Pada suatu hari aku menanam buah mangga di depan rumah. Pohon mangganya sudah berusia 7 tahun, buahnya lebat dan manis. Setiap musim mangga, Pohon Mangga itu berbuah sangat lebat.
Keesokannya Pak Supri tetanggaku datang untuk meminta buah mangga yang kemampo atau belum matang dan tidak muda. “Pak, boleh minta mangganya,” tanya pak Supri. “Boleh, tapi ambil sendiri ya pak!” jawabku. “Mana alatnya?” tanya Pak Supri “Di samping rumah pak,” jawabku.
Setelah mengambil mangga, Pak Supri pun pulang. Sesampainya di rumah, pak Supri membuat rujak dari mangga yang sudah dipetiknya untuk dinikmati sekeluarga. Setelah makan rujak mangga, Pak Supri pergi ke WC untuk BAB Karena perutnya sakit. Setelah keluar dari WC Pak Supri pun pergi tidur, karena besok pergi kerja. Saat Pak Supri tidur, ia bermimpi bertemu dengan Penunggu mangga tersebut.
“Hah?, dimana aku dan siapa dia?” tanya pak Supri. “Hei!, kamu mengapa kamu mengambil mangga di pohon tersebut, itu kan bukan milikmu?” kata penunggu pohon tersebut. “Lah, kenapa? kan aku sudah izin ke pemiliknya,” jawab Pak Supri.
Setelah bangun dari tidurnya, Pak Supri pun merapikan tempat tidur, mandi, makan, dan bersiap untuk pergi bekerja. Pak Supri bekerja kantor majalah sebagai pekerja kantoran. Pak Supri berangkat jam 8 pagi dan pulang jam 3 sore. Setelah pulang kerja Pak Supri bersantai di depan rumah sambil menikmati kopi dan biskuit buatan sang istri. Setelah itu Pak Supri pergi ke dalam untuk membantu pekerjaan sang istri, seperti menyapu, mengepel, dan mencuci pakaian. Pada waktu tarkim sebelum ashar Pak Supri pergi mandi untuk shalat ashar. Setelah mandi Pak Supri pergi shalat ashar. Sehabis shalat Pak Supri ketagihan dengan mangga tersebut. Pak Supri ingin izin ke pemilik mangga, tapi tidak ada orang di rumah. Pak Supri pun mencoba mencuri buah mangga tersebut.
Sesampainya di rumah, pak Supri mengupas dan memotong mangga tersebut, setelah di potong, di dalam buah mangga tersebut terdapat set atau belatung. Pak Supri pun kaget, setelah itu pak Supri mengupas dan memotong semua buah mangga tersebut, dan ternyataaaaaa, isinya sama semua. “Waduh, kok isinya sama semua, kemarin tidak seperti ini,” kata Pak Supri di dalam hati. Setelah itu, Pak Supri pun membuang mangga tersebut.
Keesokannya Pak Supri pergi ke rumahku untuk bertanya. “Assalamualaikum,” salam Pak Supri. “Ada orang di rumaah,” tanya Pak Supri. “Waalaikumsalam pak, sebentar,” jawabku sambil membuka pintu. “Silahkan pak, masuk ke dalam dulu,” tawarku.
Pak Supri pun masuk ke rumahku untuk menceritakan kejadian yang dialaminya. Setelah menjelaskan, Pak Supri pun izin pamit, dan berterima kasih karena sudah mendengarkan ceritanya. Setelah itu, Pak Supri pun pulang. Sesampainya di rumah, Pak Supri pun pergi tidur. Di saat Pak supri lagi tidur Pak supri merasa ada yang menggaggunya Pak supri pun bangun jam 00.00. Setelah itu Pak Supri membuat segelas susu sebelum tidur. Setelah menghabiskan segelas susu, Pak Supri pun pergi tidur. Setelah membuat dan meminum segelas susu Pak Supri mendengar ada yang mengetuk pintu rumahnya. “tok tok,” suara pintu di ketuk. Dengan rasa merinding, Pak Supri pun membuka pintunya, Pak Supri tidak melihat siapapun, tapi ia merasa ada yang masuk ke rumahnya. Setelah itu, Pak Supri pergi ke dalam untuk tidur kembali. Sesampainya di kamar Pak Supri dikejutkan oleh seorang wanita berbaju putih, Pak Supri pun pingsan di tempat.
Jam 08.00 Pak Supri sadar setelah mengalami kejadian kemarin malam. Pak Supri langsung melaporkan kejadian kemarin malam ke rumahku. “Tok tok tok,” suara ketukan di rumahku. “Siapa tuuuuuuuuh,” jawabku. “Pak Supri pak,” siap, saya buka. “Silahkan pak, masuk kedalam dulu,” tawarku. “Pak, kemarin malam, aku diganggu oleh penunggu pohon mangga bapak,” kata Pak Supri. “Lahh kok bisaa?” tanyaku. “Ya ndak tau pak, orang yang tanya aja saya,” jawab Pak Supri. “Yaudah gini aja pak, kalau besok masih diganggu sama tu arwah, besok kita ke Pak Ustadz aja,” saranku. “Oke pak, saya pulang dulu,” kata Pak Supri.
Sesampainya di rumah, Pak Supri pun kembali beraktivitas sampai jam 4 sore. Setelah itu Pak Supri mandi untuk mensegarkan badan. Setelah itu, Pak Supri Salat Ashar di masjid. Selesai Shalat, Pak Supri kembali pulang ke rumah untuk bersantai sembari menunggu waktu Maghrib seperti, sepedaan pakai sepeda motor.
Waktu Maghrib pun tiba Pak Supri memberhentikan sepedanya di masjid untuk pergi shalat. Setelah shalat, Pak Supri pun pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Pak Supri bersantai di depan rumah sambil menikmati kopi hitam dan senja sambil memakan sebuah roti coklat. Tak terasa waktu sudah adzan isa’. Setelah itu, Pak Supri pun pergi shalat ke masjid sambil membawa sepedanya lagi. Selesai shalat, Pak Supri pun mengantuk, tepatnya jam 9 malam. Pak Supri pun pergi tidur. Didalam mimpinya, Pak Supri bertemu dengan wanita penunggu pohon mangga.
“Hei, kamu siapa?” tanya Pak Supri. “Aku penunggu pohon mangga itu,” jawab penunggu tersebut. “Kamu kenapa menggangguku?” tanya Pak Supri “Kan kamu mencuri buah manggaku tanpa izin,” jawab penunggu tersebut. Pak Supri pun ketakutan. “Baiklah aku akan meminta maaf kepada pemiliknya,” kata Pak Supri. “Tapi, harus ada syaratnya,” kata penunggu. “Apa syaratnya?” tanya Pak Supri. “Kamu harus menanam buah mangga, dan memberikannya ke pemilik buah mangga yang mangganya kau curi tadi,” kata penunggu tersebut. “Baiklah aku akan memenuhi syarat tersebut, besok aku akan membeli bibit pohon mangga,” kata Pak Supri. “Kalau kamu tidak tepati janjimu, akan aku gentayangi keluargamu sampai depresi,” ancam penunggu tersebut. “Oke, syiap,” kata Pak Supri. “Akan aku kasih waktu 3 tahun, kalau tidak tepat waktu, keluargamu akan jadi jaminannya,” ancam penunggu tersebut.
Setelah mimpi tersebut Pak Supri pun terbangun. Setelah terbangun Pak Supri langsung pergi mandi, dan langsung pergi ke pasar untuk membeli bibit pohon mangga. Pak Supri berkeliling pasar untuk mencari bibit pohon mangga. Sesudah membeli bibit pohon mangga, Pak Supri pun kembali pulang, untuk menanam bibit pohon mangga tersebut.
Sesampai di rumah Pak Supri ditanya oleh istrinya. “Apa itu mas?” tanya istrinya. “Bibit pohon mangga dek,” jawab Pak Supri.
Pak Supri pun mengambil pupuk dan air untuk menanam bibit pohon mangga tersebut. Pak Supri pun pergi ke halaman belakang rumah untuk menanam bibit pohon mangga tersebut. Setelah menanam, Pak Supri menyiram bibit pohon mangga sehari 4 kali.
3 Tahun Kemudian Pohon mangga tersebut sangat lebat buahnya. Pak Supri pun mengambili buah mangga hasil kerja keras selama 3 tahun untuk menetapi janjinya. Pak Supri mengantongi buah mangga tersebut untuk dibagikan ke tetangganya, tidak lupa juga diberikan ke pemilik mangga yang ia curi. Selesai memberikan mangga itu, Pak Supri kelelahan dan pergi tidur. Di mimpinya, Pak Supri bertemu dengan penunggu pohon mangga.
“Hei, aku sudah menepati janjiku kepadamu,” kata Pak Supri. “Baiklah karena kamu sudah menepati janjimu, maka kamu sudah terbebas dariku,” jawab penunggu tersebut. “Pak Supri pun berjanji kepada penunggu pohon mangga tersebut, untuk tidak mengulanginya lagi,” janji Pak Supri. “Baiklah akan aku pegang janjimu,” jawab penunggu pohon mangga tesebut.
Pak Supri pun terbangun dari tidurnya, Pak Supri pergi ke ruang tamu untuk bertemu istrinya, dan menceritakan mimpinya ke istrinya tersebut. “Dek, kita sudah terbebas dari penunggu pohon mangga tersebut,” kata Pak Supri. “Emang kita habis ngapain mas, kok digentayangi penunggu pohon mangga?” tanya istrinya. Gini critanya, 3 tahun yang lalu, aku ingin meminta buah mangga, tapi tidak ada orang di rumahnya. Aku pun mencurinya karena tidak ada orang yang melihatnya. “Astaghfirullahhaladzim mas kok kamu mencuri?” tanya istrinya. “Yaa, aku juga tidak tahu isi pikiranku waktu itu,” tawab Pak Supri. “Sudah aku lanjutkan aja ceritanya,” kata Pak Supri.
Setelah mencuri buah mangga tersebut, aku mengupas buah mangga yang aku curi itu. Setelah mengupasnya aku terkejut, karena di dalam buah mangga tersebut ada set atau belatung. Dan saat aku tidur, aku bertemu dengan penunggu pohon tersebut, dan dia berkata akan menghantui ku karena, aku mengambil buah mangga tanpa izin ke pemilik buah mangga tersebut. Aku pun langsung terbangun pada tengah malam. Aku di hantui wanita berbaju putih, aku langsung mengerti jika wanita tersebut adalah penunggu pohon mangga tersebut. Aku pun langsung pergi ke pemilik pohon mangga yang aku curi dan aku bercerita tentang penunggu pohon mangga miliknya yang mengganggguku. Setelah aku bercerita aku pun langsung pulang ke rumah. Setelah itu, aku pergi tidur dan dalam mimpiku bertemu penunggu pohon mangga itu dan aku di suruh oleh penunggu pohon mangga tersebut, untuk memenuhi syarat untuk menebus yang telah kulakukan tersebut. Syaratnya adalah menanam pohon mangga dan sebagiannya di berikan ke pemilik buah mangga yang telah kucuri.
“Oooooh, pantas 3 tahun lalu mas menanam buah mangga di halaman belakang rumah, ternyata itu sebabnya,” jawab istrinya. “Aku minta maaf ya dek, karena membawa kamu kedalam masalah ini, dan aku berjanji tidak akan mencuri lagi,” jawab Pak Supri. “Baiklah aku maafkan mas,” jawab istrinya.
TAMAT
Cerpen Karangan: Marchel Dio Arianto SMPN 1 PURI