Suatu hari aku sangat terkejut dengan keberadaan amplop misterius di meja kamarku. Sebuah amplop putih bersih dengan prangko aneh yang belum pernah kulihat sebelumnya. Surat itu selalu datang di posisi yang sama dengan penampilan yang sama namun aku tidak pernah berhasil memprediksi kapan surat itu datang, darimana asalnya dan siapa penulisnya.
Menjelang hari ulang tahunku yang ke lima belas aku menemukan surat itu persis di atas meja. Ini adalah surat kelima yang aku terima sejak surat misterius itu muncul. Isi suratnya hanya potongan-potongan kalimat yang tidak aku mengerti. Misalnya sekarang kalimat yang tertulis di surat hanya terdiri dari empat kata.
LARI SEBELUM TERLAMBAT, PERGI!
Apa maksudnya? Aku tidak mengerti. Sama halnya dengan empat surat yang sebelumnya aku terima.
IBU adalah cahayaku. Tapi mereka semua TELAH berbohong. Orang asing MENCELAKAI keluargaku AYAH baik-baik saja. Dia selalu bekerja DENGAN keras. BATU itu keras sekali tapi tidak sekeras berlian.
Aku menyimpan surat-surat itu di laci. Tidak tahu apa maksudnya. Hanya sekumpulan kalimat-kalimat tidak berarti, tapi aku enggan membuangnya begitu saja.
Beberapa kali aku mencoba menyingkirkan surat-surat itu selalu terpikirkan jika mungkin saja surat itu ditulis dengan tujuan tertentu. Semacam kode atau entahlah. Segera aku menyusun surat-surat itu diatas kasur sesuai dengan tanggal aku menerimanya.
IBU adalah cahayaku. Tapi mereka semua TELAH berbohong. Orang asing MENCELAKAI keluargaku AYAH baik-baik saja. Dia selalu bekerja DENGAN keras. BATU itu keras sekali tapi tidak sekeras berlian. LARI SEBELUM TERLAMBAT, PERGI!
Aku memperhatikan surat-surat itu lagi beberapa kata ditulis dengan huruf capital sementara yang lain tidak.
IBU TELAH MENCELAKAI AYAH DENGAN BATU. LARI SEBELUM TERLAMBAT, PERGI!
Aku membekap mulutku tidak percaya. Apakah benar hal itu terjadi? Tidak mungkin, pasti ada kesalahan surat ini pasti berbohong.
Aku segera menyimpan surat-surat itu di dalam laci kamarku bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Aku turun membantu ibuku seperti hari biasanya. Saat malam menjelang tidur dan aku kembali masuk ke kamar sebuah surat telah muncul dimejaku seperti hari sebelumnya.
AKU ADALAH KAU DARI MASA DEPAN. LARILAH SEBELUM HARI ULANG TAHUNMU TIBA!
Aku tersentak. Bagaimana mungkin aku dari masa depan menulis surat untukku? Mustahil bukan. Aku lantas memasukkan surat itu ke dalam laci bersama surat yang lain dan beranjak tidur tidak memedulikan surat itu lagi.
“Surat dari masa depan? Yang benar saja.”
THE END
Cerpen Karangan: Indar Widia Blog / Facebook: Indar Widiastuti Rahayu Plisss follow my Ig: @widiaayu.idr
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 21 November 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com