Namaku Calista Adenia Safitri gadis 20 tahun yang masih bergantung hidup pada kedua orangtuaku. Ayahku seorang pimpinan sebuah perusahaan kontraktor dan bundaku seorang ibu rumah tangga. Aku kuliah di Universitas Indonesia jurusan ekonomi semester akhir.
Aku tengah berada di sebuah cafe bernama Violet Coffee tengah mengerjakan tugas skripsiku. Aku memesan Moccacino dan satu chees cake. Aku masih sibuk mengerjakan tugasku hingga tak sadar seorang makhluk paling menyebalkan dihidupku sudah duduk di seberang bangkuku.
“Serius amat, Ta” “Lo lagi lo lagi, ngapain sih lo” Dia Farhan Bastiar anak ekonomi juga sepertiku, dia adalah musuhku sejak SMP. “Jangan marah-marah atuh Ta” “Muncul lagi sundanya” “Namanya juga urang sunda atuh, emangnya salah” “Terserah lo!!” “Kok ngegas” “Diem bisa nggak sih, berisik!!” “Iya-iya”
Aku hanya meliriknya sekilas, Farhan mulai menarik cheese cakeku dan memakannya. Dia memang tak pernah tau malu. “Abisin aja tu kue” “Pasti!!” “Ish… ni cowok” “Udah kerjain aja tugas lo, jangan ganggu gua makan” “Huft… nasib-nasib, kok bisa gua punya temen kek gini” “Tumben lo anggep gua temen” Aku hanya menatapnya tajam, ia hanya menunduk sembari melanjutkan makan.
~ 30 Minute Later ~ “Akhirnya selesai juga” Ucapku seraya meregangkan otot-otot yang mulai kaku. Aku mengalihkan pandanganku pada Farhan yang tengah tertidur berbantal tangan, laki-laki yang hampir setiap harinya mendapat kiriman kado dari perempuan itu tampak tampan. Aku menatapnya lama sembari tersenyum-senyum, mungkin karna terpesona. Tiba-tiba matanya terbuka membuatku terkejut dan langsung mengalihkan pandangan kembali ke leptopku.
“Belum selesai, Ta” “Udah, kenapa?” “Ikut gua yuk” “Kemana?” “Temenin beli komik” “Nggak ah, males” “Ih… Ta kok gitu sih, gua udah nungguin lo lama sampe ketiduran, lo nya nggak mau. Pliiiiis mau ya” Aku tak menjawab dan hanya menatapnya sekilas, wajahnya terlihat lucu saat memohon.
Aku merapikan buku dan leptopku ke dalam tas, lalu beranjak dari bangkuku. Terlihat cheese cake dan segelas moccacino telah tandas dihabiskan oleh pengacau yang masih duduk dengan wajah sedih yang terlihat lucu. “Katanya mau beli komik, ayo!” “Lo mau?” “Cepet!!” “Iya-iya”
Akhirnya kami sampai di sebuah toko komik, Farhan masih sibuk memilah buku di rak-rak panjang berwarna coklat tua. “Masih lama ya” “Kenapa, Ta” “Nggak papa” “Lo capek ya?” “Lumayan” “Sorry ya, Ta” “Iya tapi cepetan, capek ni” “Ini udah ketemu, ayo” Farhan pergi ke kasir untuk membayar, dan aku menunggunya di depan toko.
Akhirnya Farhan keluar dari toko membawa komik-komik yang baru saja dibelinya. “Lagian lo ngapain sih beli komik, kayak anak kecil aja” “Terserah gua lah” “Yaudah gua pulang ya” “Lho bentar, Ta. Lo anterin gua ke bengkel dulu” “Ngapain?” “Udah ikut aja”
Farhan menarik tanganku ke pinggir jalan lalu menghentikan taxi. “Udah, lepasin Han” “Udah ah diem!!” Aku memilih diam dan menurut. Entah kenapa aku tak ingin marah-marah padanya. Sepertinya aku senang melihat tanganku digenggam olehnya.
Akhirnya kami sampai di sebuah bengkel, kami dihampiri seorang pegawai disana. “Mas Farhan mau ambil motor ya” “Iya Gin, gimana udah beres” “Udah mas” “Yaudah, oh iya gimana bengkel? Gak ada masalah kan?” “Gak ada mas, bengkel juga lagi rame minggu-minggu ini” “Sukur deh kalo gitu”
“Ini siapa mas Farhan?” “Ini pacar gua” “Apaan sih Han, gak usah ngaco deh” “Sorry Ta” Mereka berdua tertawa mengabaikan aku yang menahan malu didepan mereka.
“Yaudah Ta, ayo pulang” “gua mau pulang sendiri aja” “Jangan Ta, gua yang bawa lo kesini. Masa gua mau biarin lo pulang sendiri” “Tapi gua nggak mau pulang sama lo” “Udah Ta, gak usah nolak” “Tapi…” “Udah!!”
Akhirnya aku terpaksa ikut Farhan pulang, tapi mungkin tidak. Sepertinya aku bahagia bisa berboncengan bersama Farhan, entah aku menyukainya.
Cerpen Karangan: Makhluk Munafik
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 28 Oktober 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com