Tak dipungkiri, bahwa cinta pada pandangan pertama sangatlah mungkin, entah bagaimana hanya dengan melihat matanya saja sudah membuatku jatuh hati, melihat senyumnya membuatku meleleh, dan melihat wajah tampannya membuatku semakin gila. Namanya Ben, bagi sebagian orang mungkin dia terkesan biasa saja tapi bagiku dia istimewa, dia adalah kakak tingkatku, aku di semester 1 dan dia di semester 3.
“mikirin kak Ben lagi kamu?”, Jenny kini menaikan sebelah alisnya untuk mencari kebenaran dariku. Jenny adalah adik binaan dari Kak Ben saat dia Masa orientasi, bisa dibilang dia dekat juga dengan kak Ben karena memang kak Ben terkenal ramah pada adik binaannya. “hem ya kan kamu mikirin kak Ben kan?” katanya sambil tertawa terbahak bahak. “udah ah Jenn kamu tuh ya suka banget godain aku, oh iya kalian kampung halamannya sama ya?”, kataku. aku mendengar dari temanku tentang kampung halaman kak Ben, dan aku ingat bahwa Jenn juga berasal dari sana. “yup, sama tapi beda daerah gitu, kenapa kamu mau tukeran rumah gitu sama aku? haha” dia menjawab dengan tertawa lebih keras. Sungguh beruntung batinku, aku memiliki kampung halaman yang benar benar jauh bahkan berada di luar pulau yang kupijaki kini.
“kamu nanti ke bandara jam berapa cin?” tanya dia sambil memandangku. “jam 5 aku aku berangkat, aku penerbangan malem jam 8an” sahutku. “hemm , sorry ya gak bisa bantu ngepacking soalnya aku pulang nebeng bareng orang nih jadi ntar jam 2 an udah harus ready”, Jenn menunjukan wajah yang penuh dengan rasa bersalah. “gak apa, santai aja lagian udah kupacking dari semalem kok jadi udah ready”, kataku dan dia hanya tersenyum meng iyakan.
Aku pun sudah sampai di kampung halamanku, aku lupa menyalakan data selulerku dan sekarang chat berhamburan masuk ke ponselku. saat aku membuka line Pesan diterima dari kak Ben, aku langsung tersentak dan melihatnya secara detail
Kak Ben: Hai, kamu Cintana kan anak Semester 1?
Aku tak bisa menahan rasa bahagiaku secepat kilat kubalas pesannya
Cintana: Iya kak, kakak kok tau id line ku ya? 😀 aku tersenyum sendiri melihat balasanku Pesan diterima
Kak Ben: haha iya, aku dapat dari teman kamu, Jenny 🙂
singkat cerita chat kita pun mengalir, aku bahkan kaget dengan kata katanya yang seakan dia juga mencintai aku. tak lama berselang seminggu kemudian aku jadian dengannya. Sedikit demi sedikit dia berubah menjadi cuek, sampai akhirnya aku harus kembali masuk ke kampus, dan hari itu aku melihat Jenny turun dari mobil kak Ben. Setelah kejadian itu aku terus menelusuri tentang mereka berdua, dan ternyata. mereka adalah kekasih sebelum masuk di kampus ini dan putus seminggu yang lalu.
“jen, kenapa kamu gak bilang kalo kamu pacarnya kak Ben?”, kataku lesu “Aku gak mau kamu sedih Cin, aku pengen kamu bahagia”, katanya “terus kamu kasih id aku buat kak Ben?” tanyaku “Huum, ini semua demi kamu” Aku meninggalkannya dengan menangis lalu aku menemui kak Ben
“Kak, kenapa kakak putus sama Jenny?” “Jenny tau keburukanku yang fatal dan dia mutusin aku, tapi abis itu dia kasih id kamu” aku hanya melihat wajah kak Ben.
Jadi Jenny memberiku barang yang sudah tak berguna baginya, yang merusaknya, agar aku bisa menjadi lebih buruk darinya? terima kasih sahabat kau ingin membuatku menjadi sampah. Menusuk dari belakang itu jauh lebih menyakitkan Sahabat, jangan seperti itu.
Cerpen Karangan: Mustika Dwi Wulandari Facebook: Mustika Dwi Wulandari Namaku Mustika Dwi Wulandari, aku memiliki badan yang subur dan wajah yang pas pasan, aku suka Anime dan Kpop. Hobbyku menulis entah cerpen, fanfiction, dan aku sedang merintis membuat sebuah novel. kisah hidupku sangat berliku dan sayang untuk terlewat begitu saja, sehingga aku menuangkan kenangan itu sebagai cerita yang dapat dibaca dan diambil hikmahnya oleh orang lain