Pandangan cinta tertuju kepada seorang laki-laki yang sedang melukis di halaman sekolah. Dia adalah raka. Seorang laki-laki yang sangat tampan dan juga menawan, banyak orang yang bilang kalau dia sangat berbakat dalam melukis. Tiba-tiba laki-laki itu tersenyum kepada cinta. “kenapa dia tersenyum kepadaku?” Tanya cinta dlam hati. Tiba-tiba via, kakak kandung cinta yang saat ini menempati kelas XI menghampiri raka “waw bagus banget! Apa itu aku?” Tanya via saat melihat wajah perempuan yang sedang raka lukis. “Apa ini terlihat mirip denganmu?” Tanya balik raka. “tidak.” Jawab via. “kau itu aneh.” Ucap raka. “lalu siapa yang kau lukis?” Tanya via. “aku melukis seseorang yang sedang aku pikirkan.” “apa! Jadi ada wanita lain selain aku di hatimu?” Tanya via. “kau itu kenapa? Aku hanya bilang kalau aku sedang meridukann seseorang” “kak via. Ada hubungan apa mereka?” Tanya cinta saat melihat mereka berdua.
Jam pulang sekolah telah tiba, cinta dijemput oleh papanya. Dan sesampainya cinta di rumah. Ia melihat dari balik jendela kamar, via pulang diantar oleh seorang laki-laki. Dan laki-laki itu adalah raka, laki-laki yang tersenyum dengannya saat di sekolah tadi. Sepertinya via dan raka sangat dekat.
Keesokan harinya, saat hari ke-3 dan terakhir untuk masa orientasi siswa, cinta tak sengaja menabrak raka di taman sekolah. Raka menjatuhkan sebuah kertas yang terdapat sebuah lukisan yang sangat indah. “maaf!” ucap cinta sambil mengambil lukisan itu. Cinta memandangi lukisan itu dengan seksama. “itu… Untukmu.” Kata raka. “apa!” cinta tidak mempercayainya. “itu kau. Aku sengaja melukismu.” Ucap raka. “aku? kenapa kau melukisku?” Tanya cinta. “kau mengingatkanku kepada seseorang.” Jawab raka. “siapa?” Raka memberikan sebuah kalung kepada cinta. “aku melihatnya terjatuh dari tanganmu. Kalau kau tau siapa pemiliknya, bilang kepadanya kalau aku merindukannya.” Ujar raka yang langsung pergi meninggalkan cinta.
Cinta duduk di sebuah bangku taman, merenungi apa yang barusan terjadi sambil memandangi lukisan yang telah dibuat raka. “apa itu kau? Kalau itu benar kau, kenapa kau kembali setelah 6 tahun lalu menghilang.” kata cinta.
Yang sebenarnya terjadi adalah cinta dan raka memang sudah saling mengenal di 6 tahun yang lalu saat cinta masih kelas 3 SD semasih di asrama. Namun keduanya terpisah saat raka dipindahkan oleh orangtuanya ke luar kota. Mengenai kalung itu, sebelum raka pindah ke luar kota memang dia sempat memberikan cinta sebuah kalung yang terukirkan namanya dan nama cinta. Setelah lama berfikir dengan apa yang harus ia lakukan. Akhirnya ia memutuskan untuk menemui raka.
“aku tau siapa pemilik kalung itu.” Kata cinta kepada raka. Pandangan raka yang terfokus kepada lukisaannya itu beralih kepada cinta. “apa?” Tanya raka. “kak via. Dia adalah orangnya.” Jawab cinta. raka berdiri dari tempat duduknya. “aku hanya butuh jawaban yang sebenarnya. Kalung itu terukir namamu, bukan nama via.” Ujar raka. Cinta hanya diam sejenak. “jawab aku. Apa itu kau?” Tanya raka. “apa itu kau? Jawab aku!” Tanya raka lagi. Cinta hanya mengangguk-anggukkan kepala. “aku senang kau mengakuinya.” Ujar raka. Raka hendak memeluk cinta, tapi cinta menepisnya. “raka! cinta yang dulu bukanlah cinta yang sekarang.” Kata cinta sambil memberikan kalung yang diberikan raka 6 tahun yang lalu. “simpan baik-baik kalung ini.” Ucap cinta. Mata raka berkaca-kaca. “apa ini? Apa memang harus seperti ini?” gumam raka. “maaf raka! Aku hanya ingin melihat kakakku bahagia bersama orang yang dia cinta. walaupun aku tau, dia tidak akan pernah bisa menerimaku sebagai adiknya.” Kata cinta.
Cinta pergi ke kantor ayahnya dan memintanya agar mengirimnya kembali ke asrama. Sebenarnya ayahnya tidak setuju dengan permintaan cinta. karena cinta sudah menghabiskan waktu 6 tahun di arama. Ayahnya tidak sanggup kehilangan putri kesayangannya itu di waktu yang lama lagi. Tapi cinta bersikeras meminta agar dirinya dikirim ke asrama.
Di malam hari kemudian cinta memberesi barang-barangnya. “bagus kalau kau pergi dari rumah ini lagi. Jadi papa akan semakin sayang sama aku. Iyakan ma?” tutur via. “iya sayang.” Ucap mama cinta. “untuk terakhir kali ini aja ma, izinkan cinta memeluk mama. Cinta ingin merasakan pelukan seorang ibu itu seperti apa. Bolehkan ma.” Kata cinta. papa cinta yang mendengarnya dari balik pintu pun meneteskan air mata. “pergilah…!” ucap mama cinta dengan nada tinggi. Cinta pun keluar dari kamarnya.
Keesokan harinya… “aku mau nanya, tapi tolong jawab jujur. Ada hubungan apa kamu sama cinta?” Tanya raka kepada via. “ouh, cinta itu adikku, adik kandungku.” “apa!” kaget raka. “kenapa?” Tanya via. Raka menceritakan kejadian sebenarnya yang telah terjadi kepada via. Via pun langsung tersentuh. “ternyata cinta tidak pernah membenciku sedikitpun. Padahal aku sudah berbuat banyak salah sama dia. Aku ini kakak yang jahat raka.” Ujar via.
Tiba-tiba via mendapat telepon dari papanya. “raka… ayo kita ke rumah sakit!” ajak via. “apa yang terjadi?” Tanya raka. Mereka berdua pun langsung bergegas pergi ke rumah sakit. Di sana sudah ada mama dan papanya cinta yang duduk menangis di ruang tunggu.
“mama-papa apa yang terjadi? Di mana cinta?” Tanya via. Keduanya hanya diam. “cinta… cinta sudah meninggakan kita.” Sahut papa via. “apa?” via terjatuh dan menangis. Raka hanya diam meneteskan air mata… ia teringat di saat-saat indah 6 tahun yang lalu saat bersana cinta. “kau muncul dan pergi lagi. Semua itu terlintas seperti mimpi.” Ujar raka dalam hati.
“raka! Ini ada sesuatu dari cinta untukmu.” Kata papa via sambil memberikan sebuah gulungan kertas. Raka membukanya. “terimakasih lukisannya, aku sangat menyukainya. Tapi ini kukembalikan, karena aku tidak bisa membawanya pergi bersamaku. Mungkin 6 tahun yang lalu kau yang meninggalkanku, tapi sekarang akulah yang akan pergi. Raka… aku mencintaimu…” “aku juga cinta. aku mencintaimu…” ucap raka.
Cerpen Karangan: Tri Mulyani Facebook: Tri leghentri