Pagi ini kulingkari tanggal dan bulan yang sama sebagai tanda aku tidak akan pernah melupakanmu, diiringi hujan deras pagi ini membuatku malas untuk pergi ke sekolah, ditambah lagi sungguh sesaknya nafasku apabila ku melihat wajah tampan yang pernah kutatap dari dekat itu, namun perasaan ini tetap saja tak berubah, seperti pertama kali kita sama-sama membuat lingkungan di tanggal dan bulan yang sama itu. hanya saja, bedanya dulu kita melakukannya sama-sama namun sekarang hanya aku sendiri yang melakukannya. Huuuh hujan pagi ini sangat mewakili perasaanku. Dan di bawah sana, ibuku sudah menyuruhku agar cepat-cepat turun ke bawah untuk sarapan. “Si, sisi cepat turun nak kita sarapan bersama” kata ibuku sambil teriak-teriak. Huhh kebiasaan nih ibu emangnya rumah ini hutan kali yaa mesti teriak-teriak gitu. “Iya iyaa” jawabku simpel. Setibanya di bawah ibuku sudah mempersiapkan sarapan kesukaanku plus dengan coklat hangat di pagi yang dingin ini.
Tak lama kemudian hujan mulai berhenti, aku bergegas naik ke atas mobil untuk berangkat ke sekolah. Setibanya di sekolah, sosok tampan itu menatapku sepanjang jalan. Hingga tak kusadari aku terpeleset dan itu rasanya malu sekali. “Sisi hati-hati si” kata sinta meneriakiku dari jauh “aww, ini sangat memalukan”. kata sisi sambil berdiri dan bergegas berangkat ke kamar mandi karena tak kuasa menahan malu, wajahnya memerah karena tak tahan dilihat oleh sosok tampan yang menyakitkan itu yang sejak tadi bola matanya mengikuti jejaknya, yaaa dia namanya riki mantan yang sampai saat ini masih aku cintai.
“Duhh si kamu kenapa sih, sampai-sampai lantai licin kamu injak” kata sinta yang menyusul sisi di kamar mandi sambil menatap prihatin. “A aku tadii tadiiii” kata sisi terbata-bata “iya tadi apa? Melamun? Mikirin siapa? Dia?” Kata sinta sambil menatap. “Duuuh sin coba bayangin deh, dari gerbang sampai koridor dia terus menatapku tanpa henti, makannya aku tidak melihat kalo di depanku lantainya licin” kata sisi sambil tertunduk “astaga si, kamu masih cinta sama dia? Sementara apa yang telah dia telah lakuin ke kamu itu udah jahat” kata sinta sambil menatap sisi. “Yaaa mau gimana lagi sin, kalo hati udah mendominasi diri, raga bisa apa? Kata sisi sambil berkaca-kaca, sinta refleks memeluknya karena merasa iba. “Ya udah sekarang lupain aja dulu, kita masuk kelas sekarang ya si” kata sinta dan sisi mengangguk.
Memang kejadian itu sangat sulit dilupakan oleh sisi. Apalagi pada saat riki memberikan bunga kepada alya yang sosweetnya gila-gilaan. Sebagai pacarnya riki, sisi teramat terpukul apalagi itu dilakukan di kantin sekolah dan ditonton banyak orang. Sementara hubungan sisi dan riki itu tidak banyak orang yang tau, kecuali orang-orang terdekatnya saja. Bagaimana bisa, seorang wanita mampu menahan kejadian itu lama-lama, hingga akhirnya sisi memutuskan untuk putus dan itu sangatlah tidak diharapkan olehnya. Namun tanpa diduga-duga perasaan riki mulai luluh karena kebaikan sisi yang rela dan ikhlas melepasnya untuk orang lain tanpa benci sedikit pun. Berminggu-minggu dan berbulan-bulan hati riki mulai tersentuh oleh aura cintanya sisi, dan alya sudah memutuskan untuk tidak meneruskan hubungannya dengan riki. alasannya karena riki sudah berubah, ia sudah tidak sesosweet dulu, dan ia sudah tidak perhatian lagi seperti dulu. Maka dari itu hubungannya telah retak sejak lama.
Keesokan harinya sisi dengan wajah yang tetap sama, tidak ada semangat dalam dirinya. Tiba-tiba sesosok tampan itu berada di sebelahnya pada saat pulang sekolah. “Si, maafkan aku yaaa” kata riki sambil menengok ke arah sisi “kamu ki, maaf untuk apa?” Kata sisi pura-pura tidak tau. “Masalah setahun yang lalu, yang di kantin itu. Aku sekarang nyesel si ternyata kebaikan kamu membuat aku cinta sampai sekarang. Setiap kali aku jalan dengan alya, rasa sakit itu tiba-tiba memelukku dengan tajam si, aku teringat kamu terus, tak bisa kubayangkan jika aku berada dalam posisimu itu si, pastilah itu sangat menyakitkan bukan? Izinkan aku untuk mengobati lukamu itu, beri aku kesempatan kedua untuk memeluk kesedihanmu itu. Agar rasa sedihmu bisa kuobati dan rasa bersalahku tidak tiba-tiba datang lagi memeluk erat tubuhku dengan tajam hingga lemas” kata riki sambil memohon dan memelas. “Ya sudah lupakan saja, jika kamu benar-benar menyesalinya peluk aku, hingga rasa tajam, pedih, dan sakit dulu yang pernah singgah mampu terlepaskan dengan damai” kata sisi sambil tersenyum dan riki pun mengangguk.
Dan kisah mereka pun seperti sepasang merpati yang saling setia tanpa menikung dan menyakiti satu sama lain.
Cerpen Karangan: Shafa Fadilah S Blog / Facebook: Shafa Fadilah Sabrina