Terkadang rindu tidak semudah yang dibayangkan. Kesekian kalinya perasaan ini masih sedikit memanggil namamu. Namun, kamu tidak pernah datang dan kamu pergi begitu saja tanpa memberi kabar. Kesekian kalinya aku menangis, menangis rindu padamu disaat aku mengingat kenangan tentang kita.
Sampai kapan namamu tersimpan di hati kecilku ini?
Terkadang aku lelah terus menerus menyimpan perasaan kepadamu beberapa tahun. Bagaimana aku bisa tau perasaanmu? Dekat denganmu aja aku enggan, aku malu, aku merasa kurang layak untukmu, dan aku bingung bagaimana lagi caranya menahan cemburu disaat aku melihatmu bercanda ria dengan wanita lain. Aku sayang, sayang sekali padamu! Walaupun aku tau kamu tidak mungkin tau soal perasaan ini.
Hai, aku Usnah Nurdiana panggil aja Nana. Aku ingin menceritakan perasaanku padanya yang selama ini masih menyimpan namanya di dalam hati. Entah dia akan tau atau tidak tentang perasaanku padanya. Dan jika dia membaca tulisan ini, aku kurang yakin dia tau apa yang aku maksud. Semoga saja dia tidak keberatan dengan perasaan ini.
Aku mengenalnya sejak kelas tujuh SMP. Pertemuan dengannya yang masih tersimpan rapi dalam ingatan, walaupun waktu itu pertemuan yang secara tidak sengaja. Pertemuan pertama yang membuat jantungku berdetak kencang. Senyuman manisnya yang selalu aku rindukan. Mata indahnya yang begitu menenangkan. Rambut tipisnya yang membuat dia semakin tampan.
Dia adalah temanku yang menurutku paling tampan dari teman-temanku yang lain. Dia adalah penyemangat untuk berangkat ke sekolah. Dia juga orang yang membuatku bahagia selama masa SMP.
Dia lelaki yang selalu aku sebut dengan sebutan panda. Iya panda. Kenapa aku menyebutnya panda? Karena dia itu lucu dan menggemaskan seperti panda. Sikapnya yang hangat dan baik hati, sudah sangat layak kupanggil panda.
Aku sering bersikap cuek dan menganggapnya tidak ada disekitarku hanya untuk menyembunyikan perasaan ini. Aku juga sering bersikap bodoh hanya untuk bersikap bodo amat didekatnya agar tidak terlalu terlihat jika aku menyimpan rasa padanya.
Penyesalan terbesarku padanya hanya satu. Aku menyesal telah bersikap yang tidak sengaja membuatnya sakit hati dengan perkataan ataupun perbuatanku. Terkadang juga aku tidak sengaja memarahinya, walaupun aku tau itu semua salahnya sendiri. Aku pernah bertanya pada sahabatku, “Apa aku salah tadi marahin dia kaya gitu?” Dan mereka hanya menjawab, “Kamu ga salah kaya gitu, orang dia yang salah. Kecuali kalau kamu marah sama dia tanpa sebab baru kamu salah.”
Seberapa kuat mereka meyakinkanku jika aku tidak ada salahnya untuk berusaha menasihatinya walaupun sikapku saja yang salah. Namun tetap saja aku merasa, jika aku yang salah telah berbuat begitu.
Aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Terkadang disaat dia berada diluar kelas, aku duduk di teras kelas ataupun berdiri di dekat pintu hanya untuk melihatnya secara diam-diam. Aku juga sering memujinya didepan sahabatku, sedangkan mereka yang mendengarkan curhatanku hanya berkata, “Hadeh ga bosen apa suka sama dia, terus muji-muji dia terus?” Dan aku menjawab, “Ga mungkin aku bosen.” Mereka hanya pasrah mendengar jawabanku yang selalu begitu.
Kita pernah dalam satu ekstrakulikuler yang sama dan aku sangat menyukai eskul tersebut karena ada dia didalamnya. Namun seiring berjalannya waktu, dia jarang hadir dan seolah bersikap bodo amat terhadap eskul itu. Aku tau dia tidak hanya mengikuti satu ekstrakulikuler, tetapi dia mengikuti lebih dari satu ekstrakulikuler. Hingga pada akhirnya dia mengundurkan diri dari eskul yang sama denganku.
Waktu itu perasaanku sedih karena dia keluar dari sana, tetapi aku mengerti jika itu keputusan terbaik untuknya agar dia tidak kelelahan karena mengikuti lebih dari satu eskrakulikuler.
Aku sangat merindukan dia memakai seragam pramuka yang lengkap. Dia terlihat sangat tampan dan gagah. Setiap kali aku melihatnya memakai seragam pramuka, aku selalu memujinya dalam hati. Namun, sekarang aku tidak melihatnya mengenakan seragam itu lagi karena kita beda sekolah.
Makasih untuk kenangan indahnya waktu SMP aku tidak akan melupakannya. Dia lelaki yang aku suka dan dia juga lelaki yang membuatku untuk selalu berubah menjadi lebih baik untuk mengikuti sikapnya yang baik dan lembut. Tetapi tenang saja, sekarang perasaan ini mulai memudar dan jika kita bertemu kembali aku sudah berubah menjadi diriku yang lain. Namun tetap saja semua tentangnya aku masih mengingatnya dengan sangat jelas.
Semoga disaat kita bertemu nanti kamu masih ingat padaku, sang panda pramuka.
Cerpen Karangan: Usnah Nurdiana
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 9 Desember 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com