Eccedentesiast. Itulah reina. Gadis yang selalu menyembunyikan semua masalahnya dibalik senyumannya. Banyak hal yang terjadi di hidupnya namun kini masalahnya tak dapat lagi ditutupi oleh sebuah senyuman.
“Reina…” Panggil claire, sahabat Reina sejak kelas 10. “kenapa claire?” Jawab Reina. Tanpa berucap apa apa Claire langsung menarik Reina dan membawanya ke kantin, warung mie instan tepatnya. “claire, kok kamu ngajak aku ke sini sih… Bukannya kamu gak suka mie instan, katanya gak sehat…” Tanya reina. “Mie karinya satu ya bu. Gak pake telor.” Pesan claire tanpa menghiraukan pertanyaan Reina. Beberapa saat kemudian mie nya sudah jadi dan claire memberikan Mie nya kepada Reina sambip mencari tempat duduk yang kosong di kantin sekolah mereka. “Claire, aku kemaren udah makan mie, sekarang kamu kadih mie lagi sih… Kata kamu mie gak sehat. Gimana sih? Biasanya kamu yang suka ngelarang aku makan mie” tanya reina bingung. “aduh maaf ya rein, jadi gini… Tadi di tempat mie itu ada Arga. Kamu tau arga gak? Anak kelas 12. Yang pengurus osis.” “iya tau. Trus kenapa kalo ada dia? Kamu suka?” Tanya reina “IYA” jawab claire lantang. “hahahaa kamu bisa suka ama orang juga ya.” Ledek reina “sejak kapan kamu suka ama dia sih?” Tanya reina “sejak kita naik kelas… Waktu Daftar ulang aku liat dia bantuin anak kecil jatoh di depan sekolah. Trus gitu dehh.” “dasar kamu ya, yaudah nanti aku bantu deketin dia deh.”
Hari demi hari berlalu. Tiap pagi Reina melewati kelas Arga. Yang biasanya ia tidak mempedulikan kehadiran arga, kini tiap pagi Reina selalu melihatnya karena Claire. Sampai suatu ketika Reina dan claire jalan berdua melintasi kelas Arga. Ia terlihat kesulitan membawa buku sehingga bukunya berjatuhan. Dengan sigap, Claire mengambil buku yang jatuh dan memberikan kepadanya. Lalu Arga mengucapkan terima kasih kepada Claire. Sebelum masuk kelas, Ia tersenyum ke arah Reina. Betapa senang hati Claire kala itu. Bisa berbicara singkat dengan lelaki yang dipuja pujanya selama ini. Namun hal yang berbeda dirasakan oleh Reina. Ia tidak bisa menghilangkan bayangan Arga dari pikirannya.
Keesokan harinya Reina dipanggil oleh guru olahraga karena nilai berenangnya kosong. Padahal dia sudah mengambil nilai renang minggu lalu walaupun hasilnya pas pasan. Karena belum tercatat nilainya, ia harus mengulang ambil nilai bersama kelas 12 sepulang sekolah.
“Claire aku kan gak bisa berenang” ujar reina panik “gapapa kan kolamnya 150 cm. Tinggi kamu kan 155. Gak bakal tenggelem kok. Udah kalo gak bisa jinjit aja” balas claire menenangkan reina
Reina tiba di kolam jam 3 sore. Padahal jadwal testnya jam 4. Ia sengaja ingin berenang duluan sebelum kelas 12 tiba. Guru olahraganya pun langsung menyuruhnya berenang. Namun bukan di kolah 150 cm, tapi di kolam 220 cm. Betapa paniknya dia. Namun karena ingin cepat pulang ia langsung mengikuti kata guru olahraganya tersebut. Baru beberapa meter ia berenang, ia tenggelam dan kehabisan nafas. Sampai ada orang yang menolongnya dan menariknya dari kolam renang.
“kamu gak papa?” Tanya orang yang menyelamatkannya yang ternyata adalah Arga. “iya. Gak papa. Makasih ya kak. Aku malu maluin banget ya udah kelas 11 gak bisa renang. Kalah sama anak sd hehehe” balas reina. “oiya kita belum kenalan. Aku Arga.” Kata arga sambil menyodorkan tangan. “Reina” jawabnya sambil menjaba tangan Arga. “kamu bilas sana. Nanti aku anter pulang.” “eh gak usah kak… Alu bisa pulang sendiri.” “udah sana bilas dulu.”
Akhirnya Reina selesai bilas dan hendak pulang. Namun tiba tiba Arga mencegatnya. “ayo aku anter pulang” paksa arga “ya udah kak, ayo” jawab Reina pasrah.
Sesampainya di rumah Reina sangat senang dengan semua yang terjadi sore ini. Namun tiba tiba ada rasa bersalah yang mengganjal di hatinya karena mengingat Claire. Pasti Claire sangat marah dan kecewa jika mengetahui ini semua.
Tiba tiba ada pesan masuk di hp Reina dari nomor tidak dikenal. “hay Rein, udah tidur belum?” “hay juga. belum. Maaf ini siapa ya?” “Arga. Besok bisa ketemu gak? Pulang sekolah.” “oh kak Arga, bisa kak.” Betapa berdebar hati Reina menunggu hari esok.
Keesokan harinya di sekolah “Rein, nonton yuk.” Ajak Claire. “aduh maaf ya claire, aku gak bisa, ada acara keluarga” “emm… Oke deh next time aja” Karena tidak ingin Claire terluka jika mengetahiu dirinya ingin bertemu dengan Arga, terpaksa Reina harus berbohong.
“kak” panggil reina kepada Arga yang sudah menunggu di parkiran sekolah. “eh Rein, ayo naik.” Ajak Arga. Mereka pun pergi ke Mall di dekat sekolah mereka dan mampir di sebuah coffeshop.
“kak kok kita ke sini? Ada apa?” “Rein, aku suka sama kamu. Kamu mau gak jadi pacar aku?” “Maaf kak aku gak bisa.” Jawab rein dengan berlinang air mata. “kenapa? Kamu udah punya pacar ya?” “kakak inget temen aku yang ambil buku kakak pas buku kakak jatoh?” “iya aku inget” “namanya Claire, dia sahabat aku. Dia suka sama kakak. Aku gak mau khianatin dia kak.” “tapi apa kamu suka juga sama aku?” “iya kak. Tapi kita gak bisa bersama. Aku gak mau ngelukain hati Claire. Kita jalan kaya gini aja udah salah banget. Aku mau kakak sama Claire aja kak. Claire Cantik, pinter, jago renang, jago nyanyi. Dia lebih segala galanya dari aku kak.” “Rein aku gak peduli. Aku cintanya sama kamu. Bukan sama Claire.” “kakak beneran cinta sama aku? Kakak mau lakuin apa aja buat aku?” “iya aku mau. Kamu mau minta apa?” “lupain aku. Deketin Claire kak. Aku mau kakak bahagia sama dia.” Jawab Reina sambil meneteskan air mata, dan pergi meninggalkan Arga sendirian di coffeshop tersebut.
Satu minggu berlalu tanpa Arga. Betapa sedih Hari hari Reina. Sampai tiba tiba Claire datang dengan sumringah dan bahagia. “REINAAAA… AKU JADIAN!” “waahhh selamattt…. Sama siapa Claire?” “sama Kak Arga” Hari reina bagai teriris pisau. Hancur bagai kaca yang dijatuhkan dari ketinggian. Namun ia tetap berusaha tersenyum di hadapan Claire. “wah selamat ya Claire akhirnya impian kamu terwujud juga. Ceritain dong gimana bisa kalian jadian?” Pinta Reina yang sedang terluka. “kemarin dia samperin aku trus dia ajak aku ke coffeshop, trus dia bilang dia suka sama aku. Trus kita jadian deehhh” cerita Claire “selamat ya claire. Aku seneng banget.” Sakit sekali hati Reina. Walaupun itu merupakan permintaannya pada Arga untuk mendekati Reina namun kesedihan tak lagi dapat ditutupi dari dirinya. Senyum yang biasa mengaburkan kesedihannya kini tak lagi berkuasa.
Tak terasa satu bulan sudah Claire dan Arga berpacaran. Raina diajak oleh Claire makan bersama Arga untuk memperingati hari jadi mereka yang ke 1 bulan. Di coffeshop tempat Arga menyatakan cinta pada Reina lah mereka akan makan bersama. Reina datang agak terlambat. Namun ternyata Claire juga terlambat. Sehingga Reina harus menunggu Claire berdua dengan Arga.
“hay kak.” Sapa Reina ringan. “hay Rein. Gimana kabar kamu? Oiya bulan depan ada tes renang lagi ya… Kamu udah siap?” “aku baik kok… Aku ikut les rennag sekarang. Insyaallah siap.” Baru sedikit yang mereka bicarakan, Claire datang menghampiri mereka. “Aduh maaf ya aku telat banget.” Ucap Claire “gak papa claire. Kita juga baru sampe kok.” Balas Arga. “emm gini nih sebenernya. Aku ajak kalian ke sini karena ada yang mau aku omongin.” Tutur claire. “Rein, sebenernya satu bulan yang lalu waktu kamu renang susulan aku ikutin kamu. Aku takut kamu kenapa napa. Kan kamu gak bisa renang. Pas aku liat kamu tenggelam, aku mau tolong kamu, tapi kak arga udah dateng duluan. Besoknya aku ajak kamu nonton, tapi kamu bilang kamu gak bisa. Akhirnya aku nonton sendiri di mall ini. Pas aku jalan menuju bioskop. Aku liat kamu sama Kak arga di coffeshop ini. Aku denger semua pembicaraan kalian. Awalnya aku kesel banget sama kamu. Tapi aku sadar kalo kamu itu baik banget. Kamu perhatian banget sama aku. Kamu rela nyakitin hati kamu sendiri supaya aku bahagia. Dan waktu kak Arga bilang dia mau jadi pacar aku, sebenarnya aku mau tolak. Tapi waktu itu aku bener bener suka sama kak arga sampe nolak adalah pilihan yang gak mungkin aku ambil. Tapi sekarang udah sebulan aku pacaran sa kak arga. Aku sadar cinta gak bisa dipaksakan. Aku tau kak arga sayangnya sama kamu. Kamu juga sayang sama kak arga. Aku gak mau jadi orang egois yang biarin sahabat aku sakit gara gara aku. Jadi aku mohon. Kamu sama kak arga bersatu yaa…” “gak bisa clair, aku” belum selesai Rein bicara claire memotong omongannya. “udah ah aku mau pergi. Kak Arga jagain Reina ya. Byee semua. Aku pergi dulu…” Ucap claire sambil melangkah meninggalkan reina dan arga.
“jadi gimana Reina, kamu mau ninggalin aku sendiri lagi di coffeshop ini?” Tanya arga meledek “kali ini aku mau pesen kopi sama kentang dulu deh… Heheh”
Cerpen Karangan: Neya Visa