Sore itu kulihat seorang perempuan duduk di bangku taman sekolah, Namanya Rina dia adalah salah satu sahabatku yang bisa dibilang paling cantik dan banyak laki-laki yang suka padanya. Aku dan rina bersahabat sejak kami masuk sekolah menengah kejuruan, di sekolah, kami mempunyai geng yang kami beri nama D’Jonga (Jomblo Ngaga) nama itu kami pilih karena terinspirasi dari film putih abu-abu dimana salah satu pemerannya bernama Feby (Blink) Cuman bedannya dia mempunyai Geng yang di beri nama D’Joba (Jomblo bahagia).
Nama Geng kami bisa di bilang lucu dan unik tapi Geng kami juga termasuk Geng yang terkenal di sekolah bukan karena penampilannya yang cantik, atau apalah itu namanya. Kalau di bilang gaya, kami gak ada apa-apanya dari teman-teman yang lain tapi kalau dilihat dari bidang akademik bisa dibilang lumayan.
Geng kami terdiri dari empat orang yang pertama bernama Samsi, samsi itu orangnya pintar dan bisa dibilang dia menguasai banyak mata pelajaran karena rata-rata nilai yang dia dapatkan lebih tinggi dari yang lainnya.
Yang kedua Sariati, dia biasa di panggil tati orangnya cantik, baik, dan yang paling lucu di antara kami berempat, dia juga yang paling banyak makan, tapi yang saya heran sebanyak apapun dia makan berat badannya gak pernah naik, itulah hebatnya dia.
Nah yang ketiga ini, bernama rina yang saya ceritakan diawal cerita ini, Rina ini dia orangnya baik juga sih, cantik ya pasti, cuman sekian lama saya bersahabat sama dia sampai sekarang masih banyak sisi lain dari dirinya yang saya tidak ketahui, bisa dibilang dia misterius dan susah ditebak, mungkin kalau membahasa tentang sahabatku yang satu ini gak ada habisnya karena, aku paling banyak menghabiskan waktu bersamanya, bahkan kami juga pernah menyukai laki-laki yang sama, laki-laki itu bernama “Arif” dia salah satu senior kami di sekolah, orangnya baik, ganteng, pokoknya hari rina menghampiriku yang sedang duduk di teras depan ruang guru dan duduk di sebalahku lalu dia memulai pembicaraan yang membahas tentang “Arif” .
“Jul tadi malam arif sms aku loh”. Dengan heran aku hanya bisa menjawab “terus”, “iya dia sms aku sebenarnya sih sudah beberapa hari ini kami sering kontek-kontekan, dan yang gak nyangkanya lagi dia nembak aku”. “Lalu kamu terima dia?” jawabku lagi. “Iya lah aku terima coba deh bayangkan cewek mana sih yang gak suka dan kagum sama dia”.
Perasaan yang kurasakan saat itu sedih, nyesek, pengen mewek (nangis). Gak nyangka aja, sahabat sendiri tega nusuk dari belakang ee ralat deh bukan nusuk aku kan belum jadi pacarnya dia, tapi tega rebut gebetan sahabatnya sendiri. Namun aku selalu berpikir dewasa dalam menghadapi suatu masalah, selalu sabar menerima jika sesuatu yang kuinginkan tak ditakdirkan untuk kumiliki, dan jangan karena hanya seorang laki-laki yang baru kita kenal bisa ngerusak/ngehancurin hubungan persahabat yang jauh lebih lama kita bangun. aku sendiri berpendapat bahwa persahabat jauh lebih penting ketimbang hubungan pacaran, karena pacar bisa saja pergi dan memberikan suatu luka yang mendalam di hati namun seorang sahabat akan selalu mendampingi dikala susah maupun senang dan gak akan pernah ninggalin kita.
“Hari hari yang kujalani terasa berat semenjak mendengar pengakuan rina saat itu, namun aku tidak mau terlalu larut dalam kegalauan yang berkepanjangan, mencoba bangkit dan mencari kesibukan lain agar tak lagi mengingat hal yang menyakitkan itu. Dan benar saja tak butuh waktu lama untuk bisa bangkit dan melupakan hal yang memilukan dalam kisah percintaanku.
Cerpen Karangan: Reski Julianti Blog / Facebook: Reski Julianti