Pagi itu sangatlah dingin dan ramai di jalan raya. Hujan yang turun tadi malam masih menyisakan rasa dingin pada kulit. Meski sudah memakai jaket tetap saja wanita yang sedang berdiri di pinggir jalan raya, harus menunggu angkutan umum sambil menggosok-gosok tangannya.
Wanita itu harus segera pergi ke rumah sang nenek untuk mengambil barang miliknya. Tapi taksi yang ditunggu-tunggunya tak kunjung datang. Apakah aku perginya terlalu pagi? Rasanya tidak mungkin karena pagi ini sudah jam 07:35. Tapi bagaimanapun juga dia harus menunggu taksi, daripada harus menaiki Angkot atau Ojek.
Pada saat taksi sudah datang dan Wanita itu mau membuka pintu Taksi, dia mendengar suara teriakan seorang pria yang meminta tolong! Wanita tersebut langsung menutup pintu Taksi dan menyuruhnya untuk menunggu sebentar. Dia pun pergi mencari sumber suara dan kepalanya menoleh kiri dan kanan.
Seorang pria mencoba melepaskan diri dari cengkeraman dua orang Preman yang memukulinya. Keduanya terlihat sedang marah dan memberi perhitungan kepada pria tersebut. Sekuat tenaga Pria itu melakukannya dan berharap ada seseorang yang datang untuk menolongnya.
Menyaksikan perlakuan preman ke pria tersebut, wanita berambut panjang itu langsung mengambil kayu yang ada didekatnya dan memukul dua preman tersebut dari belakang dan … “Braakkkkk!!!”
Satu kali pukulan membuat preman berbadan kecil itu terjatuh dan pingsan, sedangkan preman berbadan besar itu langsung melawan dari depan dan wanita itu mulai mengambil ancang-ancang untuk memukulinya dalam dua kali pukulan dipundaknya dan langsung terjatuh pingsan.
Wanita itu berjalan menghampiri pria yang sudah babak belur karna dikeroyok oleh kedua preman tadi. Pria itu mengulurkan tangannya yang sudah gemetar, karna tidak tega wanita tersebut langsung meraih tangan pria itu dan membawanya kemobil lalu menuju ke rumah sakit.
Setelah tiba di rumah sakit pria tersebut langsung diperiksa oleh Dokter. Untung saja pria tersebut hanya pingsan setelah pria itu sadar ia langsung menanyakan dimana alamat rumahnya. Tapi sayangnya pria tersebut tidak ingin pulang ke rumahnya dengan alasan ia dikejar-kejar oleh musuh ayahnya.
Wanita tersebut hanya terdiam dan memikirkan solusi untuk pria yang terbaring lemas itu. Ia memiliki ide… “Bagaimana jika kau bekerja di bengkel milik pamanku” gumamnya Pria tersebut langsung mengangguk kepalanya dengan tanda ia menerima pekerjaan yang ditawarkan oleh wanita tersebut.
Setelah mengurus biaya rumah sakit wanita tersebut langsung mengajak pria itu ke rumah pamannya.
“Assalamualaikum…,” ucap wanita itu, dan langsung mendudukkan pria itu dikursi depan. “Walaikum salam, ini siapa Neng…,” jawab paman yang baru saja menyapu diruang tamu. Wanita tersebut langsung menceritakan tentang pria itu dan paman lalu mengijinkan pria itu tinggal dan bekerja di bengkel miliknya.
Setelah mengiyakan permintaan wanita itu, paman langsung menanyakan nama pria tersebut. “Namanya siapa?” tanya paman berpeci “Nama saya Andrian, panggil aja Andri” jawab pria itu. “Owh… panggil aja om Rahmat,” jawab om Rahmat sambil mengulurkan tangannya.
Setelah berkenalan dengan om Rahmat, Andri langsung pula berkenalan dengan wanita yang menolongnya. “Nama gue Syifa…,” ucap wanita itu.
Setelah berkenalan, Syifa pun berpamitan untuk pergi ke rumah neneknya. “Yaudah kalo gitu, Syifa mau kerumah nenek dulu yah om?” “Iya, hati-hati yah…” kata om Rahmat “Iya om, oiyya loh tunggu disini dulu yah, soalnya gue mau kerumah nenek gue dulu” seru Syifa, kepada Andri.
Aku pun menuju ke rumah nenek dan meminta izin untuk menginap disini sampai Andri pulang dan masalahnya selesai. “Nek … aku nginep disini, boleh gak” pintaku pada nenek yang usianya, sudah 62 tahun itu. “Yah boleh dong, emangnya kenapa kok cucu nenek tiba-tiba mau nginep disini …” jawab nenek sambil memegang rambut panjang Syifa. Syifa pun menceritakan tentang Andri yang akan tinggal dan bekerja di rumah om Rahmat sampai masalahnya selesai. Nenek pun setuju dengan niat baik cucunya.
Tak lama kemudian Syifa berpamitan pergi ke rumah om Rahmat dan membelikan nasi goreng untuk om Rahmat dan Andri. Warung yang terletak dipinggir jalan itu sangat ramai pembeli. Ia pun memesan nasi goreng 2 bungkus untuk Andri dan om Rahmat. Setelah membayar nasi goreng Syifa tak sengaja bertemu dengan Raka teman kuliahnya.
“Syifa!” teriak Raka dari samping. “Raka, Ngapain kesini?” tanya Syifa sambil berjalan kearah Raka. “Gue tadi, habis ke rumah iko” balas Raka. “Owh… yaudah kalo gitu, gue pulang dulu yah” sahut Syifa sambil naik ke taksi dan meninggalkan Raka. “Iya…,” jawabnya
Syifa pun tiba om Rahmat, dan memberikan nasi goreng yang dibelinya tadi. “Om, Andri, ini nasi goreng buat kalian?” Kata Syifa menggulurkan sekantong, berisi nasi goreng. “Makasih yah Syifa…,” kata om Rahmat, meraih nasi goreng yang ada ditangan Syifa. “Makasih yah, sorry udah ngerepotin” kata Andri dengan rasa tidak enak. “Iya, sama-sama…”
Setelah memberikan nasi goreng, Syifa langsung masuk ke kamarnya dan mengambil baju miliknya. Pada saat membuka pintu kamarnya Andri memanggil dari belakang dan meminta tolong ke Syifa agar masalahnya cepat selesai.
Andri ingin Syifa menemaninya mencari tau siapa yang sudah menjebak almarhum ayahnya. Sampai-sampai seseorang datang dan berkata dia akan membalas dendamnya dengan menghabisi Andri. Andri anak yatim piatu sama seperti Syifa tapi Andri mempunyai kakak laki-laki yang pergi meninggalkan Andri sejak Papanya meninggal 3 tahun yang lalu.
Setelah Andri menceritakan tentang latar belakangnya. Syifa mau menolong Andri ia pun mengambil bajunya dan berpamitan pulang ke rumah neneknya karna hari sudah sore. “Yaudah, kalo gitu gue pulang dulu yah…” “Iya, hati-hati yah…” Syifa pun pergi meninggalkan Andri dan om Rahmat yang sedang menikmati nasi goreng di meja makan.
menuju ke rumah nenek, Syifa bertemu dengan Nindi temannya. “Nindi!” teriak Syifa dari kejauhan Nindi yang mendengar teriakan itu dia langsung mencari dimana arah suara itu, dia hanya menolehkan kepalanya kiri dan kanan. “Eh Syifa, ngapain disini?” tanya Nindi lalu berjalan kearahku. Syifa dan Nindi mengobrol sambil berjalan pulang karena arah rumah Nindi dan Syifa searah, hanya saja mereka harus berpisah di pertigaan.
Mereka pun berpisah di pertigaan dan Syifa pun langsung pulang ke rumah neneknya. Dan mencari solusi untuk menolong Andri yang terlihat kasihan karna harus dikejar-kejar oleh musuh ayahnya. Kali ini Syifa sangat bersemangat untuk membantu Andri. Karena sebenarnya Syifa sudah punya rasa dengan Andri.
Keesokan harinya … Pada saat Syifa pulang kuliah ia pun pergi menemui Andri yang sedang bekerja di bengkel om Rahmat. “Gimana udah selesai belum, gue ada ide nih buat nyelesaiin masalah loh!” kataku dengan Spontan. Syifa pun memberi tahukan idenya dengan Andri. Andri sepakat dengan ide Syifa yaitu dia harus pergi ke kantor ayahnya dan mencari bukti kalau ayahnya tidak bersalah.
Malam pun tiba mereka berhasil menemukan bukti bahwa ayah Andri tidak bersalah. Dan begitupun Andri harus pulang karena dia harus melanjutkan kuliahnya di paris. Syifa yang mendengar Andri akan pergi keluar negeri untuk melanjutkan kuliahnya. Dia sangat sedih tapi Syifa juga tidak bisa melarang Andri, karna dia bukan siapa-siapa Andri, dan Andri harus menggapai cita-citanya.
Andri pun tiba di bandara dan langsung berangkat. Dia tidak mengetahui perasaan Syifa yang sebenarnya sangat sedih jika dia pergi.
Dan beberapa minggu kemudian… kini Syifa harus mencoba melupakan Andri yang tak kunjung datang atau memberi kabar. Dan dia juga harus fokus dengan kuliahnya sampai sarjana.
Thank you
Cerpen Karangan: Nurfadilah Blog / Facebook: Pena Dil Dil Wattpad: PenaDilDil