Pada malam hari, Aku pergi keluar rumah untuk mencari udara segar. Lalu aku menemukan seorang gadis yang sedang menangis tersedu-sedu di bawah pohon beringin. Lalu aku menghampirinya dengan pelan-pelan, Ketika aku sudah datang menghampiri gadis itu dan mengajak pulang ke rumah. Sesudah itu saya kasih sebuah air minum dan saya mengajaknya untuk berbicara. Lalu ia bercerita tentang masalah yang ia alami tadi
“Aku diputusin oleh pacar aku, dia berkata bahwa aku dengan dirinya tidak cocok” ucapnya. Setelah itu aku mengajaknya jalan-jalan mengelilingi komplek. Entah mengapa aku merasakan cinta pandangan pertama dengannya.
Setelah kuajak jalan-jalan kami berdua beristirahat di sebuah kedai kopi di seberang jalan. “Ehh, boleh bertanya?” ucap ku dengan penuh percaya diri. “Boleh, silahkan,” ucapnya dengan wajah penasaran. “Kamu mau tidak jadi kekasihku,” ucapku dengan senang hati. “Ehh.. b-boleh kok kenapa ga boleh,” dia menerima ajakanku dengan senang hati.
Setelah pulang aku mengajaknya menginap di rumahku kebetulan aku memiliki dua kamar tidur yang tidak terpakai. “Beneran aku boleh tidur di kamarmu?” ucapnya dengan ragu. “Iya, boleh kok,” seruku dengan mengacungkan jempol. “Terus kamu tidur dimana?” dengan wajah khawatir. “Aku tidur di kamar sebelah kok,” ucapku.
Jam menunjukkan pukul sebelas tepat. Dia masih belum tidur dan dia sedang bingung dengan perlengkapan dia yang tertinggal di kosan karena diusir pemiliknya. Lalu aku datangi kamarnya. “Ada apa sayang” ucapku. “Aku bingung dengan kondisiku sekarang tidak ada baju, tidak ada buku cerita,” ucapnya sedih. “Ya sudah besok aku belikan baju baru dan buku baru, oke?” ucapku sambil menunjukkan dompet dan kartu kredit. “Wah… Terima kasih sayang, besok sehabis belanja aku bersihin rumah kamu,” ucapnya dengan gembira. Setelah itu kami tidur di tempat terpisah.
Dan paginya jam menunjukkan pukul lima. Kekasihku pun sudah selesai mencuci piring dan menyapu rumah. Ia pun juga sudah bersiap-siap dengan bajunya yang masih tersisa di tas. Dia membangunkanku untuk menyuruhku mandi, agar tidak telat berbelanja. “Sayang, ayo bangun sudah jam lima pagi,” ucapnya dengan tidak sabar. “Iya, aku bangun dulu habis ini aku mandi,” ucapku dengan nada baru bangun.
Setelah mandi kami pun keluar mencari sarapan yang lezat. Kebetulan ada penjual nasi padang di sebelah toko perabotan. “Pak, pesan nasi padang dua, dimakan di sini ya pak,” ucapku. “Oke, menu akan siap ya mas, mohon ditunggu,” ucap. “Pesan satu saja tadi sayang nanti aku gak habis gimana nanti?” ucap kekasihku dengan keberatan. “Tidak apa-apa kok, aku habisin nanti,” ucapku.
Setelah makan kami pergi ke tempat pembayaran “Berapa tadi pak, dua nasi padang dan satu the hangat?” ucapku. “Tiga puluh ribu saja mas,” ucap penjualnya. “Kembaliannya ambil aja ya pak,” ucapku sambil tersenyum. “Iya, terima kasih ya mas,” ucap penjual. “Iya sama sama pak,” ucapku.
Setelah itu kami pergi ke toko baju untuk membeli baju baru. “Ini bagus nggak?” ucap kekasihku “Iyaa, bagus kok bajunya,” ucapku sambil ketawa.
Habis itu aku dan kekasihku membeli baju yang terpilih tadi. Setelah membeli baju, aku dan kekasihku langsung bergegas pulang kembali ke rumah. Setelah sampai rumah kami berbincang-bincang. Kami berbincang tentang masa sekolah dulu.
Tiba tiba dia berkata sesuatu yang mengagetkanku. “Um, kamu mau gak nikahin aku?” “Eh, kenapa kok tiba tiba?” ucapku dengan ekspresi terkejut “Baiklah aku mau kok,” ucapku lagi dengan tersenyum.
Beberapa hari kemudian aku dengan dia bergegas nikah, Di hari pernikahan dia tidak datang di pernikahannya. Pria itu sudah menunggu beberapa lama untuk kekasihnya datang. Dan akhirnya pernikahan itu gagal. Dan setelah itu, pria itu baru dapat kabar bahwa wanita yang akan dia nikahi sudah meninggal dunia.
Cerpen Karangan: Yatsuni Iro Zidhan Pratama Blog / Facebook: Yatsuni Iro SMPN 1 PURI