Seperti kata orang mencintai tidak harus memiliki, itu memang benar bahwa cinta itu tak bisa dipaksakan. Seperti aku yang mencintai dia namun hanya sebatas menaruh harap
Ikbal laki-laki tampan dan banyak digemari kaum hawa ia adalah lelaki yang aku kagumi begitu juga dengan para wanita lainnya, seharusnya aku tidak jatuh cinta padanya hanya karena dia baik kepadaku bukan berarti dia mencintaiku, bahkan dia juga sangat baik kepada wanita lain, bukan hanya kepadaku
“Hayo! Lagi mikir apa coba?” Ucap seseorang mengejutkanku “Vio?” Ucapku pada sahabutku Viona, Vio adalah panggilanku kepadanya “Iya ini aku Vio masa kamu tidak mengenalku? Aku Viona teman sekaligus sahabat kamu yang paling imut ini!” Ucap Viona “Iya aku tahu kok, aku hanya kaget saja tadi kamu tiba-tiba mengejutkanku” Ucapku “Memang tadi kamu sedang memikirkan apa? Tidak biasanya kamu seterkejut ini?” Tanya Viona “Tidak, aku tidak sedang memikirkan apapun” Jawabku “Kalau tidak memikirkan apapun terus kenapa kamu melamun dan terkejut? Sudahlah aku ini sahabatmu jadi jangan berbohong padaku aku sudah lama mengenalmu jadi aku tahu jika kamu berbohong” Ucap Viona
“Vio apa yang kamu lakukan jika kamu jatuh cinta pada seseorang?” Tanyaku “Jadi kamu sedang jatuh cinta Ron? Kamu jatuh cinta sama siapa? Kasih tahu dong kepo nih!” Ucap Viona “Aku yang tanya kok jadi tanya balik? Jawab dulu pertanyaanku!” Ucapku “Ya udah iya, kalau aku ada diposisi kamu, mungkin aku akan memberikan perhatian lebih kepadanya supaya dia tahu kalau aku suka sama dia atau mungkin aku duluan yang menyatakan perasaan” Ucap Viona “Memang kamu berani? Apa kamu tidak malu? Bsgaimana kalau dia tidak menerima perasaanmu?” Tanyaku kembali “Ya setidaknya aku sudah berjuang dan kalau memang cinta untuk apa malu, kalau kamu sendiri apa yang akan kamu lakukan Ron? Terus laki-laki yang kamu suka itu siapa cepat kasih tahu dong!” Ucap Viona “Kalau aku memilih untuk diamendam perasaan, aku tidak berani mengungkapkannya, dan kalau soal laki-laki yang aku suka dia…dia itu…dia…”Ucapku terbata-bata
“Dia siapa Rona!” Ucap Viona memotong pembicaraanku “Dia Ikbal Vio!” Ucapku “Apa? Ikbal? Kamu serius Rona?” Tanya Viona “Iya Ikbal, memangnya kenapa? Aku juga sadar kalau aku tidak pantas untuknya, aku saja yang terlalu berharap hanya karena dia baik bukan berarti dia menyukaiku aku yang bodoh padahal dia baik kepada siapa pun” Ucapku “Bukan, bukan begitu maksudku Ron! Aku hanya heran saja kenapa kamu bisa jatuh cinta pada Ikbal dari sekian banyaknya laki-laki, maafin aku ya beneran deh aku tidak bermaksud seperti itu” Ucap Viona “Kamu tidak salah vio aku tahu kamu tidak bermaksud seperti itu, sudahlah kamu jangan merasa tidak enak seperti” Ucapku “Ini dia yang aku salut dari kamu, orangnya pemaaf dan tidak mudah marah dan juga selalu baik sama semua orang aku jadi beruntung mempunyai sahabat seperti kamu, Rona si baik hati dan tidak sombong” Ucap Vio menggodaku “Mulai deh kumat lagi bentar lagi juga pasti minta traktiran?” Ucapku kembali menggoda sahabatku “Aku serius lho tidak bercanda, tapi kalau kamu ingin mentraktir sih boleh banget” Ucap Vio “Iya deh nanti aku traktir tapi jangan mahal-mahal uangku nanti tidak cukup” Ucapku “Siap Bos!” Ucap Vio sambil mengangkat tangan hormat
Kami berdua pun masuk kedalam kelas. Ketika kami hendak masuk kedalam kelas tiba-tiba Ikbal menyapaku dengan senyumannya “Hai Rona! Mau ke kelas ya?” Ucap Ikbal sambil tersenyum kepadaku “Iya” Ucapku singkat “Kalau begitu kita bareng saja masuknya, aku juga mau masuk kelas nih” Ucap Ikbal “Rona doang nih yang disapa jadi nyamuk aja terus!” Nyinyir Vio “Eh iya ternyata ada kamu juga Vio ya sudah kita masuk kelas bareng saja” Ucap Ikbal “Dari tadi juga sudah ada disini! Kamu saja yang terlalu sibuk sama sahabatku, jangan-jangan…” Ucap Vio “Hushhh apaan sih daripada telat masuk kelas mendingan kita cepat-cepat masuk nanti kalau telat kena hukuman lho” Ucapku memotong pembicaraan Vio “Ya sudah kita masuk yu!” Ucap Ikbal Kami pun masuk kedalam kelas bersama-sama
Dari kejadian ini aku semakin menyukai Ikbal bagaimana tidak? Dia begitu baik dan juga selalu tersenyum, dia berbeda dengan lelaki pada umumnya
Hari berganti hari rasaku padanya semakin bertambah, bukannya berkurang ataupun menghilang, namun rasa ini semakin bertambah dan membuatku semakin mencintainya. Ditambah dia yang selalu baik kepadaku dengan perhatian perhatian kecilnya seperti menawarkan minuman padaku atau membantuku membereskan kelas bahkan ia juga sering menolongku.
Waktu istirahat pun tiba seperti biasa aku dan Vio pergi ke kantin untuk makan dan tidak lupa aku mentraktir Vio sesuai janjiku tadi padanya “Makasih ya Ron traktirannya kapan-kapan traktir lagi ya?” Ucap Viona “Iyain saja biar cepat” Ucapku singkat
Ketika kami berdua sedang asyik berbicara tiba tiba seorang pria tak sengaja mendorongku dan akhirnya kuah bakso yang sedang aku makan itu tumpah ke tanganku “Awww! Aduh panas nih!” Ucapku penuh kesakitan “Eh kamu ini punya mata atau tidak? Lihat temanku jadi ketumpahan kuah bakso, itu panas lho jalan yang fokus dong!” Ucap Vio membentak “Iya maaf tadi saya buru-buru sekali lagi maaf ya” Ucap pria itu dengan penuh penyesalan “Iya tidak apa-apa jangan terlalu dipikirkan” Ucapku “Lain kali hati-hati dong” Ucap Vio “Iya” Ucap pria itu dan kemudian meninggalkan kami berdua “Sudah Vio aku tidak apa-apa” Ucapku “Tidak apa-apa bagaimana? Lihat tangan kamu itu memerah pasti kuah baksonya panas kan?!” Ucap Viona “Iya tapi ini tidak terlalu panas sudahlah tidak apa-apa” Ucapku
“Rona! Tangan kamu kenapa merah?” Tanya Ikbal yang tiba-tiba menghampiriku “Tidak apa-apa kok ini hanya luka biasa saja” Jawabku “Ini lho tangan Rona ketumpahan kuah bakso jadi tangannya merah” Sambung Viona “Apa? Ketumpahan kuah bakso? Sama siapa?” Tanya Ikbal “Ini lho Ikbal tadi ada cowok yang mendorong Viona jadi kuah baksonya tumpah, ditambah lagi baksonya jadi tidak bisa dimakan padahal Rona baru saja memesannya” Sambung Viona “Oh jadi begitu ceritanya, kalau begitu kamu pesan lagi saja baksonya nanti biar aku yang bayar” Ucap Ikbal “Aku juga mau dong, boleh ya?” Ucap Viona “Iya boleh, kalian berdua pesan saja” Ucap Ikbal “Tidak perlu repot-repot aku…” Ucapku yang kemudian dipotong oleh Ikbal “Sudah pesan saja, kamu tunggu sebentar!” Ucap Ikbal yang kemudian berlari entah kemana
Tak lama kemudian Ikbal pun datang sambil berlari dan kemudian duduk di sampingku “Mana tangannya? Biar aku olesi obat salepnya supaya dingin nantinya” Ucap Ikbal Aku pun mengulurkan tanganku yang kemudian diobati oleh Ikbal
“Makasih ya Ikbal, sekarang tanganku sudah merasa dingin” Ucapku “Iya sama-sama, kamu sudah pesan baksonya?” Tanya Ikbal “Belum” Jawabku “Ya sudah biar aku pesanin ya” Ucap Ikbal
“Bu” Panggil Ikbal “Iya de” Ucap Ibu kanti menghampiri kami “Saya pesan baksonya dua porsi dan ini uangnya” Sambung Ikbal “Baik de” Ucap Ibu kantin
“Oh iya kalau begitu aku pergi dulu sekalian juga mau mengembalikan obat salepnya ke UKS, dan pesanannya juga sudah aku bayar jadi nanti kalian tidak perlu bayar” Ucap Ikbal “Makasih banyak lho Ikbal sering-sering traktirnya” Ucap Viona “Iya kapan-kapan nanti aku traktir lagi” Ucap Ikbal “Oh jadi obat salepnya kamu ambil dari UKS? Ya sudah biar aku saja yang mengembalikan kamu kan sudah banyak bantu aku jadi aku tidak mau terlalu merepotkan kamu” Ucapku “Iya aku ambil obatnya dari UKS, tapi biar aku saja yang mengembalikannya santai saja kaya sama siapa saja lagipula aku tidak merasa direpotkan justru aku senang bisa membantu” Ucap Ikbal “Tapi kamu sudah banyak bantu aku jadi…” Ucapku terpotong “Tidak apa-apa jangan merasa tidak enak seperti itu kaya sama siapa saja” Ucap Ikbal “Hmmm jadi nyamuk nih, sudah-sudah jangan berdebat dong obatnya biar aku saja yang mengembalikan kalian berdua tunggu saja disini ok?!” Ucap Viona
“Cie pipinya merah tuh! Pasti kamu bahagia banget hari ini ya sudah aku tinggal dulu selamat berdua-duaan” Bisik Viona padaku yang langsung membawa obatnya dan pergi meninggalkanku dengan Ikbal
Tak lama pesanan kami pun datang “Makasih Bu” Ucapku “Iya sama-sama de” Ucap Ibu kantin “Ngomong-ngomong makasih ya untuk obat dan baksonya” Ucapku tersenyum “Iya sama-sama, cepat dimakan baksonya nanti keburu dingin” Ucap Ikbal membalas senyumanku
Aku dan Ikbal duduk dan berbincang-bincang dengan penuh gembira, hingga Viona kembali. Setelah itu kami pun kembali ke kelas untuk belajar. Hari ini aku benar-benar bahagia Ikbal laki-laki yang aku cintai itu sangat peduli kepadaku walaupun itu kejadian biasa saja tapi bagiku itu adalah kejadian yang berharga bagiku
Hari berganti hari rasaku masih sama kepada Ikbal tak pernah berkurang. Namun hari ini ada yang berbeda aku benar-benar merasa hancur, sedih dan juga kecewa, karena Ikbal telah mengungkapkan perasaannya itu kepada wanita lain yang juga merupakan teman sekelasku, namanya Manda dia adalah gadis cantik dan juga banyak digemari para lelaki, dan salah satunya adalah Ikbal. Aku tidak mendengarnya dari orang lain melainkan aku melihatnya hari ini dengan kedua mataku sendiri, dan hari ini juga mereka resmi berpacaran. Betapa hancur dan kecewanya hati ini melihat laki-laki yang aku cintai ternyata mencintai wanita lain, tapi ya sudahlah aku tidak bisa berbuat apa-apa
Keesokan harinya aku bersekolah seperti biasa. Tiba-tiba Viona datang menghampiriku yang sedang duduk sendirian didalam kelas “Ron! Rona?” Panggil Vio dengan wajah paniknya “Ada apa Vio?” Ucapku singkat “Ada berita baru! Kamu tahu tidak?” Tanya Viona “Iya aku sudah tahu, Ikbal dan Manda berpacaran kan? Itu berita barunya kan?” Jawabku “Lho kok kamu sudah tahu? Padahal ini beritanya baru tersebar masih hot, aku saja baru tahu sekarang beritanya heboh sedang diperbincangkan dan akan menjadi gosip baru dan terupdate hari ini. Kamu tahu dari siapa Ron?” Tanya Viona “Aku tidak tahu dari siapa-siapa aku mengetahuinya sendiri bahkan aku mendengar dan melihatnya langsung dengan kedua mataku ini, kemarin aku menyaksikan kejadiannya langsung” Jawabku “Yang benar Ron? Kamu yang sabar ya pasti rasanya sakit banget, tapi kamu jangan khawatir kalau kamu mau curhat kamu bisa kok curhat sama aku kita ini kan sahabat dan kamu tidak perlu bersedih ada aku yang selalu ada buat kamu” Ucap Viona “Iya makasih ya Vio kamu memang sahabat terbaik, kamu selalu bisa menenangkan dan menghiburku dalam keadaan sulit dan selalu ada disaat senang ataupun sedih” Ucapku “Itulah gunanya sahabat bukan hanya untuk sekedar teman curhat tapi sahabat akan selalu ada disaat keadaan tersulit ataupun juga dalam keadaan bahagia” Sambung Viona
Kami berdua pun berpelukan dengan erat, aku dan Vio sudah seperti adik dan kakak, tak heran jika orang-orang yang baru mengenal kami selalu berkata bahwa aku dan Vio adalah adik dan kakak karena memang kami sangat dekat, kemanapun kami pergi pastinya kita selalu berdua jarang sekali kami bepergian sendiri, kecuali ya ke kamar mandi itu sih sendiri-sendiri ya kali kita terus berduaan
“Ya sudah kamu jangan galau terus dong senyum” Ucap Viona sembari tersenyum lebar kepadaku Aku pun membalas senyumannya dan kami kembali berpelukan
“Ikbal” Sapaku pada Ikbal yang tiba-tiba lewat di depanku “Hai Rona, hai juga Viona” Sapa Ikbal “Tumben kamu sapa aku biasanya Rona saja yang disapa” Gurau Viona “Disapa salah tidak disapa juga salah, dasar Viona, Viona, ya sudah nanti tidak aku sapa lagi nih” Gurau Ikbal kembali “Eh jangan-jangan, aku bercanda kok sapa lagi ya, benar kok tadi hanya bercanda” Sambung Viona “Serius banget sih, aku juga bercanda santai saja” Sambung Ikbal “Oh iya Rona kamu tadi ada apa panggil aku?” Tanya Ikbal “Oh itu, tidak kok, itu bukan apa-apa aku hanya ingin menyapa saja, dan juga aku mau mengucapkan selamat ya” Jawabku “Selamat untuk apa?” Tanya Ikbal kembali “Itu… se…selamat karena kamu sudah berpacaran dengan Manda, aku dengar kamu sudah berpacaran jadi selamat ya dan semoga hubungan kamu langgeng terus” Jawabku “Oh iya aku memang sudah berpacaran dengan Manda, makasih do’anya nya, dan semoga kamu mendapatkan laki-laki yang baik yang kamu cintai” Ucap Ikbal “Itu kamu Ikbal, laki-laki yang baik dan aku cintai itu hanya kamu, andai saja kamu mengetahuinya” Ucapku dalam hati
“Ron, Rona?!” Ucap Ikbal “Eh iya apa, ada apa ya?” Ucapku yang terkejut “Tadi aku bilang semoga kamu mendapatkan laki-laki yang baik yang kamu cintai, tapi tadi kamu melamun, kamu sedang memikirkan apa sampai terkejut seperti itu?” Tanya Ikbal “Oh itu, tidak kok aku tidak memikirkan apapun” Jawabku “Makasih juga untuk do’anya, sekali lagi selamat ya” Sambungku sambil mengulurkan tanganku Dan Ikbal pun mengulurkan tangannya dan kami pun saling berjabat tangan, aku pun terus menatap Ikbal yang sekarang sudah milik orang lain
“Ehem” Ucap Viona Aku pun langsung melepaskan tanganku dan mengalihkan pandanganku
“Ya sudah kalau begitu aku pergi duluan ke kelas, bye” Ucap Ikbal sambil tersenyum “Bye” Ucapku bersamaan dengan Viona
Aku tidak ingin berlarut dalam kesedihan, biarlah rasaku ini ku pendam sendiri dan biarkan menjadi rasa yang hanya sebatas menaruh harap. Dan biarkan rasa ini hilang dengan sendirinya
Cerpen Karangan: Indri Aprilianti Blog / Facebook: indriaprilianti24