Dering ponsel mengganggu kegiatan membacaku. Aku melirik sekilas dan terdapat notif chat dari beberapa kontak. Aku mengambil benda pipih itu dan mulai memasukkan sandi guna membuka aplikasi berwarna hijau. Kugeser layarnya dan melihat beberapa chat yang belum sempat kubalas. Dirasa tidak ada yang penting, aku menaruh kembali benda itu di meja samping. Tetapi, bunyi dering kembali terdengar dan mengganggu konsentrasiku.
“Hhh siapa sih?!” geramku dengan kesal.
Aku membuka aplikasi chatting lagi dan mulai menggulir, dan terlihat satu chat dari nomor tak dikenal berada diatas sendiri. Nomor siapa ini? Saat aku diam melamun, tiba-tiba ada panggilan masuk dari nomor tak dikenal tadi. Siapa dia? Untuk apa menghubungiku malam-malam begini?
Aku malas mengangkatnya mungkin orang kurang kerjaan. Sangat membuang waktu untuk meladeninya. Tapi, panggilan itu tidak kunjung usai. Dia terus meneleponku sampai 10 kali dan setelah itu berhenti. Tidak ada lagi panggilan masuk. Tetapi berganti dengan suara notif chat yang beruntun. Argh, aku berasa diteror!
Aku segera membuka room chat dan kulihat pesan yang dikirimnya.
‘Semua orang tidak mengetahuinya’ ‘Termasuk kau!’ ‘Hahaha’ ‘Hai’ ‘Dan’ ‘Sampai jumpa’ ‘Denganku lagi…’
Aku mulai bingung dengan nomor ini dan menerka-nerka apa maksud dari chatnya. Apa maksudnya? Apa yang tidak diketahui? Sungguh! Aku merasa bahwa sekarang menjadi detektif yang sedang mencoba memecahkan misteri.
Keesokan harinya aku bertanya pada temanku di kampus, apakah mereka mengenal nomor kemarin. Ternyata tidak ada yang tahu. Ya sudah, aku tidak akan memaksa otak dan ragaku untuk memikirkan hal konyol seperti ini.
Tiga hari sudah berlalu semenjak aku dihubungi oleh nomor togel. Ia sudah tidak mengirim apa-apa lagi padaku. Tetapi, rasa penasaranku masih ada dan tentunya tidak seperti hari sebelumnya. Dengan segera ku membuka aplikasi chatting dan mengirim pesan pada sahabatku, apakah menonton bioskop malam ini jadi? Mereka menjawab ‘jadi’.
Aku melirik jam dinding sedang menunjukkan angka enam petang, yang berarti masih ada waktu satu jam untuk bersiap-siap karena kami berencana untuk pergi jam tujuh.
Sesampainya di bioskop, dengan segera kuhampiri teman-temanku yang sedang berdiri mengobrol di lobby, “Haiiii guyssss!” ucapku dengan semangat. “Akhirnya dateng juga, kangen huhuuu” ujar Tia sembari memelukku. “Iya nih, kangen. Lama kita ga pergi bareng kek gini, gara-gara tugas bejibun” timpal Zeyla. “Hahaha iya, yuk kita masuk. By the way, udah dateng semua kan?” tanyaku yang dibalas anggukan oleh mereka.
Film pun usai, penonton segera berhamburan untuk keluar dari ruangan gelap ini. Kami saling berpamitan untuk pulang dan menaiki kendaraan masing-masing. Aku dan Mira searah jalan pulang jadi kami mengendarai motor berdampingan.
Setelah sampai di rumah aku langsung menuju kamar mandi untuk membasahi diri karena merasa lengket. Sebelum tidur, aku mengecek ponsel terlebih dahulu dan melihat rentetan pesan dan panggilan tak terjawab dari nomor tak dikenal itu. Aku tidak tahu bahwa dia mencoba menghubungi karena aku mengheningkan ponsel saat di dalam bioskop tadi. Dia mengirim chat lagi,
‘3’ ‘Bertanya’ ‘Tidak tahu, lalu’ ‘Pergi’ ‘Menculik’ ‘Membekap’ ‘Dan semua orang tahu’ ‘Bagaimana akhirnya’
Apa lagi ini!? Aku sudah muak dengan nomor ini. Darimana sih dia dapat nomorku? Apa jangan-jangan dia seorang hacker? Aarghh aku pusing memikirkannya. Siapapun dia, aku bersumpah untuk mengutuknya karena sudah meneror dengan hal tidak jelas, “siapapun kamu, akan kubalas!” ujarku dengan nada kesal, marah, dan jengkel.
Hari berikutnya aku datang ke kampus dengan keadaan setengah mengantuk dan acak-acakan dan terburu-buru. Ini semua karena semalam begadang karena tidak bisa tidur memikirkan nomor aneh, “Udahlah lupain. Orang gaje malah diurusin. Noh, tugas masih antri” ucapku menegur diri sendiri.
Ketika masuk kelas kulihat beberapa temanku sedang berbincang dengan heboh. Aku menghampiri mereka dan bertanya, “ada apa kok heboh begini?” “Ini lo harus liat,” jawab temanku. Mataku membelalak melihat isi artikel dari ponsel temanku, “ya ampun, kasian banget. Tega bener yang nyulik, ” Mereka mengangguk setuju, “he’em, katanya sih itu mahasiswi kampus sini dan ada rumor juga kalau dia udah dibunuh.”
Aku menghela nafas dan menatap sendu artikel di ponsel. Dengan berjalan lesu aku duduk di tempat biasanya sembari menunggu dosen tiba. Karena merasa bosan menunggu, kuputuskan untuk membuka aplikasi online di ponsel yang sekiranya tidak membuat jenuh.
“Apa nih?” gumamku seraya membaca artikel terbaru tentang pembunuhan. “Sebentar, sebentar… ini kan berita yang tadi ya? Telah ditemukan mayat seorang wanita diduga karena pembunuhan. Menurut warga setempat, pembunuhan terjadi pada malam hari saat warga sedang mengadakan ronda malam dan tercium bau tidak sedap dari gang sempit di daerah tersebut. Mereka pun menghampiri asal bau tersebut dan terkejut karena menemukan seorang mayat wanita. Dan warga mengatakan tidak ada barang-barang korban yang dicuri ataupun rusak. Kasus ini masih diselidiki lebih lanjut oleh polisi untuk mengetahui motif dari pembunuhan yang terjadi.” Aku membaca dengan teliti sampai suara teriak dari temanku membuat ku menoleh dengan cepat,
“Eh woyy!!! Gue dapet info dari temen gue yang polisi, kata dia korbannya mahasiswi disini, pas di cek KTP nya namanya…. bentar dia masih ngetik, ” “Kampret lo Ben, cepetan” Hatiku mulai gelisah tidak karuan, entah kenapa firasatku tidak enak dan malah teringat pada nomor tak dikenal itu.
“OHHHHH NAMANYA ALMIRA SAHEZYA!”
Seketika mataku melotot dengan mulut menganga. Itu… itu nama temanku, Mira!
Aku hampir tidak percaya pada berita ini sebelum notif chat beruntun dari nomor togel yang membuatku mengumpat kesal ingin membunuh orang itu.
‘Pergi’ ‘Menculik’ ‘Membekap’ ‘Dan semua orang tahu’ ‘Bagaimana akhirnya’ ‘Sampai jumpa denganku,’ ‘Lagi…’
TAMAT
Cerpen Karangan: Yassss
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 19 September 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com