Pukul 02.00 dini hari, tepatnya hari Selasa, suasana di kampung itu masih sangat gelap, dingin sekali, bahkan warga yang ada di luar rumah hanyalah tiga warga yang bertugas jaga pos kamling. Suasana di pos jaga itu tidak seperti biasanya, kalau biasanya pos jaga itu ramai, sekarang hanya ada tiga orang yang jaga.
“Malam-malam gini enaknya nonton bola, betul gak,” kata Pakde salah satu warga kepada dua warga lain yang bertugas malam itu. Dua warga itu saling melihat dan Dika berkata, “Memangnya mau nonton bola apa, kan hari ini gak ada jadwal bola, tidur ajalah aku, Romli kamu malam ini keliling sendiri aja ya, aku ngantuk berat!” Romli pun segera mengangkat kaki dari pos jaga itu dan pergi sendiri untuk berkeliling malam terakhir sebelum subuh menyapa. “Siapa juga yang mau maling di sini, kalaupun ada yang mau maling disini pasti maling itu gila, soalnya kampung ini dekat dengan kantor polisi, hahaha,” Romli berbicara sendiri sambil berjalan menjauh dari pos.
Sudah sepuluh menit berjalan Romli pun menjauh dari pos jaga dan berada di area kampung yang gelap karena lampu yang menerangi area itu sedang mati dan belum diganti. Romli pun menyalakan senter sambil berkata, “Capek juga jalan-jalan terus, duduk dulu ah disini, tapi tempat ini gelap banget, ahh sambil nyetel lagu dangdut aja biar suasananya gak terlalu serem.” Romli pun duduk di area yang gelap itu sambil menyenter area sekitar. Tiba-tiba saat Romli menyenter area sekitar ada suatu hal yang aneh dan Romli berkata dengan nada pelan sambil merinding, “Kenapa ada warga yang keluar rumah pagi-pagi gini, bukannya warga yang berjualan sayur ada di di kawasan yang masih jauh dari sini?” “Tunggu kok dia bisa melayang di atas tanah, itu bukan karpet kan, eh itu itu ahhhhhh,” Romli pun teriak dan lari meninggalkan area itu dan menuju rumahnya.
Pagi tiba dan aktivitas di kampung sudah berjalan seperti pagi-pagi pada umumnya. Pagi ini dimulai dengan Pakde yang menuju ke rumah Romli lalu memanggil Romli dan berkat “Romli kamu sudah gila ya, bisa-bisanya kamu pulang saat keliling malam, di area rumahnya Pak Hardi ada warga yang pingsan tepat jam tiga pagi tadi dan baru ketolong jam lima pagi, kamu kan keliling malam di sekitar area sana kan!” Lalu Romli yang wajahnya masih ketakutan karena melihat sesuatu yang membuatnya kabur pun masih plongo melihat wajah Pakde.
Lalu Romli berkata kepada Pakde, “Pakde saya kemarin sudah berjalan di area sana tapi saya memang kabur, soalnya saya melihat hantu Pakde.” Mengatakan itu kepada pakde dengan wajah takut, tapi Pakde terlihat sangat tidak peduli, tapi memang maklum karena Pakde jiwanya berani, bahkan setiap jaga malam Pakde selalu mendampingi karena sifatnya yang berani dan tidak mudah takut. Pakde lalu berkata kepada Romli, “Hantu-hantu harusnya jam segitu sudah dekat dengan subuh, mana ada hantu, udah sekarang kamu ganti baju mandi, lalu kita pergi ke rumah warga yang pingsan itu!”
Setelah Romli mandi dan ganti baju, Ia dan Pakde segera menuju ke rumah warga yang pingsan dan warga itu masih syok. Warga itu bernama David, Pakde lalu melihat David sebentar dan bertanya, “David kamu sudah minum?” “Sudah Pakde,” Jawab David. Lalu Pakde melanjutkan lagi pertanyaannya, “Apa yang membuatmu keluar pagi-pagi dan pingsan?” Jawab David, “Kemarin malam saya bekerja shift malam dan harus lembur malam, saya selesai jam dua pagi dan baru pulang dari kantor jan setengah tiga pagi, pas saya sudah tiba didepan rumah Pak Hardi, saya lihat ada putih-putih terbang dan menabrak saya, saya melihat wajahnya Pakde, dan itu yang membuat saya pingsan!” Lalu tanya Pakde, “Bagaimana wajanya David?” Jawab David, “Wajahnya seram, ada luka di wajahnya, tapi saya tidak tau jelas apa luka itu.” Setelah mendengar jawaban dari David Pakde lalu menemui Pak Hardi dan menyuruh Romli untuk menemui warga yang pertama kali menemukan David pingsan.
Pakde lalu bertemu Pak Hardi di teras rumah Pak Hardi lalu mengajukan pertanyaan kepada Pak Hardi, “Pak sebelumnya kan di rumah Bapak ada kamera CCTV yang mengarah ke jalan, coba mungkin dilihat Pak penyebabnya apa mengapa sampai David pingsan!” Lalu Pak Hardi menjawab, “Saya juga tadi awalnya mau melihat Pakde, tapi saat saya membuka rekamannya, kamera itu hanya merekam sampai jam tiga pagi kurang lima menit dimana saat itu David masih berjalan dan belum pingsan, tapi setelah itu kameranya mati sampai sekarang dan baru saja dibawa anak saya ke tempat service.” Setelah mengatakan itu Pak Hardi pamit ke Pakde untuk pergi ke kantor karena hari itu posisinya hari selasa yang masih menjadi hari produktif.
Romli datang ke Pakde dan mengatakan bahwa, “Warga yang pertama kali menemukan bu Sri dan katanya Bu Sri juga melihat ada orang pakai baju putih tapi jalannya cepet banget Pakde, Bu Sri juga bilang pada saat lihat David pingsan di jalan wajah David itu lebam.” Setelah mendengar itu Pakde lalu pergi menuju ke rumah Pak RT dan menyuruh Romli untuk menyari informasi ke warga sekitar yang tadi shalat subuh dan warga yang keluar rumah sekitar jam setengah empat.
Sesampainya di rumah Pak RT, Pakde pun berbincang-bincang singkat dengan Pak RT, “Pak, soal kejaidan David pingsan di jalan jam tiga pagi masih belum menemukan jalan terang, David bilang bahwa Ia ditabrak sosok bewarna putih, lalu Ibu yang melihat David pertama kali juga mengatakan hal serupa bahwa Ibu itu melihat sosok putih.” Lalu Pak RT menjawab, “Saya juga sudah bertanya kepada dua warga yang memasang kamera disekitar kawasan itu, kamera Pak Hardi mati saat terlihat David masih berjalan, sedangkan kamera yang satu ternyata pada saat kejadian juga mati, jadi tidak ada rekaman jelas soal kejadian ini.”
Setelah Pak Rt dan Pakde mencoba mencari jalan keluar Romli datang dan berkata, “Pakde semua orang yang keluar disekitar jam setengah empat pagi hanya ada lima warga dan mereka semua melihat sosok bewarna putih berjalan cepat serta bau melati di sekitar area pemakaman.” Area pemakaman kampung memang dekat dengan gang kedua jalan masuk ke area kampung selain itu saat pukul sepuluh malam sampai pukul lima pagi memang jalan untuk mengkases kampung hanyalah gang dua. Setelah mendengar perkataan Romli Pak RT mengumpulkan semua petugas kemanan kampung dan orang muda kampung.
Rapat dimulai sekitar jam dua siang dan pada saat rapat dimulai salah satu petugas kemanan kampung berkata, “Soal sosok putih sudah banyak warga melihatnya, bahkan dari kemarin awal bulan, semua warga yang keluar di jam setengah empat pagi selalu melihatnya.”
Lalu dipertengahan rapat anak Pak Hardi datang dan berkata, “Pak RT rekaman semalam sudah pulih dan dapat dilihat tapi gambarnya agak buram di kisaran jam setengah tiga pagi sampai setengah empat pagi.” Lalu Pak RT melihat rekaman itu bersama Pakde, sosok yang menabrak David tidak terlihat jelas tapi sosok itu bewarna putih. Pakde lalu melihat Romli dan bertanya kepada Romli, “Apa saja yang kau lihat sesaat sebelum kau kabur karena takut Romli?” Lalu Romli menjawab, “Sosok putih, wajahnya ada luka Pakde.”
Pakde lalu seperti ingat sesuatu dan berkata kepada semua petugas kemanan kampung, “Bukankah pernah ada laporan sebanyak sepuluh warga melihat sosok putih?” Petugas keamanan kampung saling melihat sambil mengingat-ingat, untungnya ada salah satu petugas keamanan yang membawa buku yang berisi laporan-laporan warga. “Betul Pakde ada setidaknya sepuluh laporan bulan kemarin dan hari ini terdapat sebanyak dua puluh kali laporan mengatakan bahwa melihat sosok itu disekitar jam setengah empat,” kata salah satu petugas keamanan kampung
Tiga puluh menit rapat belangsung ada empat warga datang ke rumah Pak RT dan berkata bahwa, “Pak RT petugas penjaga pemakaman kampung ternyata tidak sadarkan diri!” Semuanya kaget dan Pakde bertanya ke empat warga itu, “Sudah kalian bawa ke rumah sakit?” Empat warga itu terdiam sejenak dan menjawab, “Sudah Pakde tapi sepertinya Penjaga pemakaman itu sudah tidak sadarkan diri dari berjam-jam lalu, karena memang tadi pagi area pemakaman tidak ada yang membersihkan dan penjaga itu ditemukan di area belakang pemakaman dengan dahan pohon diatas badannya.”
Semua orang yang mendengar itu terkejut lalu Pak RT memerintahkan penjaga kompleks kampung untuk tetap berada disini sedangkan lima pemuda kampung dan Pakde ikut Pak RT ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit Pak RT menemui keluarga dari penjaga pemakaman yang sudah ada di rumah sakit, pemuda kampung itu lalu disuruh Pak RT untuk membantu mengurus data-data yang diperlukan rumah sakit.
“Bapak sudah sadar,” Tanya Pak RT kepada keluarga. Lalu anak dari penjaga pemakaman menjawab, “Belum sadar, tapi kata dokter kondisinya baik-baik saja, tapi ditemukan lebam di wajah.” Lalu Pakde berbicara kepada Pak RT, “Bu Sri yang menemukan David pertama kali juga bilang kepada Romli bahwa kepala David terdapat lebam.” Pak RT yang mendengar itu masih kebingungan dan tidak lama kemudian dokter memanggil keluarga dan mengatakan bahwa sudah sadar.
Penjaga pemakaman yang masih belum kuat itu lalu mengumpulkan kekuatannya dan berkata, “Sosok putih itu sepertinya adalah sosok yang tidak tenang, tadi pagi itu saat sosok itu menabrak saya dan David, sosok itu ternyata menunjukan detik terakhirnya.”
Untungnya penjaga pemakaman itu juga memiliki kemampuan khusus sehingga Ia sudah tau apa yang dilakukan sosok itu. Sosok itu memang masih belum bisa dimengerti oleh Pak RT dan Pakde. Penjaga pemakaman itu lalu berkata, “Tubuh dari sosok itu adalah korban tabrak lari yang disengaja dan sosok itu tidak dimakamkan dengan benar dan baik, sehingga sosok itu selalu mempraktekan bagaimana detik-detik terakhirnya setiap hari Selasa dimana itu juga hari sosok itu meninggal dan jam tiga sampai setengah empat adalah jam dimana sosok itu ditabrak, sosok itu ditabrak di sekitar lahan kosong yang dimana digunakan sebagai ladang pohon pisang.”
Pulang dari Rumah sakit Pakde dan Pak RT pun mengintruksikan untuk mencari tubuh dari Sosok itu di sekiar lahan pohon pisang pada keesokan harinya. Keesokan harinya para Pemuda kampung dan petugas yang biasanya membantu penjaga pemakaman juga ikut membantu mencari. Kira-kira satu jam menggali ditemukan Tubuh dari sosok itu, polisi yang ada disekitar kampung itu datang dan mengambilnya lalu dilakukan otopsi, segera setelah itu Tubuh itu dimakamkan dengan baik dan penyelidikan dilakukan. Butuh waktu sekitar tiga bulan barulah polisi menemukan siapa pelaku dibalik semuanya ini, pelaku itu dihukum lima tahun penjara, dan sosok itu tidak pernah menggangu kampung itu lagi.
Cerpen Karangan: Dennis Gavriel Blog: christofer-tips.blogspot.com Pelajar yang sebentar lagi lulus
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 3 Desember 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com