Hari itu langit sangat cerah. Langit membiru berpadu indah dengan guratan-guratan kuas Sang Pencipta yang membentuk awan putih berseri, memancar karena sinar mentari. Terlihat dari kejauhan, di pinggir masjid ada sesosok laki-laki yang tinggi dan ramping sedang melepaskan sepatunya.
Setelah mengikuti kelas, Khai bersama sahabatnya Chessy pergi ke masjid untuk menunaikan ibadah shalat. Lagi-lagi Khai berpapasan dengan sesosok laki-laki itu. Aksa Nalendra namanya. Kata orang-orang sih dia ganteng dan termasuk famous di kampus. Kulitnya tidak terlalu putih dan tidak terlalu hitam, cocok dengan bola matanya yang berwarna coklat serta bibir yang tipis. Sangat diakui, dia pintar banget main gitar dan bernyanyi.
“Ches, liat deh itu Aksa kan?” “Iya bener Aksa, MasyaAllah banget ya tampangnya keliatan kayak badboy tapi ternyata ngga lupa sama kewajibannya.” Jawab Chessy. “Makanya jangan menilai orang dari penampilannya aja.”
Sore harinya ketika Khai dan Chessy sedang nongkrong di sebuah kafe dekat kampusnya, muncul notifikasi Instagram di ponsel milik Khai. (@eleena.k): aksanalendra is strated following you.
“Siapa Khai?” “Si Aksa follow gue masa.” “Bau-bau orang mau PDKT nih.” Ledek Chessy “Sok tau lo Ches.”
Tanpa diketahui Chessy, Khai mem-follow back Instagram Aksa. Seperti perempuan-perempuan diluar sana Khai hobby membuat Instagram Story yang aesthetic. Difotonya suasana sore hari di kafe itu, lalu mengklik tombol share. Lima belas menit kemudian muncul kembali notifikasi Instagram di ponsel milik Khai.
(@eleena.k): aksanalendra replied to your story: keren juga. Tanpa disengaja Chessy melihat terlebih dahulu notifikasi tersebut. “KAN APA GUE BILANG, PASTI MAU PDKT NIH!” Kata Chessy dengan excited. “Emangnya setiap orang yang follow sama DM atau reply story itu tandanya mau PDKT? Kan engga Ches,” jawab Khai sedikit sebal. “Bisa aja dia cuma iseng atau kepencet, daripada malu unfollow kan, jadi tetep dilanjutin deh.” Lanjut Khai. “Iyasih tapi… emmm feeling gue sih mengatakan begitu Khai.”
Pesan tersebut tidak langsung dibalas oleh Khai, karena sejujurnya ia pun bingung harus membalas apa. Hari semakin gelap, Khai dan Chessy memutuskan untuk pulang. Sesampainya di rumah, Khai langsung bersih-bersih dan istirahat sebentar sebelum waktunya mengerjakan tugas. Sembari istirahat ia mengecek ponselnya dan memikirkan kata-kata untuk membalas pesan dari Aksa. Terima kasih, Sa. Hanya itu balasan yang terpikirkan oleh Khai.
Dingin pagi mulai terasa masuk melalui celah jendela, mulai menjamah tubuh, memaksa untuk segera memberi salam kepada sang mentari. Matanya perlahan terbuka. Ketika sinar mentari menunjukkan jati dirinya dan menembus melalui jendela. Sedikit silau, tapi hangat. Tubuhnya masih belum siap untuk dipaksa bangun. Matanya lagi-lagi enggan terbuka. Ingin kembali melanjutkan bermimpi namun teriakan Mama mengacaukan segalanya.
Semalam aku mengerjakan tugas hingga larut malam dan hari ini mengharuskan bangun pagi karena jadwalku padat, dari kelas pagi hingga sore dan dilanjutkan dengan rapat himpunan. Aku bergegas mandi dan rapih-rapih untuk pergi ke kampus. Pagi ini terasa sedikit dingin jadi kuputuskan untuk mengenakan kaus dan cardigan dimix dengan celana kulot kesayanganku. Saat di perjalanan kubuka ponselku dan terdapat pesan dari Aksa yang belum sempat kubalas semalam. (@eleena.k): aksanalendra: Boleh minta Id Line lo ngga?
Setelah berpikir lumayan lama, aku memutuskan untuk memberi Id Line ku kepada Aksa. Aku tipikal orang yang tidak mudah memberi Id Line kepada sembarang orang karena traumaku di masa lalu. Namun, entah kenapa aku merasa Aksa berhak mendapatkan itu.
Sesampainya di kampus, seperti biasa sudah ada Chessy yang duduk manis menungguku di lobby. “Hai Ches, ngga nunggu lama kan?” “Lama banget Khai, untung gue sayang sama lo jd mau selama apapun lo pasti gue tungguin.” Ledek Chessy. “Lebay lo ah, yaudah yuk ke kelas.”
Lalu aku bercerita kepada Chessy tentang Aksa yang meminta Id Line ku. Respon Chessy sangat baik dan sangat excited seperti kemarin di cafe. Chessy mendukung kedekatanku dengan Aksa. Tapi di satu sisi aku ingin mencoba membuka hati untuk Aksa dan di sisi lain diriku sendiri seperti memberi batasan akan hal itu.
“Jujur gue takut Ches kejadian di masa lalu terulang lagi,” “Khai, listen! Kalo lo ngga mencoba untuk keluar dari masa lalu lo, lo ngga akan bisa berkembang dan selalu merasa terkurung.” Jawab Chessy meyakinkan “Tapi lo pernah denger ngga sih kabar-kabar miring tentang teman-temannya Aksa yang katanya suka kasih harapan palsu ke cewek.” “Iya gue tau, tapi itu kan teman-temannya, bukan Aksa. Ya lo berdoa aja semoga Aksa berbeda.” “Ngga semudah itu Ches percaya sama orang.” “Ya sudah intinya lo coba jalanin aja dulu.”
Waktu terus berjalan, Khai pun akhirnya mengikuti perkataan sahabatnya untuk mencoba menjalani proses pendekatan dengan Aksa walaupun masih ada sedikit rasa takut. Setiap hari mereka saling mengirim pesan, bahkan sudah sering juga Aksa mengantar atau menjemput Khai. Seperti saat ini mobil Aksa sudah menunggu di depan rumah Khai untuk mengantarnya membeli hadiah ulang tahun Chessy.
“Sudah siap? Mau beli dimana kadonya” “Udah nih yuk, kayanya ke Pondok Indah Mall aja deh Sa.”
Aksa dan Khai pun pamit kepada orangtuanya. Karena hari ini weekend jadi orangtua Khai ada di rumah. “Om, Tante. Aksa sama Khai pergi dulu ya,” “Hati-hati ya Sa, jangan pulang malam-malam.” Jawab Mama Khai berpesan “Siap Tante ngga pulang malam-malam dan selalu jagain Khai.”
Mobil Aksa pun melaju menuju Pondok Indah Mall. Sesampainya disana, Khai langsung menuju toko tempat menjual kado untuk Chessy. “Sa menurut lo, cocokan warna putih atau cokelat untuk Chessy,” Tanya Khai sambil menunjukkan baju atasan “Emm… menurut gue better yang putih karena warna netral jadi cocok dimix and match sama warna apapun,” “Oke, kalau gitu gue bayar dulu ya.” Setelah membayar belanjaannya, Khai dan Aksa mengelilingi Mall tersebut. Mereka having fun layak pasangan-pasangan muda zaman sekarang. Khai bahagia dan nyaman berada di samping Aksa.
“Khai, are you happy?” Tanya Aksa sedikit tiba-tiba Saat itu juga jantungku berdegup tak karuan. Wajah itu. Senyuman itu. Sial, kenapa hatiku jadi seperti ini? Ini pasti bukan cinta, Lo udah kebal Khai sama kisah cinta yang seperti itu. Itu bukan cinta. Hanya perasaan kagum aja. Rasa tertarik, dan jangan biarkan tumbuh subur. Runtukku kesal. “Hei kok diem Khai. Khai ngga happy ya atau gue salah nanya?” “Engga, gue seneng kok cuma kaget aja tiba-tiba lo nanya begitu. Sorry ya.” Jawab Khai tersadar dari lamunannya.
Hari demi hari dilewati, Khai terus mencari tau rasa apa yang menghuni hatinya, hingga akhirnya semakin yakin dengan perasaannya. Khai jatuh cinta. Khai berhasil membebaskan diri dari masa lalunya. Terima kasih Sa, sudah membantuku keluar dari ruang gelap. Terima kasih sudah memberi rasa bahagia ini kepadaku. Aku ingin selalu berada di sampingmu, Aksa Nalendra. Batin Khai.
Sementara itu, saat Khai yakin akan perasaannya kepada Aksa. Di situlah Aksa perlahan-lahan mulai mundur. Ada beberapa alasan yang meyakinkan Aksa untuk menyerah kepada Khai. Salah satunya adalah Aksa merasa Khai susah untuk ditaklukkan, terlihat jelas dari sikap Khai kepada Aksa. Selain itu, sebenarnya saat PDKT dengan Khai ia bertemu dengan seorang perempuan dan Aksa merasa lebih cocok dengan perempuan tersebut dibanding dengan Khai.
Tak ada yang bisa menyangkal bahwa sebenarnya cowok memang sering banget nebar jaring buat PDKT sama banyak cewek. Alasan klasik sih, tapi sejauh ini kenyataannya memang begitu. Karena cowok harus pinter memilih yang terbaik dari sekian banyak cewek untuk menjadi pendampingnya. Salah satu cara paling efektif untuk memilih adalah dengan mendekati dan mengenal banyak cewek. Pada dasarnya, setiap cowok itu suka tantangan dan ingin menaklukkan banyak cewek. Itulah kenapa cowok mendekati lebih dari satu cewek disaat yang bersamaan. Dia ngga akan berhenti mencari dan menyelami banyak cewek sebelum dia menemukan seseorang yang benar-benar bisa membuatnya nyaman bersamanya.
Satu minggu kemudian Khai baru memiliki waktu luang untuk bertemu dengan Chessy dikarenakan sebelumnya Khai dan Chessy memiliki kesibukan masing-masing. Khai sudah tidak tahan untuk menceritakan semuanya kepada Chessy. “Ches, gue sedih. Ada yang beda deh dari Aksa” “Beda gimana maksud lo?” “Setelah birthday party lo, dia mulai beda. Dia slow respon banget buat bales chat gue, terus dari kemarin chat gue belom dibales lagi. Padahal sebelum itu gue sama dia jalan untuk beli kado lo dan kita baik-baik aja” “Mungkin dia lagi sibuk kali atau lagi cape jadi dia kurang perhatian ke lo” “Kenapa sih disaat gue sudah yakin sama perasaan gue ke dia, dia malah berubah.”
Chessy menasehati Khai untuk tetap berpikir positif. Tetapi takdir berkata lain. Semua pertanyaan-pertanyaan yang bersarang di kepala Khai kini terjawab. Khai melihat Instagram story Aksa sedang bersama perempuan lain. Seketika dunia terasa berhenti dan lehernya seperti tercekik. Ia terdiam, ia menyalakan dirinya kenapa bisa sebodoh itu.
“Khai lo kenap…” pertanyaan Chessy terhenti karena melihat foto Aksa bersama perempuan lain di ponsel milik Khai “WHAT?!, LIAT AJA LO AKSA BERANI-BERANINYA NYAKITIN PERASAAN TEMEN GUE” Chessy begitu murka melihat sahabatnya diperlukan seperti itu.
Keesokan harinya Chessy menemui Aksa dan meminta penjelasan darinya. Setelah mengetahui semuanya, ia langsung memberi tahu kepada Khai. “Khai, tadi gue nemuin Aksa. Gue sebelumnya minta maaf, gara-gara gue lo jadi begini. Seandainya saat itu gue ngga nasehatin lo untuk coba deket sama Aksa, lo ngga akan negrasain ini Khai. I’m so sorry” “Shuttt, no no no. Not your fault Ches, perasaan ini hadir dengan sendirinya, tanpa paksaan. Terkadang yang kita harapkan menghasilkan kekecewaan, terkadang juga yang tidak kita harapkan menghasilkan kebahagiaan. Namun, dibalik peristiwa itu pasti ada hikmahnya, kita harus bisa menerimanya dengan Ikhlas. Apapun yang diberikan oleh tuhan itulah yang terbaik untuk kita.”
“Aksa tadi bilang katanya lo susah ditaklukin dan dia nyerah karena sikap lo yang masih abu-abu jadi dia ngga pernah tau apa isi hati lo. Kenapa lo ngga bilang aja ke Aksa kalo lo cinta sama dia.” “Ches… ayolah lo udah sahabatan sama gue berapa lama sih. Lo tau, gue bukan tipikal orang yang agresif, yang berani ngomong langsung. Apalagi ini tentang perasaan. Tapi ya sudahlah sekarang Aksa sudah sama cewek itu, gue mencoba untuk Ikhlas aja, masih banyak cowok di dunia ini bukan cuma Aksa.” Jawab Khai terlihat menerima tetapi sebenarnya di dalam hatinya ada rasa kecewa yang begitu mendalam. “Tapi lo janji sama gue, ngga boleh mengurung diri lagi. Promise?” Kata Chessy penuh permohonan. “Promise, don’t worry about it. I’m better than before.” Jawab Khai meyakinkan
Saat ini hatiku tak secerah sinar mentari. Menahan sakit karena cinta. Semua berawal dari ketidaksengajaanku mencintaimu, hingga mampu membuatku kembali terjatuh ke lubang yang sama dalam hidupku. Untuk pertama kali aku melihatnya, tak pernah terbersit olehku akan jatuh cinta padanya, namun takdir dan waktu berkata lain.
Setelah aku tahu kalau aku jatuh cinta padanya, aku mencoba untuk menghapus rasa itu, tetapi semakin besar usahaku untuk menghapus rasa itu, semakin kuat pula cinta yang kurasakan, hingga akhirnya aku biarkan rasa itu tumbuh subur, walaupun akhirnya berakhir menyakitkan. Sekarang aku hanya bisa memeluk erat semua kenangan pahit itu, karena aku yakin, menerima jauh lebih indah daripada melupakan.
Memang berat sekali yang kurasa, tak ada kata-kata yang bisa kuutarakan, selain kata kata terima kasih. Terima kasih karena dirimu pernah hadir dalam hidup ini. Terima kasih karena dirimu pernah singgah dalam hati ini. Terima kasih karena kehadiranmu mengajarkanku untuk terus melangkah tanpa melihat ke belakang. Terima kasih karena dirimu telah mengukir kisah dalam sanubariku. Membuat sebuah lukisan makna yang selalu terpajang dalam dinding hati yang kosong ini.
Untukmu, Aksa Nalendra. Telah kutitip rindu ini pada langit dan udara. Berharap semesta kan menyapa. Menyalami dirimu yang tak bisa kujumpa. Semoga kamu bahagia, I love you Sa.
Cerpen Karangan: Evitriana Anggraeni Blog / Facebook: Evitriana Anggraeni
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 19 Januari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com