Kira-kira satu bulan yang lalu Ayahku membawa sebuah jam bandul seukuran lemari ke ruang tamu lalu dia menceritakan kepada kami bahwa jam tersebut dibelinya dari seorang kakek-kakek yang hidup sebatang kara, kakek-kakek itu menjual jam bandul tersebut karena sangat membutuhkan uang kemudian Ayahku membeli jam bekas tersebut seharga 600 ribu.
Disaat kami sedang makan malam bersama tiba-tiba jam tersebut berdentang namun anehnya jam tersebut berdentang tidak sesuai dengan waktu yang ditunjukan karena pada saat itu waktu menunjukan Pukul 08:00 namun jam tersebut hanya berdentang sebanyak dua kali, lalu aku pun merasa bahwa jam tersebut telah rusak, karena yang aku ingat ketika sore jam tersebut masih berdentang dengan jumlah normal.
Kemudian aku menyarankan kepada Ayahku untuk menjual jam tersebut atau membuangnya, akan tetapi Ayahku tidak setuju dengan saranku kemudian dia berpesan kepada kami bahwa jangan pernah menjual ataupun membuang jam tersebut bahkan ketika dia sudah tidak ada di dunia ini lagi, pada saat itu juga aku mempunyai firasat yang buruk karena tidak biasanya Ayahku berbicara tentang kematian dan benar saja delapan hari kemudian aku menerima kabar buruk bahwa Ayahku telah meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas.
Semenjak Ayahku meninggal dunia sekitar satu bulan yang lalu Jam tersebut masih berada di ruang tamu dan jam tersebut tidak pernah kami gunakan lagi semenjak baterainya kosong. Ketika kami sedang makan malam bersama, Ibuku meminta kepada Kakak cowokku untuk membelikan baterai jam sepulang dari dia berkerja, lalu Kakakku setuju dengan permintaan Ibu dan pada keesokkan harinya di sore hari yang cerah Aku bersama Kakakku membersihkan jam tersebut dari debu dan mengganti baterainya dengan yang baru.
Kemudian semenjak jam itu dihidupkan kembali bunyi dari dentangan jam tersebut bejumlah normal sesuai dengan waktu yang ditunjukan, namun keesokkan harinya ketika kami sedang sarapan tiba-tiba jam tersebut berdentang sebanyak tiga kali padahal waktu menunjukkan Pukul 07:00 Tiba-tiba firasatku menjadi buruk dan Aku hanya bisa berdoa semoga semuanya akan baik-baik saja. Akan tetapi doaku tidak terkabulkan karena beberapa hari kemudian Ibuku jatuh sakit dan dia dilarikan ke rumah sakit, hingga akhrinya dia meninggal dunia di bulan Maret.
Kematian Ibu dan Ayahku adalah hal yang begitu menyakitkan yang pernah Aku rasakan didalam hidupku. Berhari-hari di dalam kamar Aku hanya bisa menangis dan juga berdoa. Menangis karena merindukan mereka dan berdoa karena ingin mereka tetap bahagia di alam sana.
Ketika Aku sedang sendirian di dalam rumah tiba-tiba bel rumah berbunyi. Awalnya Aku pikir kakakku yang datang tapi ternyata tanteku yang sedang bertamu bersama suami dan juga anaknya. Tanteku memberikan kami sebuah bungkusan plastik besar berisakan bahan pokok makanan dan juga uang lima ratus ribu rupiah. kemudian dia memberikan nasihat kepadaku agar tetap harus tabah dalam menjalani kehidupan walaupun tanpa kedua orangtua. Aku pun sangat berterimakasih kepadanya lalu dia pun pulang bersama suami dan anaknya. Sore harinya Aku membagi secara adil uang tersebut kepada kakakku.
Saat kami makan malam bersama tiba-tiba jam tersebut kembali berdentang sebanyak tiga kali padahal jam menunjukkan pukul 09:00 Tiba-tiba Aku pun menyadari adanya suatu keanehan dengan jam tersebut, kemudian Aku mencoba menjelaskan kepada kakaku sepertinya jam tersebut memiliki kutukan. Karena sebelum Ayah meninggal jam tersebut berdentang sebanyak dua kali pada pukul 08:00 malam dan dia meninggal di bulan februari delapan hari setelah dentangan tersebut, lalu kakakku mengatakan bahwa itu cuma kebetulan saja, Aku pun menjawab bahwa bisa saja itu bukan suatu kebetulan karena jika diingat kembali jam tersebut pernah berdentang sebanyak tiga kali pada pukul 07:00 pagi dan Ibu meninggal di bulan Maret dan tujuh hari setelah dentangan jam tersebut, lagi-lagi kakakku mengatakan bahwa itu hanya kebetulan saja karena yang namanya kematian adalah takdir Tuhan dan aku pun hanya bisa terdiam seribu kata.
Keesokkan harinya kakakku menerima panggilan telepon dari suami tanteku, lalu setelah dia menutup panggilan, dia memberitaukanku bahwa sepupu kami yang bernama Sella yang masih berumur sepuluh tahun tiba-tiba saja meninggal dunia tanpa sebab apapun dan di siang itu juga kami berhadir ke pemakaman putri tugalnya, lalu setelah upacara pemakamannya selesai tanteku hanya diam dengan wajahnya yang terlihat seperti orang yang tegar dalam menghadapi kenyataan, namun aku dapat merasakan kerapuhan di dalam hatinya. Aku memahaminya karena aku pernah didalam kodisi seperti itu dan tidak lama kemudian kakakku mengajakku pulang ke rumah.
Ketika malam hari tiba kami duduk bersantai di ruang tamu, lalu kakakku mengatakan kepadaku bahwa kematian Sella adalah bukti bahwa kutukan jam tersebut hanyalah kebetulan saja. Karena jika kutukan itu benar seharusnya Sella meninggal dunia sembilan hari setelah dentangan jam tersebut dan untuk sekarang apa yang dikatakan oleh dia memanglah terasa benar, akan tetapi tujuh hari kemudian tanpa diduga suami tanteku meneleponku dengan suaranya yang amat bersedih. dia menceritakan bahwa tanteku telah bunuh diri dan diduga bunuh diri karena dia stress menghadapi kenyataan bahwa putrinya telah meninggal dunia dan Aku pun tidak bisa berkata-kata lagi.
Sepulang dari pemakaman tanteku Aku mengambil palu di dapur, lalu Aku berdiri di depan jam tersebut dengan niat hati untuk menghancurkannya namun niat hati ini seketika pudar ketika dia sedang berdiri di belakangku dan mengatakan bahwa jika aku menghancurkan jam tersebut berarti aku tidak mengharagai pesan Ayah. Kemudian dengan kesalnya aku menjelaskan kepada kakakku, bahwa jam tersebut sudah mengambil satu persatu anggota keluarga, lalu dengan tenangnya dia mengatakan bahwa sekali lagi kutukan itu hanya kebetulan saja.
Kemudian pada malam hari ketika aku berada didalam kamar tiba-tiba jam tersebut berdentang sebanyak tiga kali pada pukul 10:00. Aku tidak tau apa yang akan terjadi sepuluh hari kemudian namun aku hanya bisa berharap semoga Tuhan tidak mengambil nyawa anggota keluargaku lagi. Karena sudah begitu banyak anggota keluargaku yang meninggal dunia, namun harapan itu telah sirna karena sepuluh hari kemudian kami mendapatkan berita lokal, bahwa polisi menemukan jasad suami tanteku mengambang di sungai dekat komplek tempat dia tinggal. Kematian dia diduga karena bunuh diri dan kini aku tambah yakin bahwa firasat kutukan jam tersebut memang benar adanya.
Ketika kakakku tertidur lelap di kamarnya. Diam-diam aku memotret jam tersebut dengan kamera Hp dan mempromosikannya lewat toko online lalu aku menaruh harga sangat murah yaitu dengan harga 200 ribu. Setelah aku mempromosikan jam tersebut tiba-tiba benda terkutuk ini berdentang sebanyak tiga kali pada pukul 01:00 Kemudian Aku memiliki firasat yang membuat tubuhku merinding karena sepertinya besok kami akan mendapatkan kabar kematian lagi.
Lalu pagi harinya aku mendapatkan sebuah pesan dari orang yang mau membeli jam tersebut dan dia menulisakan pesan bahwa dia hari ini akan datang ke rumah untuk melakukan transaksi jual beli namun dia tidak tau pasti jam berapa datangnya, Aku pun memutuskan untuk menunggu pembeli itu. Beberapa lama kemudian di sore hari dengan berselimut awan mendung akhirnya pembeli itu datang ke rumahku, lalu dia melihat-lihat detail di jamnya. Tidak lama kemudian kakakku pulang ke rumah lalu dia menanyakan tentang siapa remaja itu, Aku pun menjelaskan bahwa dia adalah orang yang akan membeli jam tersebut. Sontak kakakku pun marah dan dia langsung mengusir pembeli itu dari dalam rumah, lalu setelah itu dia pun memarahiku dengan mengatakan bahwa diriku sudah tidak menghargai pesan Ayah ketika Ayah masih hidup dan sampai kapanpun dia bersumpah berpegang teguh dengan pesan itu, dengan kesalnya Aku menjawab bahwa Jam tersebut pembawa sial dan terkutuk, Tiba-tiba dia memukul wajahku dengan sangat keras.
Setelah dia memukul wajahku kemudian dengan tenangnya dia mengejekku dengan mengatakan bahwa diriku bodoh, karena diriku yang telah memiliki pemikiran bahwa jam tersebut terkutuk, mendengarkan ejekkan tersebut hatiku semakin panas dan jengkel dan tanpa kusadari Aku berjalan ke dapur, lalu mengambil palu di atas meja makan dan dengan sekuat tenaga aku melemparkan palu itu ke arah wajahnya dan dia langsung tersungkur ke lantai. Lalu karena Aku panik Aku pun mengambil palu itu lagi dan memukulkannya ke kepala dia berulang kali hingga dia tewas berlumuran darah dan sekarang Aku mengerti bahwa Akulah orang yang membuat kutukan dentangan pada pukul 01:00 malam itu menjadi kenyataan.
Lalu tiba-tiba saja jam tersebut mengeluarkan bunyi tertawa bahagia seorang perempuan yang sangat mengerikan dan membuat seluruh tubuhku merinding. Kemudian aku pun mencoba menghancurkan jam tersebut dengan palu bekas darah kakakku, namun jam tersebut tidak bisa dihancurkan dan pada keesokkan harinya aku mengubungi polisi dan mengakui semua perbuatanku.
Beberapa tahun setelah kejadian itu Aku dibebaskan dari dalam sel tahanan dan sekarang diriku sudah terlihat seperti orang dewasa berumur 30an, kemudian ketika Aku berada di rumah semua kaca jendela nampak berdebu dan jam tersebut terlihat sudah tidak berfungsi lagi. Lalu pada hari itu juga Aku mempromosikan jam tersebut ke toko online dan aku bersyukur ada orang yang mau membeli jam tersebut seharga 600 ribu rupiah namun aku tidak menceritakan masalah jam tersebut kepadanya, Karena jika aku menceritakan masalah jam tersebut kemungkinan besar dia tidak akan mau membelinya dan sekarang benda sial itu sudah tidak berada di rumahku lagi, hanya saja aku merasa kesepian.
SELESAI
Cerpen Karangan: Satria Mulia Jaya Blog / Facebook: Satria Mulia Jaya
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 5 Februari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com