Namaku Shafira Azzani, atau biasa dipanggil Fira. Aku bersekolah di sebuah Madrasah tsanawiyah, dan sekarang aku duduk di kelas 3. Itu berarti sudah tiga tahun aku berada di Madrasah tersebut. Awal masuk ke sana memang semuanya terlihat asing namun seiring berjalannya waktu aku mulai merasa nyaman berada di lingkungan Madrasah tersebut.
Aku mempunyai dua orang sahabat yang selalu menemaniku dan sebagai tempat curhat. Mereka selau siap mendengar curahan hatiku baik senang maupun sedih. Karena aku tidak mempunyai Ibu lagi. Dan ayahku menikah lagi dan itu artinya aku punya ibu tiri. Dan yang paling menyebalkan adalah aku punya adik lagi, dan ku selalu mempertanyakan pada ayah apakah dia adik kandung atau bukan, ayah selalu menjawab “memangnya kenapa kalau dia lahir dari rahim ibu tirimu? dia adalah anak ayah juga dan itu artinya dia adikmu.”
Sejak ada dia, kehidupanku berubah ayah sepertinya tak mempedulikanku lagi bahkan waktu lulus SD dan mau melanjutkan sekolah, ayah hanya diam dia seperti tak peduli aku mau sekolah kemana lagi. Dan sekarang aku pun bingung hendak melanjutkan ke sekolah mana.
Baiklah itu tadi gambaran sedikit tentang kehidupan diriku. Sejak ibu meninggalkan diriku rasanya aku terpuruk dalam kesunyian. Tetapi sahabatku dan teman-temanku selalu bisa membuatku tersenyum.
Waktu itu di sekolah sedang melaksanakan UTS. Waktu itu aku masih kelas 1. UTS pun dimulai. Aku masuk ke dalam kelas, saat itu suasana kelas agak gaduh, ada yang sedang mengobrol asyik, ada yang lagi negosiasi soal contekan dan lain-lain. Tak berapa lama Pengawas pun masuk ke dalam kelas kami, membagikan soal dan lembar jawaban. Saat kami sedang asyik mengerjakan datang seorang ibu guru dia menayakan apakah soalnya sulit. Kami menjawab dengan gurauan saja. Lalu ibu guru tadi berkata “hey para cewek! kakak pengawasnya ganteng kan?.” Kami pun langsung memandang kepada pengawas yang sejak tadi hanya memperhatikan Handphone miliknya. Temanku berbisik padaku “fira! kakaknya lumayan ganteng juga ya!” aku hanya tersenyum.
Sejak hari itu aku memikirkan siapa nama kakak itu dan akhirnya ku mendapat jawabannya waktu aku duduk di kelas 3. Namanya Farhan Ramadani. Aku tau nama itu saat kami akan melaksanakan simulasi UNBK. Sejak saat itu aku suka mencari tau tentang kak Farhan. Kadang-kadang temanku juga suka mengejekku. Oya! tidak banyak temanku yang tau soal itu hanya teman terdekatku dan sahabatku saja.
Aku hanya bisa mengamatinya dari kejauhan dan melihat senyumannya yang manis. Sehingga pada suatu ketika aku langsung bisa menatap wajah dan senyumannya dari dekat rasanya aku ingin sekali pingsan. Senyuman itu langsung menyentuh hatiku yang paling dalam. Dalam hati aku berkata “Ya Allah apakah aku bisa membalas seyuman yang indah itu”.
Hari-hari kujalani dengan status pengagum rahasia. Hingga suatu hari ku mendengar bahwa dirinya akan dipindahkan ke sekolah lain. Betapa hancur hatiku mendengar itu. Namun apalah dayaku semua kehendak Tuhan. Aku hanyalah seorang pengagum rahasia.
Melihatmu dari kejauhan, itulah yang selalu aku lakukan. Menjadi pengagum rahasia. Karena cukup melihat senyummu dari jauh saja sudah membuat hariku cukup berwarna. Aku hanyaah serpihan kecil kisah hidupmu yang masih belum kau ketahui. Aku hanya bisa mengucapkan selamat jalan dan selamat bertugas di tempat kerja barumu.
Itu penggalan puisi yang kubuat untuknya, sudah dua tahun aku tidak bertemu dengannya dan ternyata ia sudah berkeluarga aku mendapatkan informasi itu dari temanku. Dan ternyata ia masih bekerja di sekolah lamaku, aku tidak sedih dengan apa yang sudah kualami karena di sekolah baru aku telah menemukan sosok yang lebih baik darinya ia kakak kelasku.
Orangnya tampan, cuek, banyak penggemarnya, prestasinya ya masih dibawah aku sih kayaknya. Sepertinya aku juga akan menjadi penggemar rahasianya. Aku gak mungkin bisa bersaing dengan para fansnya. Oh ya sekarang ini aku duduk di bangku kelas 2 Madrasah Aliyah.
Jadi awal aku bertemu dengan dia tuh pas aku kelas 1 Aliyah, waktu itu selesai sholat Dzuhur aku mau ambil sepatu aku tapi terhalang oleh dia karena aku gak berani untuk menegurnya akhirnya aku minta bantuan temanku, ia pun mengambilkan sepatuku tapi mungkin dia orang yang cuek jadi dia bersikap biasa saja kepadaku. Sejak hari itu sepertinya ia berusaha untuk dekat denganku tapi sepertinya ia gengsi dan aku bersikap cuek.
Entah kenapa aku sepertinya terus teringat wajahnya padahal wajahnya itu masih belum jelas terlihat olehku karena kami hanya berpapasan saja. Sejak saat itu aku sangat bersemangat hadir ke sekolah. Ini belum berarti aku jatuh cinta ini hanya sekedar perasaan suka saja.
Sebenarnya aku merasa saat ini dia sudah berbeda tak seperti dulu lagi. Kok aku punya pikiran seperti itu ya padahal aku belum pernah berbicara langsung dengannya. sekarang sikap dia bisa-biasa saja mungkin dia sudah ada yang punya, teman-temanku saja sangat menyukainya bahkan mereka selalu membicarakannya, teman dekatku juga dulu menyukainya tapi sekarang dia sudah ada yang baru jadi dia udah move on. Temanku itu namanya Dini Azzhra biasanya dipanggil Zahra. Waktu kelas 1 kami kurang akrab sekarang kami sangat akrab, temanku yang satunya lagi namanya Salsabila biasanya dipanggil Salsa. Jadi kami bertiga bisa disebut Best Friend, karena kami punya pendapat yang sama tentang orang-orang di kelas kami. Biasanya kami mengobrol sambil mojok bertiga. Soalnya mau gabung dengan teman yang lain berasa gak enak gak tau juga kenapa rasanya aneh.
Aku ingin bercerita tentang orang yang kukagumi jadi aku berceritanya saat aku masih kelas 1 sampai kelas 2 aja kalau aku kelas 3 dia sudah gak ada sudah lulus. Waktu aku masih kelas 1 dia tuh kayak curi-curi pandang gitu mungkin cuman perasaan aku aja tapi gak papa aku anggap memang untuk aku.
Setelah satu semester aku duduk di kelas 2 Aliyah, aku sadar ia mungkin tak sebaik yang aku pikirkan akhirnya aku mencoba untuk move on darinya. Temanku bilang kayaknya gak mungkin kamu bisa melupakan dia karena satu sekolah, tapi bagaimanapun caranya akan aku jalani supaya aku bisa move on.
Kadang-kadang aku juga merasa kenapa aku seperti dikucilkan jadi aku berpikir mungkin karena aku hanya orang kelas bawah, dan juga pendiam. Kadang aku berharap hidupku seperti drama korea menghadapi kesulitan tapi bisa menemukan seseorang yang selalu ada saat senang, sedih, maupun susah. Waktu masih SD aku punya teman-teman yang waktu pertama kali bertemu aku pikir mereka baik tapi ternyata, mereka Cuma datang disaat mereka membutuhkanku, pas waktu mereka lagi senang mereka meninggalkanku. Aku tuh kayak tempat persinggahan aja. Jujur sih mereka anak orang berada sedangkan aku hanya orang biasa.
Tapi inilah kehidupan yang harus dijalani. Setiap orang pasti memiliki masalah, dan kita cuma hanya bisa bersabar dan sabar. Sebenarnya kadang aku merasa kehidupan itu menarik, apalagi kisah asmara yang membuatku geleng-geleng kepala sendiri. Ada kisah cinta yang bahagia, sedih, dan juga lucu. Bingung juga sih kadang-kadang memikirkan hal itu, aneh tapi nyata. Menurutku menjadi seorang pengagum rahasia itu lebih baik, aku belajar dari pengalaman teman-temanku tentang kisah asmara mereka diantaranya ya patah hati, gagal move on, ada yang putus terus nyambung lagi ada yang putus terus dapat yang baru lagi. Ya namanya juga cinta monyet hanya orang yang berpengalaman saja yang bisa memahaminya.
Aku yakin aku dapat melupakan sosok kakak kelas yang banyak fansnya itu, dan mulai bersungguh-sungguh dengan pendidikanku.
Cerpen Karangan: Rofi’ah
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 16 September 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com