku kira ga di terima hehe, terima kasih cerpenmu.com . Ah iya, kalau mau follow di ig ku namanya @arsyxnahh_ atau akun gambarku @aikiina._ . Eh kalau di akun gambarku jangan panggil nama asliku yah, hehe, panggil saja Ai kalau di instagram, salam kenal!
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 2 Agustus 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com