Angin malam begitu dingin, rintikan hujan yang turun kini kian mengecil, jalanan sudah basah kuyup oleh guyuran hujan yang sangat deras tadi. Kipas angin yang terus berputar di sebuah Cafe membuat dua mahasiswa di tempat tersebut menggigil kedinginan. Mereka sedang sibuk dengan urusannya masing-masing, Kezya dan Fisya. Dua orang sahabat sekampus. Fisya sedang fokus mengerjakan tugasnya di laptop sedangkan Kezya asik dengan ponselnya, Ia terus fokus memperhatikan foto profil whatsapp seseorang yang dinamakan “ES Irgi” olehnya. Mahasiswa Ekonomi Syari’ah yang kebanyakan orang mengenalnya sebagai cowok dingin sedingin salju di kutub utara, super duer cuek juga bodo amatan. Tapi, lain lagi bagi Kezya, justru Kezyalah yang disapa terlebih dahulu, diberi senyuman hangat dari wajahnya yang manis semanis gula, sehingga membuat Fisya dan orang yang sedang bersama Kezya merasa iri, ingin juga disapa dan diberi senyuman itu. Kezya sangat-sangat bahagia, akhirnya ia bisa merasakan hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Pacaran? Ngobrol dengan cowok? Berduaan? Oh, tidak itu bukan dirinya yang dulu, dia tidak mengenal itu semua sebelum ia menjadi mahasiswa. Dunianya berubah semenjak ia memulai masa kuliahnya semester pertama dan sosok pria bewok yang menghiasi pinggiran wajah manisnya itu datang di kehidupannya. Foto profil yang ia lihat sekarang adalah foto Irgi yang sedang berpose di pinggiran pantai dengan hoodie coklatnya. Sesekali ia berkata pada dirinya ‘beruntung sekali aku, mengenal kamu lebih jauh dibanding yang lain,’
Satu jam Kezya habiskan waktunya di Cafe bersama Fisya. Kezya hanya menemani sahabatnya yang ingin mengerjakan tugas diluar rumah. Tak terasa ternyata Fisya mengerjakan tugas sampai larut malam. Tepat jam di tangannya Kezya menunjukkan pukul 11.00. akhirnya mereka bergegas untuk pulang ke rumah masing-masing tanpa mampir kemanapun. Setibanya di rumah, Kezya membuka ponselnya dan terdapat notifikasi pesan baru di whatsapp. Pesan itu datang dari Irgi, Ia mengatakan bahwa dirinya melihat Kezya di Cafe tadi, tapi enggan untuk menghampiri karena Kezya tidak sendiri. Tidak lama, Irgi meminta izin untuk meneleponnya karena dia ingin cerita panjang lebar tentang masalahnya di Kampus. Asyik sekali dalam setiap obrolan, selalu terlewatkan canda juga tawa, kadang mereka saling terdiam karena kehabisan topik.
Besoknya di Kampus, ia bertemu dengan Irgi yang baru saja memakirkan motornya di tempat parkir. Kezya segera menghampirinya. Kedekatan mereka sudah berjalan selama kurang lebih 1 bulan. Banyak sekali kisah pengalaman yang Kezya dapatkan dari Irgi. Ia seringkali mengikuti pengajian yang diadakan di Kampus, mengajar anak-anak ngaji di Mushola sekitar, bahkan mendatangi anak panti juga anak jalanan untuk diberikannya bekal makanan dan bekal ilmu yang Irgi punya.
“Paagi… Ustadz Bewok..” sapa Kezya dengan senyuman cerianya. Irgi membalasnya dengan senyuman manis sambil mengelus bewoknya itu. “Oh ya Key, nanti siang ikut aku yuk ke Panti Asuhan dan rencananya aku juga mau ajak kamu makan siang di Rumah Makan langgananku itu, kamu mau kan?” tanya Irgi. “Waah.. mau banget malah, tumben banget ngajakin Kezya ke sana pake acara makan segala lagi,” Kezya tersipu, karena ini kali pertamanya Ia diajak ke Panti Asuhan dan akan makan bersama di rumah makan langganannya. Kezya seorang yang polos, ia selalu mengatakan perasaan senangnya saat dengan Irgi, orang yang sudah ia percaya untuk mengatakan keluh kesahnya.
Mereka berdua masuk ke dalam gedung kampus itu bersama sambil asyik mengobrol. Hingga akhirnya Kezya bertanya sesuatu yang ingin sekali ia tanyakan. “Gi, Kezya mau tanya Irgi udah pernah pacaran belum?” tanyanya ragu. Irgi tersenyum sambil memandangi langit-langit Kampus dan menarik nafasnya panjang kemudian mengajak kezya duduk di kursi depan perpustakaan yang ingin mereka lalui. Bagi Kezya, Ia tak ada harapan apapun untuk menjadi pacarnya, Ia hanya ingin menjadi sahabatnya, teman dekatnya seperti yang ia rasakan saat ini. Tapi dia tidak rela kalo ada perempuan lain yang lebih dekat dengannya.
“Pernah, dulu ketika aku masih SMP kelas 2 dan itu hanya berjalan sebentar karena ada masalah sedikit, mau lihat gak fotonya?” sepertinya Irgi ingin sekali menyampaikan hal itu, sampai Ia menunjukkan ponselnya yang sudah terpampang seorang gadis berbaju pink. “Dan ketika SMA kita bertemu kembali, aku bahagia sekali bisa bertemu dengannya lagi, kita juga pernah jalan bareng tapi sekarang kita jauh-jauhan, dia tinggal di Lombok dan sekarang aku di Banten, kita hanya bisa ketemu kalo aku pulang ke Bali, Tafasya namanya,” Irgi memperhatikan foto tersebut dengan mimik wajah sangat bahagia. Kezya merasa sangat berdebar jantungnya, seolah tak bisa mengatakan apapun, sakit sekali rasanya ketika mendegar itu, tapi ia berusaha agar tetap tegar. Ternyata ada seseorang yang mampu membuat Irgi lebih bahagia dibanding dengan dirinya.
“Cantik ya, pasti dia baik banget,” seru Kezya menahan rasa cemburunya. “Iya dong, ceweknya Irgi.. kamu juga baik Key, baik banget malah aku yakin kamu juga akan mendapatkan cowok yang baik juga serupa dengan sikapmu, asal kamu rajin berdoa aja sama Allah, jodoh mah gak akan kemana kok sejauh apapun ia pergi pasti akan ditemukan kembali di tempat yang terbaik, aku tuh udah percaya banget untuk menceritakan ini semua sama kamu, kamu tuh asik diajak curhat mau aja dengerin semua omoganku yang gak jelas,” kata Irgi sambil menasihatinya tanpa tahu apa yang sedang Kezya rasakan. Kezya tetap menahan senyumnya sambil tertunduk. Perasaan Kezya salah selama ini, telah menganggapnya kalo Kezya adalah teman perempuan satu-satunya, karena ia melihat sikap irgi yang sangat cuek dan dingin pada setiap perempuan yang ia kenal, kecuali dirinya.
Setelah beberapa lama, merekapun masuk ke kelasnya masing-masing untuk memulai kelas. Kezya masih tidak menyangka dengan apa yang ia dengar barusan, perlakuan baik dia selama ini untuk apa sampai bisa membuatnya terbang bagaikan burung yang terbang bebas di udara. Tapi Kezya tidak ingin Irgi sampai tahu soal perasaannya ini. Ia akan membiarkannya seperti air yang mengalir. Mungkin Irgi hanya menganggap Kezya sebagai teman curhatnya, teman ketika ia merasa bosan, yang tanpa ia sadari sikapnya selama ini kepada Kezya membuatya jatuh hati. Kezya segera membuka ponselnya dan beralih ke aplikasi instagram untuk mencari seseorang yang bernama Tafasya, seseorang yang sudah sangat beruntung di simpan hatinya oleh Irgi. Ia mencari di followers dan following instagramnya Irgi, ia pun menemukannya tetapi akunnya private, Kezya mencoba untuk mengikuti akun tersebut.
Seketika datang notif “Fasyaaa_19 menyetujui permintaan mengikuti anda” dengan segera Kezya membuka instagramnya kembali dan mencari tahu tentang akun tersebut. Benar sekali, salah satu foto yang ada di sana sama persis dengan foto yang Irgi tunjukkan tadi. Gak salah kalo dia orangnya. Kezya mencoba untuk mengirim pesan kepada perempuan tersebut dan menanyakan segala hal tentang Irgi. Ternyata mereka sudah lama dekat, hampir seperti orang yang berpacaran. Lemas rasanya dan tidak mau lagi bertemu dengan lelaki itu. Tapi tidak mungkin, ia masih ingin sekali berteman dengan Irgi. ‘Ah, apa ini yang dinamakan patah hati, apa ini yang dinamakan friendzone?’ gumam Kezya dalam hatinya.
Tepat pukul 2 siang semua kelas selesai, Irgi tengah mencari Kezya di Parkiran, dan tak lama mereka pun bertemu. Dengan wajah yang masih Kezya paksakan untuk tersenyum dan terlihat baik-baik saja, Ia pun menyapa Irgi seperti biasanya. “Siang… Om Bewok..” lagi-lagi Irgi membalasnya hanya dengan senyuman, kemudian memberikan sebuah helm kepada Kezya. Seperti janjinya pagi tadi, ia akan mengajak Kezya makan siang bersama di Rumah Makan. Mereka berangkat menggunakan motor milik Irgi.
Sesampainya di Rumah makan, mereka mengambil posisi duduknya masing-masing setelah memesan menu makanan yang ingin mereka makan. Mereka duduk berhadapan, Irgi mengecek ponselnya yang sejak dari mulainya kelas di Kampus belum Ia buka, tiba-tiba saja ekspresinya berubah menjadi datar, mukanya memerah, Ia terdiam sambil fokus dengan ponselnya itu, ia juga menghiraukan Kezya yang bertanya dan khawatir dengan sikapnya ini. Irgi sama sekali tak merespon panggilan dan pertanyaan dari Kezya. Kezya semakin khawatir, karena belum pernah melihat Irgi yang seperti ini.
Tak lama kemudian Irgi mengangkat kepalanya dan mulai bicara. “Irgi kecewa sama kamu Key, kecewa luar biasa, kita sampai disini aja ya, Assalamualaikum..” Irgi bangkit dari duduknya dan segera pergi meninggalkan Kezya sendirian di tempat itu dan terus menghiraukan Kezya yang berusaha menenangkannya. Irgi terlihat sangat serius, berbeda dengan sebelumnya yang masih terlihat bahagia dan ceria. Gemetaran yang Kezya rasakan, ingin menjerit rasanya dan memeluk seseorang untuk menangis. Tetapi tidak bisa, tidak ada orang di sana selain pegawai Rumah Makan dan pelanggan yang lain. Belum pernah Ia rasakan yang seperti ini. Hanya isakan sendu dan air mata yang terus mengalir di pipinya. Apalagi ini, ada apa dengan Irgi, kenapa dia tiba-tiba berubah? Bukankah harusnya Kezya yang marah karena dia telah membuatnya berharap. Suasana yang begitu aneh membuat Kezya bingung harus melakukan apa. Apa yang membuat Irgi begitu kecewa?
Sejak detik itu, sosok Irgi yang biasanya hadir tiap hari dihadapan Kezya kini tak lagi, tidak ada lagi sapaan dan senyuman hangat darinya. Tiap kali mereka bertemu dan bertatapan, Irgi selalu menghindarinya, seolah tak ingin lagi mengenal Kezya. Mereka kembali seperti 2 bulan yang lalu, yang tidak saling mengenal satu sama lain. Hampa kembali hidupnya tanpa ditemani sesosok Irgi. Cemburu yang ia rasakan ketika melihatnya asyik mengobrol dan tertawa dengan teman fakultasnya.
Dear, Irgi… Jum’at, 19 Juli 2019
Hay kamu, iya kamu Irgi, Ariel Irgiansa tepatnya. Satu-satunya lelaki yang hadir di hidupku sebagai pewarna, pewarna yang mewarnai setiap langkah hidupku. Namun warna yang kamu berikan adalah warna pelangi, indah diawal dan memudar kemudian. Hanya sekejap keindahan itu hadir. Tapi kehadiranmu begitu berarti, mengajarkanku banyak hal, bahwa adanya pertemuan itu untuk perpisahan. Aku sangat berterima kasih, terima kasih telah mengenalku. Kalo kamu ingin melupakanku tak apa kok, aku bantu kamu untuk melupakannya. Asal kamu tahu, aku adalah orang yang pernah tertidur dengan ponsel digenggamanku karena menunggu balasan pesan darimu. Aku adalah orang yang pernah menjadi pencemburu ketika kamu dekat dengan yang lain, padahal aku siapa? Aku bukan siapa-siapa.
Aku sadar, kamu menjauh dariku karena kesalahan itu ada pada diriku. Aku yang sudah lancang untuk menghubungi Tafasya waktu itu, pasti Tafasya menyampaikan itu sama kamu kan? Dan kamu kecewa dan tidak suka kalo aku sudah menghubunginya. Apa Tafasya yang melarangmu untuk dekat denganku? Aku minta maaf, mungkin memang pertemanan kita ditakdirkan hanya untuk sementara. Tapi asal kamu tahu, perasaan ini belum bisa berubah, entah mengapa, mungkin karena kamu satu-satunya lelaki yang mampu membuatku bahagia. Aku berharap semoga kamu bahagia selalu dengan Tafasya. Dan aku juga tidak ingin kita seperti orang yang bermusuhan seperti ini, aku mau kita seperti biasa, layaknya teman kampus. Sekali lagi aku minta maaf dan terimakasih atas segala kenangan yang telah kau beri.
Mungkin inilah yang Irgi inginkan. Menikmati hidupnya tanpa Kezya lagi. Kezya telah mendengar kabar bahwa Irgi telah berpacaran dengan anak Lombok, Kezya sangat tahu, kalo anak Lombok itu adalah Tafasya. Ternyata Irgi lebih memilih Tafasya dan Kezya bukanlah pilihannya. Kini Kezya tahu, bahwa Irgi menjauhinya karena Kezya telah menghubungi Tafasya saat itu dan Tafasya segera memberitahu Irgi. Ia tak menyangka kalo Irgi akan sekecewa itu, jika sebelumnya ia tahu ujungnya akan seperti ini, tidak akan ia lakukan hal itu.
Kezya sadar, jika mencintai seseorang itu tidak boleh terlalu dalam dan jangan sampai cintanya kita kepada dia melebihi cinta kita kepada Sang Maha Pencipta. Ia ingat dengan perkataan Irgi, jodoh sudah ada yang mengatur dan jangan pernah khawatir karenanya, setiap manusia telah dipasang-pasangkan, sejauh apapun ia pergi pasti akan bertemu kembali di waktu dan tempat yang tepat. Mungkin Irgi bukan orang yang tepat untuknya, maka dari itu Allah menjauhkannya, Allah akan menggantikannya yang jauh lebih baik dari Irgi. Karena cintanya saat ini belum saatnya ia rasakan. Untimely love.
Cerpen Karangan: Khorida Nurinsaniyah Blog / Facebook: Rdhtika_431