Terlihat kerumunan orang-orang berdiri di depan lift rumah sakit, Sarah duduk di bangku ruang tunggu rumah sakit. Tidak lama ia melihat Wika keluar dari dalam lift dan langsung dipeluk oleh sebagian orang-orang yang berdiri tadi. Ternyata mereka adalah teman-teman sekolah Wika. Tampak raut muka yang simpati dan sedih sekaligus, bahkan Sarah melihat Wika masih meneteskan air matanya.
Ya, Mamanya Wika baru saja meninggal dunia karena penyakitnya yang sudah lama komplikasi. Kami sekeluarga langsung datang ke rumah sakit setelah mendengar kabar duka ini. Padahal baru dua hari lalu Sarah dan Ibunya menjenguk Mamanya Wika, keadaannya waktu itu memang sudah tidak tertolong lagi hanya menunggu waktu saja, tetapi kami sekeluarga berharap ada keajaiban datang, tapi ternyata Tuhan berkehendak lain.
Bergantian orang-orang pada datang melayat ke rumah Wika, kami para sepupu Wika berada di rumah samping, di kamar Mbah. Sebagian berada di rumah Wika, jenazah Mama Wika disemayamkan di ruang keluarga mereka. Ya rumah ini adalah dua rumah menjadi satu, rumah disamping ini adalah rumah Mbah mereka.
Kesedihan tampak di wajah Papanya Wika, Wika dan Ferry abangnya Wika. Sarah berusaha menenangkan Wika, ia tahu Wika sangat sangat dekat dengan Mamanya. Walaupun Sarah tidak dekat dengan Mamanya Wika, atau kata lain Tantenya itu, karena Sarah sempat dengar kalau Wika tidak diperbolehkan dekat dengan dirinya, entah karena apa alasannya. Tetapi malah selama ini Wika selalu dekat dengan dirinya, karena selama ini Sarah tinggal dengan Mbahnya, karena kedua orangtua Sarah bekerja di luar kota.
“Itu di bagian kain yang menutup wajahnya, ada bercak merah ya..” ucap salah satu tantenya “Mungkin itu adalah salah satu balasan dari Tuhan,” jawab tantenya yang lain Bercak darah?? Gumam Sarah dalam hati, kalau dengar dari pembicaraan kedua tantenya itu, Sarah sedikit bisa menebak kenapa hal itu bisa terjadi, tapi ia tidak mau berspekulasi dengan pendapatnya itu, takut salah. Walaupun sudah menjadi rahasia umum kalau Mamanya Wika dengan mertuanya, yang tidak lain adalah Mbahnya sendiri, tidak pernah akur.
Singkat cerita, setelah menguburkan jenazah Mamanya Wika, sebagian dari kami pulang terlebih dahulu, sebagian masih ada di rumah Wika untuk mempersiapkan tahlilan. Hari menjelang sore, Wika terlihat sudah agak lebih baik, terlihat dia sudah bisa tersenyum. Sarah mendekati Wika yang sedang duduk di bangku tamu diteras rumah. Sarah memeluknya dengan erat, Wika pun memeluk Sarah dengan sama eratnya. “Sabar, ya” ucap Sarah, “Masih ada gue kok disini..”
Beberapa hari setelah meninggalnya Mama Wika, keadaan di rumah itu menjadi normal kembali. Wika masih suka datang ke kamar Sarah untuk sekedar rebahan dan bercerita. Apapun dia ceritakan kepadanya. Sarah sedikit tenang melihat kondisi Wika sekarang ini.
Hingga pada suatu malam Sarah bermimpi, mimpi yang cukup seram menurutnya. Tiba-tiba saja dirinya sudah berada di daerah pemakaman dan keadaan saat itu terlihat gelap atau seperti saat malam hari. Sarah terkejut melihat liang kubur disampingnya terbuka, liang kubur siapakah ini, ucapnya dalam hati. Dan ternyata di samping liang kubur yang terbuka itu, tergeletak jenazah yang sudah dikain kafani tetapi tali yang mengikat di atas kepala, di badannya dan di kaki itu terbuka semua. Dengan mengumpulkan keberaniannya, Sarah berusaha mengikat kembali tali-tali itu, dan di saat ia mau mengikat tali di bagian badan tiba-tiba jenazah itu bangun!!! Dengan wajah dan badan yang berdarah-darah seperti disayat dan dicambuk.
Sarah tidak dapat bergerak sama sekali, kini wajah jenazah itu melotot kepadanya, “Kamu harus jaga bayi saya” ucap jenazah itu dengan wajah yang sedih dan berharap kepadanya Sarah kaget jenazah itu berbicara kepadanya, ia pun langsung cepat berdiri dan berusaha memasukkan jenazah itu ke dalam liang kubur dengan cara mendorongnya, tetapi jenazah itu bertahan dengan kuatnya karena tidak mau kembali ke dalam liang kubur itu. “Kamu harus masuk ke dalam lagi, itu tempat kamu berada!” ucap Sarah “Saya tidak mau kembali ke bawah, ada api berkobar-kobar di bawah sana..” ucapnya
Sarah pun melihat ke arah liang kubur itu dan ternyata benar ada kobaran api besar menjulur dari bawah, sangat besar sampai ia hampir merasakan panasnya api itu. Tanahnya pun berwarna hitam pekat “Berjanjilah kepada saya, kamu harus menjaga bayi saya” ucapnya lagi “Bayi siapa? Saya tidak mengerti apa yang kamu bicarakan” tanya Sarah “Pokoknya kamu harus menjaga bayi saya.. tolong jaga bayi saya..” ucapnya lagi
Tidak lama kemudian Sarah mendengar suara langkah kaki seperti kerumunan orang-orang, duk duk duk duk.. banyak suara langkah kaki mendekati ke arahnya. Sarah melihat ke arah datangnya suara itu, tapi dirinya tidak bisa melihat siapa mereka. Yang bisa ia lihat hanyalah, banyak bayangan hitam pekat mendekati jenazah itu, berbaris rapi di hadapannya dan kemudian kaki jenazah itu ditarik oleh bayangan hitam pekat itu dengan kasarnya. Ditarik kembali ke dalam liang kubur yang terdapat api yang berkobar-kobar. “Tidaaaaakkkkkkkkkk!!!” teriak jenazah itu saat ditarik ke bawah liang kubur, api pun semakin tambah membesar saat jenazah itu masuk ke dalam.
Sarah terbangun dengan keringat yang membasahi wajahnya. Ia melihat jam, pukul 03.05 pagi. Ia masih merasakan ketakutan dengan mimpinya itu. Ya, dirinya memimpikkan tantenya yang baru meninggal dunia kemarin. Mamanya Wika.
“Jadi begitu ceritanya tante..” jelas Sarah kepada tantenya Saat ini ia berada di rumah tantenya dan menceritakan semua mimpinya itu, masih jelas ia rasakan panasnya api di liang kubur itu. Wajah Mamanya Wika yang ketakutan dan berdarah-darah dan badannya pun seperti tercabik-cabik. Dengan kata lain, itulah siksa kubur, di mana manusia akan mendapatkan balasannya akibat perbuatannya selama di dunia.
“Ya tante sih nggak bisa bicara banyak ya. Tapi mungkin maksud dari mimpi itu adalah, kamu diminta jagain Wika. Siapa lagi coba bayinya yang dimaksud itu, kalau mengenai wajah dan badannya berdarah-darah, mungkin itu adalah hukuman buat almarhumah selama hidup. Tapi lebih baik kita doakan saja almarhumah semoga diampuni semua dosa-dosanya..” “Ammiinn…” ucap Sarah “Semoga Sarah juga bisa menjaga Wika seperti yang almarhumah minta” tambahnya
Cerpen Karangan: Poppy Sarachz Blog / Facebook: poppy sarachz
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 24 Februari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com