Sekelas selama 3 tahun waktu SMA, terdengar lucu karena hanya kelasku dan beberapa saja yang tidak diacak setiap kenaikan kelas. Namun, satu yang aku tahu, kita semua teman sekelas jadi sama-sama tahu, terlebih lagi denganmu. Tidak ada waktu tanpa bercanda apalagi bayangan menjauh tidak pernah terlintas di benakku. Dari hari pertama OSPEK, rasanya tidak pernah lupa dengan sosokmu yang selalu menghalangi pandanganku saat berbaris rapi di aula waktu itu. Hingga semakin hari rasanya kita sama-sama memiliki hal yang sama untuk ditertawakan. Selalu tersedia waktu untuk bercanda bersama, menceritakan hal yang dia suka, keluh kesahnya, serta duka. Waktu-waktu itu membuatku lena dan merasa seakan aku juga ada di hatinya.
Namun, saat kelulusan hendak tiba, ada jarak yang sepertinya memisahkan. Tidak lagi berbicara banyak, apalagi bercanda dan tertawa terbahak-bahak. Tapi semuanya kuanggap sebagai persiapan ketika hari saat kita benar-benar berpisah telah tiba.
Dan, hari kelulusan di depan mata, ternyata bukan aku orang yang kau tunggu-tunggu untuk foto bersama di hari kelulusan sekaligus perpisahan tersebut. Seketika menyadarkanku bahwa selama ini hanya aku yang memiliki perasaan dan aku tidak ada di hatinya apalagi menjadi sosok istimewa untuknya.
Tiga tahun beserta kenangan-kenangan itu membuatku tidak dapat beranjak ke hati yang baru bahkan lama setelahnya. Saat menulis ini, aku tengah menjalani masa kuliahku di semester 4. Selain perasaan yang telah terpendam lama, jarak juga memisahkan kita. Kamu yang memilih melanjutkan studimu di kota lain membuatku berfikir bahwa semesta belum mengizinkanku ulang waktu-waktu indah SMA apalagi melanjutkannya. Kita yang sama-sama sedang fokus pada pendidikan sembari aku yang juga terus menerus memperhatikanmu dari kejauhan.
Terima kasih atas segala kenangan tersebut. Semoga kelas semesta mempertemukanku lagi denganmu untuk mengulang secuil kenangan yang tak bisa lepas dari pikiranku. Kelak saat kubaca lagi kembali, semoga aku berada pada titik kebahagianku antara mendapatkanmu atau telah ikhlas melepasmu.
Cerpen Karangan: Linda