Cerita ini terjadi sudah sangat lama saat aku melakukan suatu hal yang paling bodoh dalam hidupku yaitu mengunjungi sebuah rumah yang terbengkalai. Aku pergi kesana sendirian karena teman-temanku tidak ada yang berani mengikutiku karena banyak sekali cerita-cerita dan juga kabar yang mengerikan pernah terjadi di rumah itu.
Rumah itu tidak terletak jauh dari rumahku hanya membutuhkan sekitar sepuluh menit jika berjalan tapi saat itu aku pergi dengan mengendarai sepedaku membuatku segera tiba di rumah itu kurang dari lima menit.
Saat tiba disana terlihat bahwa rumah itu terbengkalai dalam waktu sangat lama sehingga tembok rumah itu sudah berlumutan, lalu pagar rumah yang sudah berkarat menghiasi rumah itu, dan lebatnya tanaman liar yang memenuhi pekarangan rumah itu. Alasan aku pergi ke rumah itu adalah aku mendapatkan sebuah pesan dari seorang kenalan untuk mencari benda yang tertinggal disana saat aku menerima pesan itu aku sempat berpikir bahwa orang itu sangat bodoh karena bisa-bisanya dia meninggalkan suatu benda berharga di rumah terbengkalai aku tidak menyalahkannya mungkin saja dia memiliki alasannya sendiri.
Di malam itu aku mulai mengunjungi rumah itu melalui jendela rumah yang sudah rusak karena ulah seseorang sedangkan pintu depan rumah itu tidak bisa dibuka. Setelah memasuki melalui jendela itu aku sadar sekarang aku berada di ruang keluarga. Aku mengetahui karena aku bisa melihat sebuah kursi empuk yang masih berada disana namun kondisi kursi itu tentu saja sudah buruk, disana aku juga melihat sebuah rak dengan laci aku memeriksa isi laci itu membuka laci yang sudah lama ditinggalkan sangat susah dibuka pada akhirnya berhasil di dalam laci itu hanya berisikan sebuah kertas yang tidak jelas.
Tidak lama aku pergi dari sana lalu menuju ke sebuah ruang makan yang berada dan digabung dengan dapur, di sana aku melihat rak-rak cabinet yang mungkin biasa digunakan untuk menyimpanan mereka aku juga sangat bersyukur disana tidak ada kulkas / lemari pendingin yang tertingal “Syukurlah, semoga di rumah ini tidak mayat”
Dari arah belakangku aku mendengar suara benda terjatuh, aku terdiam sebentar untuk memastikan keadaan sekitar lalu kembali berjalan, sekarang aku menuju ke ruangan yang terletak di sebelah dapur itu, aku tahu bahwa ruangan itu adalah ruang kerja karena aku bisa melihat meja kayu yang masih berdiri kokoh dan rak buku dengan buku-buku yang sudah menguning menghiasi rak-rak itu di dalam kantor kerja aku kembali mencari benda yang ingin aku cari, seperti sebelumnya aku tidak menemukannya. Aku berjalan keluar dari ruangan itu lalu menuju ke kamar mandi yang kecil dengan cerminnya yang berwarna bening dengan bingkai yang memiliki noda garis menghiasinya. “Cantik juga ya”
Keluar dari kamar mandi aku segera menuju ke lantai atas, di tembok-tembok aku bisa melihat foto-foto yang memudar karena usia. Hal perlu diingat untuk pergi ke tempat seperti ini adalah mengunakan masker dan sarung tangan untuk melindungi diri dari debu rumah yang kotor.
Setibanya di lantai atas aku hanya melihat tiga ruangan aku sangat yakin salah satunya adalah kamar mandi dan dua kamar lainnya adalah kamar yang digunakan sebagai kamar tidur. Pertama di lantai atas itu aku pergi memasuki ruangan kamar mandi. Tidak berselang lama aku memasuki kamar mandi itu hawa panas menyambutku. “Ya tuhan panas sekali disini” “Sudah berapa lama kamar mandi ini ditutup”
Untuk kedua kalinya aku mendengar suara benda terjatuh. Aku tidak ambil pusing lalu berjalan keluar dari sana untuk menuju ke kamar tersisa yang belum aku kunjungi. Di kamar pertama lantai atas aku tahu itu adalah kamar tidur untuk seorang sepasang disana terlihat sebuah bingkai foto yang menunjukan foto pernikahan seseorang hanya saja pada bagian wajah buram karena usia foto yang sudah tua, di dalam kamar itu aku juga memeriksa segala isi laci dan lemari. Di dalam laci aku menemukan pakaian dan juga beberapa kertas yang berisikan materi pelajaran di dalam lemari aku hanya menemukan sebuah pakaian yang sudah rusak entah ulah siapa. Aku segera keluar dari sana lalu menuju ke kamar terakhir, saat aku membuka pintu aku mengakui jawabanku benar bahwa kamar itu adalah kamar seorang anak dari pasangan itu, lebih tepatnya seorang putri karena terlihat jelas di tembok kamar itu terlukis sebuah gambar bunga yang menghiasi tembok itu. Di dalam kamar itu lagi-lagi aku memeriksa semua benda yang berada disana.
“Apa ini” Aku segera meraih benda itu, seketika suara benda jatuh kembali terdengar yang membuat pikiranku dan langkahku untuk segera keluar dari rumah itu, sepanjang perjalanan keluar dari sana aku mendengar langkah seseorang dari arah atas, padahalkan rumah itu tidak memiliki loteng? Atau mungkin RUMAH TERBENGKALAI INI MEMILIKI LOTENG. Tapi terkadang ada beberapa hal yang harus tetap menjadi rahasia oleh karena itu aku tidak mencari tahun dan segera keluar dari sana.
Beberapa minggu setelah pergi ke rumah terbengkalai, aku pergi menemui kenalanku di sebuah kafe kecil. Saat itu sedang hujan deras disana kenalanku datang dengan menggunakan gaunnya yang berwarna merah panjang. “Dengan gaun itu kau terlihat cantik sekali” Pujiku “Terima kasih”
Dengan segera aku memberikan benda itu kepadanya yaitu sebuah kotak waktu setidaknya itu nama yang diberikan kenalanku untuk benda itu. Berdasarkan dari ceritanya benda itu adalah benda yang dia miliki sejak dia kecil. Tidak berselang menceritakan itu aku kembali menceritakan pengalamanku memasuki rumah itu saat aku melihat sosok di kamar mandi itu adalah seorang pembantu yang tewas karena tembakan noda kaca yang berada di bingkai cermin itu adalah darahnya, lalu aku menceritakan sosok yang berada di kamar tidur pertama yaitu adalah ayahnya dan terakhir sosok wanita cantik yang aku lihat di kamar seorang anak adalah sosok ibu yang merindukan putrinya.
Semua cerita dan kabar menyeramkan itu benar. Dengan kekuatanku sendiri aku bisa melihat semua PENGHUNI RUMAH TERBENGKALAI. Lalu kami pamit, di tengah hujan aku berjalan sendirian tanpa membawa payung karena aku benci saat jika ada sosok yang menumpang saat aku membawa benda itu.
RUMAH TERBENGKALAI itu memiliki masa lalu yang kelam disaat semua PENGHUNI RUMAH TERBENGKALAI itu direngut jiwanya oleh seseorang yang kejam namun beruntung salah satu dari mereka ada yang selamat yaitu seorang putri dari keluarga mereka, sekarang putri itu sudah kembali ke belanda bersama neneknya bahagia membawa benda dari RUMAH TERBENGKALAI itu.
Namun ada satu hal yang tidak kuberitahukan padanya yaitu di loteng RUMAH TERBENGKALAI itu terdapat badan pelaku yang tewas tergantung di loteng. Hanya saja aku tidak paham kenapa para PENGHUNI RUMAH TERBENGKALAI itu masih belum pergi? Apakah mereka ingin mengajak sang putri yang berhasil selamat.
Dari kejauhan aku bisa melihat kenalanku alias seorang putri yang berhasil selamat dari kejadian mengerikan RUMAH TERBENGKALAI itu diikuti oleh tiga sosok PENGHUNI RUMAH TERBENGKALAI
Cerpen Karangan: Shofa Nur Annisa Deas Blog / Facebook: lovinpluie Terima Kasih sudah berkunjung dan membaca ceritanya. Perkenalkan namanya Shofa Nur Annisa Deas. Saat ini dirinya sedang mencari cerita hidupnya karena menurutnya setiap hidup itu adalah cerita
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 13 April 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com