Aku menjauh, sedikit menepis jarak antara aku dengannya yang terkesan begitu dekat. Dia berkata kepada vivi yang sedang bermain handphone “Kirim dong vi pelit amat sih, boleh kan ta?” Tanyanya dengan wajah sedikit memohon, dia meminta nomor handphoneku, Aku berkata minta dikirim saja kepada vivi, dia pun meminta vivi mengirimnya Aku hanya tersenyum sambil berdoa semoga vivi memberi nomorku padanya namun vivi tak kunjung bergeming, seolah vivi tidak membolehkan dia memiliki nomorku, yang padahal sebenarnya di hatiku, aku sangaaat membolehkannya.
Oh iya namaku silia margaretha dan lebih sering orang memanggilku retha atau ta, dan laki laki yang kusebut dia diatas adalah kakak kelasku namanya rohmat Ardiansyah, dan mungkin aku akan sering menyebutnya dia di tulisan ini sebenarnya aku sudah menyukainya sejak lama, aku juga punya nomornya, dan pasti kalian tanya kenapa gak di sms aja nah itu yang menjadi alasanku sedikit menjauh darinya Pertama, aku gengsi jika harus memulai pertama kali Kedua, aku takut mendapat respons yang kurang baik darinya, karena mungkin dia termasuk populer di sekolahku Aneh ya aku? Aku yang sebenarnya menyukainya tapi untuk dekat dengannya saja aku gengsi, ya dan memang begitulah aku, dan kalian harus memakluminya.
Singkat cerita…. Waktu sekolah pun usai “Vi jangan lupa kirim yah” katanya dengan senyum Vivi hanya tertawa tanpa membalas omongannya, dan aku tersenyum melihat semuanya
Singkat cerita… Setelah pulang sekolah seperti biasa kami melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler, dan kebetulan aku dengan vivi dan juga kak rohmat satu organisasi yaitu pramuka Saat selang waktu sebelum eskul dimulai dia kembali membujuk vivi lagi, dan lagi lagi aku kesal dengan vivi karena dia selalu mengalihkan pembicaraan, akhirnya karena sudah tidak tahan dengan sikap vivi akupun berkata “Ya udah deh kak nanti aku yang nge p ke kakak, emang kenapa sih sibuk amat mau nomorku” kataku sedikit tersipu “Ya enggak cuman buat nambah kontak doang” jawabnya sambil berlalu, ternyata benar cinta telah membuat aku linglung
Singkat cerita malam itu aku memulai percakapan dengannya, dia yang orangnya yang memang terkenal pandai ngebaperin, akhirnya aku juga berhasil dia baperin, jujur aku baper loooh, tapi aku berusaha cuek aja
Singkat cerita… Dari hari ke hari aku dengannya lumayan agak dekat, bahkan teman teman satu sekolahku pun mulai tau tentang kedekatan aku dengannya, sejak saat itu aku mulai mengira dia suka sama aku Padahal pasti gak bakalan kan?, Aku emang gitu geernya terlalu, coba kalian bayangin cowok keren, ganteng, lumayan pinter, tinggi, manis masa iya cuman mau sama orang kayak aku, ketua OSIS yang fisiknya gak mendukung.
Namun seiring berjalannya waktu aku dengannya semakin dekat, dan dia lebih sering lagi membuat aku geer, namun aku lihat kembali saat dia sedang bersama teman teman satu angkatannya dia menjauhi aku, seolah tidak pernah mengenalku, disitulah aku mulai ragu dan bertanya tanya.
Akhirnya… Tragedi dimulai kembali saat ekskul pramuka, saat itu cuaca hujan, jadi kami dan kakak pembina melakukan ekskul di dalam ruangan saja, dan parahnya lagi kakak pembina pramukaku juga tahu kedekatanku dengannya, hari itu ekskul berjalan lancar, namun… Saat kami akan pulang tiba tiba petir menyambar dengan menggelegar, hujan turun dengan deras “Duuuh gimana nih ta kita gak bisa pulang dong” ujar wati sahabatku “Iya nih gimana yah, ujan ujanan aja yuk” ajak vivi kepada kami semua “Tapi kan baju ini dipake lagi besok, lagian juga gimana kalau sakit” jawabku memberikan masukan “Iya sihh tapi gimana kalau ujannya gak reda reda” tambah wati
Kami semua diam menimbang nimbang pendapat masing masing, tak lama kemudian kak rohmat menyahut “Gak boleh ujann ujanan nati kalian sakit gimana” ucapnya, aku sadar kata kata itu memang ditunjukan untuk kami semua, tapi karena mungkin cinta yang bermekaran di hatiku membuatku mengira kalau kalimat itu dikhususkan untukku “Iya kalau sakit kan makin repot urusannya” tambah kak rifa, teman dekat kak rohmat, Vivi pun menjawab, “udah ah ujan ujanan yuk sore nih” Vivi pun sudah bersiap dia mengambil tasnya dan mulai melangkahkan satu kakinya keluar teras, namun dengan sigap kak rohmat menarik tangan vivi dan berkata “Nakal banget sih aku bilang jangan ujan ujanan aku khawatir sama kamu tahu” ungkapnya dengan tegas namun terlihat serius Kata kata itu seketika membuat aku terkesiap, rasanya bunga yang tadi bermekaran seperti layu, aku melihat vivi dia hanya tertawa dan seolah seperti senang dengan sikap kak rohmat, dia pun menyahut “kamu kenapa sih kak tumben kok jadi perhatian gitu” ucapnya Dan aku lihat matanya berbinar dan bibirnya tersipu
Singkat cerita akhirnya setelah kami lama menunggu hujan belum juga reda, dan tingkah kak rohmat kepada vivi semakin membuat aku panas di dalam cuaca dingin seperti ini, aku pun tak tahan, aku melangkah ke dalam ruangan menunggu hujan reda bersama prily, namun vivi kembali mengikutiku, aku sedikit kesal karenanya Kalian pasti tanya kenapa aku kesal, jelas saja aku kesal karena kak rohmat selalu mengikuti vivi kemanapun vivi melangkah, aku melihat hari itu vivi begitu bahagia
Singkat cerita .. Di sekolah seperti biasa, kak rohmat terus menjauhiku dan seolah melupakan aku jika dia sedang bersama temannya atau temanku, tapi dia akan kembali bersikap manis saat kami bertemu, hal inilah yang akan membuat aku semakin mengerutkan kening Aku tak tahan, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti dekat dengannya, namun kejadiannya kembali membuatku berkerut kening
Saat itu hari dimana memperingati sumpah pemuda, aku membuat status di WhatsApp ku tentang ucapan selamat hari sumpah pemuda, kak rohmat pun membalas sw ku, dan jujur saat aku mendapat chat dari kak rohmat pasti yang aku dahulukan itu. Hatiku berdesir sesaat, melihat nama pengirim pesan yaitu kak rohmat, dia mengucapkan selamat hari sumpah pemuda juga untukku dan memberikan sedikit motivasi padaku, aku membalasnya dengan jantung yang sangat berdegup kencang
Singkat cerita… Sejak hari itu ternyata kak rohmat yang aku kenal 180 derajat berbeda, pagi itu aku menyapanya dengan senyuman, tapi sepertinya dia tidak melihat kehadiranku, awalnya aku berfikir itu sikap biasanya saat sedang bersama teman temannya dia suka tidak mempedulikan aku Tapi.. dugaanku meleset jauh, aku tak tahu kenapa dia bersikap begitu dingin padaku dan hanya padaku saja, aku berfikir apa dia membenciku, apa dia rahu perasaanku sehingga dia membenciku hatiku berdialog sendiri saat tiba tiba seseorang memanggil namaku.
Ritaaa.. Suara itu membuatku tersadar dari lamunanku dan segera menjawab “iya bu” jawabku karena setelah aku lihat yang memanggilku bu syila Bu syila adalah guru pembina OSIS, dimana sebuah organisasi yang aku ketuai “Ikut ibu ke ruangan ibu sekarang” perintahnya sedikit ketus, aku hanya mengangguk dan segera melaksanakan perintahnya, ada gelagat kurang baik dari wajahnya, sepertinya aku akan kena marah.
Bu syila mengajakku ke ruangannya, aku duduk di kursi berhadapan dengannya, suasana hening, jantungku berdegup kencang menunggu apa yang akan dilakukan bu syila
Cerpen Karangan: Rita Amelia Blog / Facebook: Amelia Rita
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 19 November 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com