Ini memang sakit… Sungguh sakit.. Aku dan sahabatku mencintai orang yang sama. Setiap kali sahabatku membicarakan tentang dirinya, ada rasa yang berkecamuk hebat dalam dada ini… Kadang hati kecilku berbisik lirih… Aku juga mencintainya sobat..
Sakit memang memendam rasa cemburu ini.. Walaupun sakit, aku tetap jadi pendengar setianya… Dia selalu bercerita tentang toni… Pemuda bermata sipit dengan senyumnya yang bgitu manis.. “Ah, rasanya aku ingin memilikimu toni…” Bisikku lirih dalam hati. Tapi, cinta ini terhalang oleh sahabat. Tri juga menyimpan rasa yang sama terhadap toni. Setiap ada waktu luang tri selalu curhat tentang toni kepadaku.
Awalnya memang perasaanku biasa saja. Aku nampak mendukung tri pada masa itu. Namun kini, smuanya berubah menjadi rasa cemburu yang diam membisu.
“Eka, tadi toni menatapku saat upacara bendera lo.. Kau tau, tatapannya begitu tajam.. Uh.. Toni, kau telah mencuri hatiku” Kata tri sedikit kebaperan. Aku diam terpaku saat itu.. Layaknya burung tak bersayap.. Tak kuat menompang raga.. Sampai akhirnya aku harus tersenyum pura-pura pada sahabatku, seolah ikut bahagia walau sebenarnya hatiku remuk.. Hancur… Tak tersisa.
Waktu terus berlalu dan aku tetap dalam rasaku… Memendam… Tersakiti… Menangis… Sampai suatu hari semua keadaan berbalik arah. Toni yang terlihat juga menanggapi cinta tri, ternyata diam-diam menyimpan rasa yang dalam terhadap seorang cewek.. Cuma gosip sih kata tri… Maklum lah, toni itu termasuk bintang di sekolahnya, semua cewek luluh terhadap tatapannya… Senyumnya.. Akhlaknya…
“Subhanallah… Toni” kataku dalam hati sambil tersenyum sendiri. “Betapa beruntungnya gadis itu ya ka, bisa meluluhkan hati seorang pemuda yang perfect seperti toni” ucap tri kepadaku. Aku hanya mengangguk lemah pada tri, pikiranku masih terfokus pada pemuda itu.
“Siapa wanita itu ya, ah.. Sepertinya sudah tak ada harapan lagi untuk mendapatkan hati toni” bisikku lirih dalam hati.. Perasaanku lelah, hilang semangat.
Gosip itu terus beredar dan semakin meluas, hingga akhirnya toni mengakui bahwa dia sedang pdkt dengan salah satu cewek sekolah lain. Hati sahabatku tentu saja remuk berkecamuk mendengar kabar itu. Si tri beruntung bisa satu sekolah dengan toni. Sedangkan aku dan toni, beda sekolah.. Bertemu hanya di persimpangan jalan. Dia nampak cool dengan montornya.. Supra x biru… Bersama senyumnya yang manis di pagi hari.. Menjadi semangat tersendiri untukku.
Toni memang super ramah terhadap semua orang, terkadang cewek-cewek pun jadi baper karena perhatiannya. Aku dan toni pun sering menyapa ketika di jalan.. Saling melempar senyum. Kejadian itu terus berulang dan sampai akhirnya aku dan toni berkomunikasi.. Kami berdua lumayan dekat. Awalnya perasaanku biasa saja, aku kira hal ini hal yang biasa, namun pada suatu hari berpikir, apakah tri juga mendapat perlakuan yang sama dari toni?… Sama halnya ketika toni memberikan perhatian kepadaku… Apakah tri sering berkomunikasi dengan toni?.. Ah, si tri tak pernah berbicara kalau dia dan toni saling berkomunikasi… Apakah toni mempunyai rasa yang sama denganku?.
Keadaan ini bertambah parah… Ketika toni mengirimkan sinyal kepadaku. Apakah ini pertanda lampu hijau ton?. Inilah puncak masa galau persahabatan dengan sebuah cinta. Jujur, aku tak ingin merusah persahabatan, namun aku juga teramat sulit untuk menahan sebuah perasaan.
Huft, terlalu pd bila aku menyangka ada setitik perasaan toni terhadapku. Tapi… Perhatiannya… Senyumnya yang membelai indah tiap pagi.. Tatapan mata sipit itu… Oh toni, apa arti dari semua ini?
Dan ternyata, semua harapanmu tak meleset toni, kemesraan di antara kita berdua mulai muncul. Kau selalu mengingatkanku untuk tak telat makan… Teleponan bareng. Semua perhatian itu nampak nyata, nampak jelas.. Dan hingga tanggal 24 oktober itu, kau ucapkan kata indah untukku…
Tapi… Bagaimana dengan tri.. Aku tidak rela untuk menyakitinya. Tapi, memendam dan membiarkan rasa ini sampai benar-benar mati juga sangat memilukan hati… Ada sejuta perasaan yang bergemuruh di relung jiwa ini… Aku ingin memilikimu toni… Namun aku sadar, konsekuensinya akan lebih besar… Aku akan kehilangan sahabatku.. Tri.. Apakah aku harus tetap berrjuang mempertahankan cinta kita toni… Atau harus mundur dan mengilang?
“Aku happy dengan seorang laki-laki yang baru Kukenal dan baru sebentar membuatku bahagia… Daripada Seorang sahabat yang setia menemaniku dan telah bersamaku sejak lama… Jauh sebelum aku mengenal laki-laki itu…”
Anggapan yang relatif salah eka… It’s wrong
Aku tak tega menyakitimu tri… Namun aku juga tak bisa memendam rasa ini kepada dirinya…
I love you toni priyanto I love you tri sisworini
Eka sayang kamu tri… Sahabatku… Eka juga sayang kamu toni… Cintaku juga cintamu
Cerpen Karangan: Eka Risma Facebook: Eka Risma