Namaku Bastian. Aku kini tengah menempuh pendidikan di sebuah SMA swasta di Australi, Aku tinggal bersama nenekku. Aku termasuk anak yang famous di sekolah, selain baik dan pintar aku juga termasuk anak yang ganteng, gitu sih kata temen-temenku. Aku punya seorang sahabat karib ia bernama Aldy. Aldy itu orangnya baik, ramah, supel, pokoknya asiyiklah. Aku sama dia sahabatan udah sejak kami duduk di bangku SMP.
Hingga suatu ketika kami pun saling jatuh cinta pada wanita yang sama. Ya, sebut saja dia Sasha. Sasha itu cewek tercantik di sekolahku, pokoknya semua lelaki ingin dekat dengannya, selain dia cantik, dia juga baik dan pintar.
Di kantin belakang, aku nggak sengaja nyenggol tangannya Sasha hingga mangkok bakso yang ia pegang jatuh dan berserakan. “Aduh, Kamu ini gimana sih!!!” ujar Sasha dengan nada yang sangat tinggi sampai seisi kantin merhatiin kami semua. “I.. iyaa.. maaf aku nggak sengaja tad sha” “mangkanya kalau jalan pakai mata dong!!” “iya aku minta maaf kan aku nggak sengaja” Aku langsung berlalu dari tempat itu. Dari jauh aku melihat wajah Sasha yang kini telah buyar.
Tak lama setelah aku beranjak dari tempat itu, Aldy pun datang. “Ehh Sasha, kamu kenapa kok berantakan gitu?” “Itu temen kamu Al, dia udah numpahin bakso aku, yaa jadi gini deh” “Siapa? Bastian maksud kamu?” “Iya, siapa lagi coba?” “Hehehe, dimaklumin aja ya.. ” “Maklumin-maklumin” “Sha, udah dong jangan marah terus ntar cepet tua loh” “Hih kamu Al, suka banget ngerayu gitu” “Iya-iya, secara kan aku cowok Cool gitu” “Ahhh, udah yok kita, ke kelas”
Sesampai di kelas aku melihat mereka berdua yang saling gandengan. Hmmm, ya sedikit hancur hati ini. Di satu sisi dia sahabatku, di satu sisi lagi dia wanita yang aku puja-puja siang dan malam. Semakin hari aku lihat dia dengan Sasha semakin dekat. Dan kedekatannya itu membuatku semakin hancur.
Suatu ketika aku beranikan diri untuk menyatakan perasaanku padanya. Dan aku ajak dia ketemuan di taman belakang sekolah. “Sha ada waktu nggak” “Iya ada apa?” “Hmmm.. Aku mau ketemu sama kamu nanti sepulang sekolah di tanam belakang” “Oh gitu, iya deh” “Oke Sha aku tunggu ya”
Sejam, dua jam aku tunggu-tunggu kedatangan Sasha, hingga akhirnya pun hujan turun membasahiku dan tanaman-tanaman bunga yang bermekaran. Sampai pada akhirnya pun aku putus asa bahwa dia tak kan datang.
Tak lama setelah itu Sasha pun datang. “Bas!!” aku mendengar suara Sasha “Sasha..” “Maaf ya Bas aku telat” “Nggak apa-apa kok Sha, yang penting kamu datang” “Oiya, ada apa ya kamu ngajak aku ke sini?” “Sebenarnya.. Aku tuh suka sama kamu Sha, Aku udah lama mendam perasaan ini tapi aku tahu kalau kamu dekat dengan sahabatku. Aku sayang sama kamu Sha, Aku cinta sungguh Sha” Sasha pun terdiam sejenak. Hujan yang kian lebat menjadi saksi cinta mereka.
“Jadi, gimana Sha, kamu mau kan jadi pacar aku?” “Iya, aku mau kok, tapi…” “Tapi apa Sha?” “Aldy udah duluan nyatain perasaannya sama aku”
Dengan perasaan yang kecewa aku pun berlari meninggalkan Sasha. Tak kuhiraukan dia yang tengah berhujan-hujanan itu. Dia terus memandangiku dari kejauhan tanpa berkutip satu katapun.
Sejak kejadian itu, aku menjadi anak yang pemalas, pendiam, dan sangat tertutup. Hingga nilai raporku pun ikut terpuruk. Aku sangat nakal sekarang aku jarang masuk sekolah dan sering bolos. Hingga suatu hari Sasha dan Aldy datang ke rumah, “Bastian.. Bastian..” “Iya ada apa cu, Bastiannya ada di dalam, mau nenek panggilkan cu?” “Iya nek, kami ini teman sekolahnya” “Oh, iya sebentar ya cu”
Di rumahnya Bastian, aku dan Sasha sempat berbincang tentang perubahan Bastian. “Sebenarnya gini Al, Bastian itu nembak aku di taman belakang sekolah 2 minggu yang lewat, tapi aku bilang sama dia kalau kamu udah nembak aku duluan” “Trus, gara-gara itu dia begini?! “Iya Al..” Tak lama Bastian pun keluar dari kamarnya, “Ehh kalian, ada apa ya?” “Udah deh Bas, kamu jujur aja kamu suka ya sama Sasha?” aldy langsung menanyakan hal itu. “hmmm, kamu tahu dari mana?” “udahlah, aku udah tahu semuanya kok” “Bas, jujur ya.. Aku memang suka sama Sasha tapi, aku ikhlas kok kalau dia jadian sama kamu” “Tapi Al, kamu kan juga suka sama Sasha?” “iya, aku memang suka sama Sasha tapi demi sahabatkuku rela Bas”. “Makasih Al, kamu memang sahabat terbaikku”
Semenjak hari itu, Pesahabatan mereka semakin kuat karena mereka merasa tak ada yang perlu diperebutkan, dan cinta tak harus memiliki tapi saling melengkapi. Aldy, Sasha, Bastian pun kini telah lulus SMA dan akan melanjutkan Study nya masing-masing. Aldy yang berpisah dari mereka ia melanjutkan kuliahnya di negeri Paman Sam Amerika Serikat, Sedangkan Sasha dan Bastian melanjutkan study tetap di Australi karena memikirkan keadaan neneknya Bastian yang sudah semakin tua renta.
Cerpen Karangan: Novia Sri Wahyuni Facebook: Novia Sri Wahyuni