11 September 2015 “Semua laki laki yang telah kutemui semuanya sama saja.” ucap Elli yang sedang duduk di taman dan ditemani oleh temannya. “Hmmm.. maksud dari semuanya sama itu apa?” ucap Putri temannya, Elli menghela nafas dan berkata “huft… ya begitulah apapun yang mereka lakukan tidak pernah serius apalagi tentang cinta”, Putri tersenyum dan berkata “bagaimana jika kukenalkan dengan salah satu temanku, dia cukup serius lho dan dia juga sedang tak ada pasangan hehe…”, di pikiran Elli dia berkata “mana mungkin ada laki laki yang serius”, “besok datanglah lagi ke sini pukul 10.25 aku dengannya akan ke sini” Elli hanya menjawab baiklah lalu mereka pulang
Keesokan harinya Elli pergi ke taman itu pada pukul 10.15, saat di gerbang taman Elli bisa melihat Putri dengan seorang laki laki yang cukup tinggi, mereka sedang berbincang bincang sambil tertawa mungkin mereka membicarakan hal yang seru. Elli menghampiri mereka berdua, laki laki itu mengenalkan dirinya dan berkata bahwa namanya Elvan umurnya 19 tahun.
Mereka bertiga berbincang bincang tentang pengalaman mereka tentang percintaan, mungkin Elli lah yang paling kurang beruntung karena hanya dia yang sering dibohongi oleh mantan pacarnya. Pukul 16.35 mereka bertiga pulang tetapi sebelum pulang Elvan memberikan kontaknya kepada Elli,
1 Minggu telah berlalu Elli merasakan ada sesuatu yang tumbuh di dalam hatinya, mungkin ini rasa cinta? kemungkinan iya, setiap kali Elli bertemu dengan Elvan dia selalu gegabah dan wajahnya selalu memerah jika Elvan menepuk kepalanya.
13 February 2016 Elli berbaring di kasurnya dia meraih telepon genggamnya dan menelepon Elvan. “Halo…Elli? ada apa?” ucap Elvan dengan nada yang cukup senang. “eh umm Elvan apakah kau ada waktu besok? aku ingin mengatakan sesuatu padamu.” “boleh… kau ingin bertemu di mana?” “aku ingin bertemu denganmu di tempat pertama kali kita bertemu” “oowh baiklah mau pada jam berapa?” “jam 12 siang” “baiklah sudah dulu ya bye” “hm bye”
Elli merasa sangat senang dengan perkataan Elvan, di malam hari dia membuat sebuah coklat yang dia buat sendirian, orangtuanya berkata kata kepada siapa dia akan memberikannya tapi Elli tidak memberi tahukannya.
14 February 2016 Elli sudah diam di taman pada pukul 11.40 dia duduk di bangku taman dan menunggu Elvan datang, tetapi entah kenapa sudah jam 1 siang elvan tidak datang Elli terus menunggu dan menunggu kedatangan Elvan. Jam sudah menunjukan pukul 16.40 Elli masih saja menunggu Elvan hingga seketika dia menelepon Elvan.
“Halo… Elvan kamu di mana?” “halo aku sedang di rumah temanmu putri, ada apa?” “ah tidak…” “hhmm ya sudah” “eh tunggu sebentar aku ingin bertanya 1 hal.” “apa itu?” “apa kau dan Putri berpacaran?” “hmm ya kami baru saja berpacaran Januari tanggal 3 keren kan?” “oh… selamat ya aku mendukung kalian”
Seketika Elli mematikan teleponnya, dia memegang dadanya air mata mulai mengalir dari matanya, dia menatap langit dan berkata “kenapa… kenapa? kenapa selalu aku yang menjadi paling sial dalam hal seperti ini… kenapaa putri menipuku…” Elli menahan rasa sakit di hatinya dan pergi pulang.
Malam hari pukul 20.00 Ellie menelepon Putri, dia berkata “Halo putri, apa kau beneran pacaran dengan Elvan?” “hhmm ya kami baru saja pacaran 3 januari lalu, ada apa?” “hmm tidak ada apa apa, padahal kau yang menawarkan tetapi kau yang mengambilnya kembali, tolong jangan temui aku lagi.” Ellie langsung saja menutup teleponnya, dia menangis di pojokan kamar memikirkan apa yang harus dia lakukan untuk membuat putri membayar semua yang dia lakukan, seketika suara suara bisikan terdengar di telinganya. “bunuhlah dia… dia berbohong padamu… dia harus dibinasakan…” seketika elli bangun dan mengambil sebuah pisau di dapur, “ya benar ambil pisau itu… hubungi Elvan agar datang ke rumah putri.” Elli melakukan semua yang dikatakan suara suara itu, dia sudah tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Setan dalam tubuh Elli Sudah sangat besar dikarenakan rasa kebencian.
Elli Berlari ke rumah Putri yang tidak terlalu jauh dari rumahnya, dia mengetuk pintu rumah Elli, dan Putri mempersilahkannya masuk Elli menceritakan semua masalahnya dan bertanya kenapa. “m-maaf aku tidak bisa apa apa lagi aku mencintai Elvan” “Tak apa Putri aku juga mengerti perasaanmu dan aku juga memaafkanmu ” “oow terima kasih Elli” ucap Putri sambil memeluk Elli dengan erat “terima kasih kembali… dan aku juga mendukung hubunganmu jika kau mati.” Slaab… Siapa sangka ternyata, Putri menusukan 1 buah jarum di punggung Ellie, tubuh Ellie tidak bisa bergerak semua tubuhnya mulai kaku pisau di tanganya jatuh. Semua perkataan yang dia ucapkan tidak dapat keluar.
“Aku tau kau akan melakukan ini. dari nadamu saat di telepon kau terdengar sangat marah, jadi aku sudah mempersiapkannya.” Putri melepaskan pelukannya dan membiarkan tubuh kaku Elli terjatuh, Elli menatap wajah Putri. Dia tersenyum bagaikan wajah yang sangat bahagia.
*tok tok tok “ow… elvan sudah datang tunggu ya” Elli menangis dengan apa yang telah dia lakukan, dia menyesal tentang semuanya karena menuruti perkataan perkataan di telinganya. Beberapa waktu kemudian Putri kembali dan berkata bahwa Elvan sudah pulang, dia hanya sedikit khawatir.
“Oh ya sampai dimana tadi? owh aku ingat aku akan mencabik cabikmu sampai mati, dengan pisau yang kau bawa.” Putri mengambil pisau yang tadi dijatuhkan oleh Elli dan menusukkan pisau itu di perut Elli. Elli ingin berteriak tetapi tetap saja efek dari racun itu masih bekerja.
Putri terus menusuk perut Ellie Hingga ia mati, pada akhirnya tubuhnya sudah tidak kaku, efek dari racun itu sudah hilang dan juga nyawa Ellie sudah hilang pergi ke Neraka.
Putri hanya tersenyum melihat mayat temannya mati olehnya, tidak ada rasa penyesalan dalam hatinya, dia mengambil sebuah sekop dan menguburkan mayar Elli di belakang rumahnya.
Putri duduk di ruang tamu, dia menatap ke arah langit langit dan berkata “Sungguh teman yang sangat baik”
END
Pantun Mutiara setelah membuat cerita: Ikan lele ikan nila, kalo di goreng ya enak, sekian mau istirahat dulu, capek ngetik mulu njir, bye. Saran dan kritikan dapat di kirim di komen atau di FB saya Muhammad Linggar.
Cerpen Karangan: Linggar (Changcing) Facebook: Muhammad Linggar Saya laki laki umur 16 tahun pertama buat cerpen: 11 februari 2017,