‘Aku menyukaimu Lisa’ tulis Leo pada halaman terakhir buku fisika. Menutupnya kasar lalu memasukkannya kedalam tas sekolah. Ia bangkit dari meja belajarnya lalu menghempaskan tubuhnya diatas ranjang. Menatap langit langit kamar. Mencoba menikmati bayangan wajah Lisa yang perlahan muncul dalam pikirannya. Ia jelas menyukai Lisa, si gadis pintar nan cantik di kelasnya. Namun, entah ia terlalu pengecut atau ia terlalu lemah menjadi cowok ia tak mampu mengatakan kalimat itu didepan gadis yang ia sukai itu.
Pagi menjelang, matahari malu malu bersinar. Suasana langit suram, mendung namun tak turun hujan. Pagi yang muram. Leo bergegas menaiki kuda besinya menuju sekolah.
Hari ini Lisa mengenakan penjepit rambut warna oranye, sangat sangat cantik. Leo selalu terpana melihatnya. Hatinya selalu berdebar saat Lisa melintas didekatnya. Leo memang terlalu berlebihan, bahkan mungkin Lisa tak menganggap keberadaannya sama sekali. Tak berarti. Tapi itu tak menyurutkan rasa di hati Leo untuk Lisa. Melihat Lisa dari kejauhan sudah cukup baginya. Tak mau lebih.
Siang itu ulangan fisika, buku tulis semua siswa dikumpulkan. Mereka disuruh menulis jawaban di selembar kertas folio. Fisika memang momok yang menakutkan bagi siswa SMA. Mereka terlihat frustasi melihat soal yang terlebih dahulu membuat kepala mereka pusing, tak terkecuali siswa seperti Leo yang meski semalam sudah belajar.
“Baik semua lembar jawab dikumpulkan” ucap Pak Budi. Semua siswa mengeluh, pasti mereka mendapat nilai buruk. “Reza! Tolong bagikan buku tulis teman temanmu” ucap Pak Budi menunjuk Reza, sang ketua kelas. “Baik Pak” ucap Reza patuh. Pak Budi keluar kelas membawa lembar jawab. Reza membagikan buku fisika. Dan kejadian itu mungkin akan teringat selalu oleh Leo.
Saat membagikan buku, tanpa sengaja Reza menjatuhkan buku Leo dan entah apa yang terjadi buku itu terbuka, memperlihatkan halaman terakhirnya. ‘Aku menyukaimu Lisa’ tulisan itu belum sempat dihapus oleh yang punya buku. Reza membacanya lalu melihat buku milik siapa itu. Reza lantas berseru kencang, membuat seisi kelas menoleh padanya. “Leo suka sama Lisa!!!” Pekik Reza. Sontak Leo kebingungan wajahnya memerah sekaligus memanas. Mereka lantas menatap Leo. Leo baru menyadari tulisan di buku fisika itu belum sempat ia hapus. Semua mata tertuju pada Leo, termasuk Lisa. Leo bangkit lalu merebut buku fisikanya, sekilas melihat Lisa yang juga kebingungan menatapnya.
“Ciie Leo”, “Ciie Lisaa” sorak sorai seisi kelas membahana. Leo sangat merasa malu. Ia berkali kali merutuki dirinya yang lalai akan tulisan itu. Lihat, semua orang sudah tau ia menyukai Lisa. Kacau! Pekik Leo dalam hati.
Siang menjelang sore, bel pulang berbunyi. Langit mendung, awan menggelayut diatas sana. Tak lama lagi hujan akan turun. Leo bergegas pulang agar tidak kehujanan. Saat sampai gerbang depan, Leo melihat Lisa berdiri. Lisa menatapnya, ia memang menunggu Leo saat itu. Lisa mendekat, Leo mundur beberapa langkah.
“Ada apa?” Tanya Leo sedikit gugup namun ia tutupi. “Bener kamu suka aku?” Ucap Lisa tanpa basa basi. Leo menelan ludah, tak percaya Lisa bisa langsung to the point. “Kalau iya memangnya kenapa?” Ucap Leo. “Kenapa kamu nggak jujur aja? Ngga perlu semua orang tau kayak gini kan?” Ucap Lisa. “Aku ngga berani. Aku pengecut” ucap Leo. “Kalau kamu ngga jujur, aku mana tahu kamu suka sama aku kan?” Ucap Lisa. Leo memberanikan diri menatap Lisa, Lisa tersenyum. “Maaf udah bikin kamu ngga nyaman” ucap Leo. “Dan lupakan kejadian ini, aku ngga bakalan ganggu kamu lagi” lanjut Leo. Leo melangkah pergi, Lisa menatap punggung yang perlahan menghilang dari pandangannya itu.
Dalam hati Leo terasa lega, beban yang selalu ia rasakan separuhnya telah hilang. Kini ia bebas melihat Lisa dari kejauhan, tanpa rasa kesal tak bisa mengungkapkan perasaannya. Semua orang telah tau ia menyukai Lisa.
Tamat.
Cerpen Karangan: Seli Oktavia Facebook: Sellii Oktav Ya
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 25 November 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com