“Nis! Udahan sedihnya! sudah seminggu lo gak teratur makan. Ikhaskan semunya Nis!” “Lo gak tahu Rio bagaimana rasanya kehilangan seseorang. Sakit banget.”
Bubur lempah buatan Mbok Lasmi masih diabaikan oleh Annisa. Aku ambil buburnya, menjulurkan tangan supaya Annisa membuka mulut untuk memakan bubur sesendok aja. Sudah seminggu dia makannya tidak teratur, kalau bukan karena aku yang ke sini setiap hari, mungkin Annisa sudah mati kelaparan karena tidak mau makan.
Gangguan makan pada Annisa disebabkan oleh Reza. Ia adalah pacar Annisa yang sangat ia sayangi melebihi dirinya sendiri. Sudah 8 hari sejak kematian Reza, dan Annisa masih belum merelakan kepergian Reza untuk selamanya. Reza meninggal scara tidak terduga, pesawat yang ia tumpangi mengalami kecelakaan saat perjalanannya ke negeri Sakura Jepang. Umur tidak ada yang tahu pasti, kematian seseorang tidak bisa ditebak.
“Lo masih ingat? pemeran utama di drama korea yang judulnya Hi Bye Mama?” tanyaku sambil memasukan sendok ke mulut Annisa. “Lupa gue, emangnya kenapa?” Perlahan Annisa membuka mulutnya. “Di ceritanya kan si Hantu terus gentayangan karena si suami terus menangisi kepergian sang Istri. Maka dari itu lo gak boleh terus nangisin Reza,” “Bener juga yah. Harusnya gue jangan tangisin dia lagi, agar Reza istirahat di alam sana,” “Nah lo juga tahu itu. Sudahan ahhh nangisnya!”
“Btw, itu drama Korea yang terakhir kita nonton berdua kan? gue masih ingat, kita seharian penuh nonton marathon drama itu. Untungnya itu hari minggu,” “Iya itu drama yang terakhir kita tonton bersama,” “Setelah itu kita gak pernah nobar drakor lagi kan. Semenjak gue jadian sama Reza, kita juga jarang banget bertemu. Bertemu kalau ada perlu aja.”
Dasar wanita bodoh! baru menyadari itu semua sekarang. Semenjak Annisa jadian sama Reza, aku memang sering diabaikan sama Annisa. Kalau kitapun bertemu, Annisa pasti akan panjang lebar menceritakan segala sesuatu tentang Reza. Itu membuatku sesak sekaligus sakit.
Annisa tidak pernah peka terhadap perasaanku, ia selalu menganggapku tidak lebih dari sahabat, padahal aku sangat mencintai dia. Ingin sekali aku mengutarakan perasaan ini, namun aku sangat takut kehilangan sahabat maupun wanita yang aku sukai.
Kematian Reza sebenarnya memberi sedikit keuntungan untuku, kita berdua jadi lebih sering bersama lagi. Seketika aku merasa orang yang paling jahat, karena bahagia di atas kematian seseorang.
Keesokan harinya “Tok tok tok tok” pintu digedor sehingga mememuhi ruangan dengan kebisingan. Aku yang masih ingin tidur lebih lama lagi, sangat terganggu dengan suara itu. Dengan terpaksa aku melepaskan selimut yang menutupi tubuh, kemudian berjalan ke arah pintu untuk membukanya.
“Lama banget lo buka Pintunya Rio?” Annisa marah-marah tak jelas kepadaku “Hmmmmmmm…” mataku masih merem melek dan tidak mengindahkan ucapan Annisa. “Hadehh udah pagi gini lo baru melek. Cepet mandi gih! kita keluar bareng!” “Aduhhh Annisa gue masih ngantuk, lo mau ke mana sih? tumbenan lo ngajak gue keluar,” “Gue mau belajar ngelupain Reza, biar dia tenang di alam sana. Ayo cepetan dong lo nya, temenin gue pergi,”
Keadaan kembali lagi seperti semula, Annisa dan aku jadi lebih sering bersama lagi. Maafkan aku Reza, tapi aku sangat bersyukur karena kamu meninggalkan dunia ini. Kini Annisa kembali lagi menjadi miliku seutuhnya.
Annisa sekarang jadi terlihat lebih ceria setelah berusaha melupakan Reza. Ini akan jadi kesempatan untuk mengutarakan perasaan yang selama ini terpendam. Siapa tahu Annisa juga punya perasaan yang sama seperti aku. Aku sudah lelah dan sangat tersiksa memendam rasa cinta ini, toh jatuh cinta pada sahabat sendiri bukan suatu kejahatan. Sekarang sudah waktunya Annisa tahu perasaan ini.
Sekarang aku berdiri di cermin, menata rambut sebagus mungkin agar terlihat lebih tampan di pertemuan hari ini. Annisa pasti akan klepek-klepek lihat ketampananku yang seperti aktor Korea.
Drtttt..drt… Layar ponsel di atas kasur tiba-tiba menyala,menandakan ada sebuah panggilan masuk. Kulihat nama Annisa tertera di layar ponsel, baru saja aku mau telepon dia, eh dia udah nelepon duluan. Sepertinya dia juga tidak sabar untuk bertemu denganku hari ini.
Aku geser tombol bewarna hijau ke atas untuk menerima panggilan itu. Jantungku berpacu lebih kencang dari pada biasanya. “Hallo Nis? ada apa?” tanyaku bersemangat kepada Annisa. “Rio, aku seneng banget Rio. Tuhan benar-benar sayang sama aku Rio. Ri…ooooo… ri…ooo” Nafasnya tidak beraturan. “Tarik nafas dulu Nis! biar jelas ngomongnya. Ada apa Nis?” “Rezzzzzza… rezzzzzza Rio, ternyata dia masih hidup. Ternyata selama ini dia terdampar dan diselamatkan warga sekitar. Dia masih hidup Rio! aku sangat bersyukur,” ucapnya semangat.
Wajahku langsung tertegun begitu mendengar bahwa Reza masih hidup. Tanganku lemas sehingga menjatuhkan ponsel ke dasar lantai. Kenapa Reza hidup lagi? kenapa muncul di saat aku mau mengutarakan perasaan kepada Annisa?
Memang kalau bukan jodoh, tidak peduli seberapa besar kamu mencintai dia, kalau takdir tidak merestui yah tidak akan berjodoh. Aku sangat mencintaimu Annisa, tapi sayang hatimu milik orang lain.
“Halo… halo… Rio???” terdengar suara dari ponsel yang tergeletak di lantai.
Tamat
Cerpen Karangan: Jueun Blog / Facebook: Eunjoo
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 14 Mei 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com