Pada suatu hari ayaku pulang dan memberitauhkan kabar gembira “Anak anak ayah ada kabar gembira.” “Apa itu yah?” “Kita akan pindah ke Kalimantan.” “Ke kota mana yah?” “Pontianak ayah udah beli rumahnya.”
Tanggal 20 september 2022 kita berankat Kini sudah tanggal 19 aku dan keluargaku membeli cemilan dan perlenkapan rumah baru Seperti meja kursi dan lain lainnya.
Malam pun sudah tiba aku dan adikku sama sekali tidak bias tidur padahal jam sudah mennujukan Pukul 00.00 “Anak anak segerah tidur nanti kita berankat jam 04.00 nanti katiduran.” “Iya mah aku akan segera tidur.”
Azan subuh berkumandag ayah dan ibuku membangunkanku untuk sholat subuh dan mepersiapkan barang bawaanku dan adikku. para kerabat mengantarkanku ke bandara juanda Surabaya. Aku dan keluarga berpamitan kepada kerabatku.
Tidak lama pesawat yang kutumpangi sudah siap aku dan keluargaku menaiki pesawat. Setelah beberapa jam kemudian pulau Kalimantan pun terlihat aku sangat gembira dan aku membangunkan ayah dan ibuku. “Ayah pulau Kalimantan sudah kelihatan.” Ayah bangun dengan wajah yang gembira.
Akhirnya pesawat yang kutumpangi pun tiba dibendara Pontianak. Ayahku memesan gocar untuk menuju rumah baruku. Setelah menunggu gocar beberapa menit akhirnya gocar pun sudah datang. akupun menaiki gocar untuk menuju rumah baruku, setelah beberapa jam Kemudian aku dan keluargaku sudah sampai di rumah baruku.
“lah rumahnya kok berbeda dari yang di foto.” “kalo beli rumah hati hati kata ibuku.” “Kalo udah dibeli yah harus ditempati.”
Setelah memasuki rumah baru ku aku meletakan barang barangku aku pun berjalan jalan untuk mengenal linkungan baruku. Setelah berjalan cukup jauh aku melihat toko dan aku memutuskan untuk membeli es.
“lo kamu anak mana?” kata penjual es “Saya anak baru disini.” “Rumah yang mana?” “Yang deket kuburan.” “Ooo rumah yang angker itu ya.” “Emang disana angker ya?” “Iya dek banyak orang yang ditakut-takuti.” Akupun pulang dan kepikiran untuk bercerita kepada ibuku.
Setelah sampai rumah ibuku pun bertanya kepadaku “Dari mana saja nak?” “Aku habis jalan jalan.” “Ooo jawab ibuku.”
“Tadi ada yang bercerita tentang… Rumah yang kita tempati.” “Bercerita tentang apa? dan siapa yang bercerita” “Tadi aku pas jalan jalan aku merasa haus dan berpikir untuk membeli minuman di toko sebelah lapangan. Setelah sampai di toko penjual minuman pun bertanya kepadaku” “Ceritakanlah nak ibu ingin tau.” “Penjual minuman mengatakan kamu anak mana? Akupun menjawab anak baru rumah sebelah kuburan.” “Terus?” “Dia mengatakan kalau rumah yang kita tempati ini angker.” “Benarkah? Yaudah nanti kita cerita pada ayah.” “Ya bu.” Setelah ayahku datang aku menceritakan semua kejadian tadi.
Malampun tiba aku dan keluargaku pun makaan malam dan berbincang bincang “Yah aku tidur duluan ya.” “Iya.”
Aku pun tidur pukul 20.00 dan terbangun pukul 01.00 karena aku kedinginan, setelah itu aku mengambil selimut di lemariku. Pada saat mengambil selimut aku melihat sosok yang aneh dibalik lemariku. Akupun berteriak dengan kencang “aaaahhh”
Karna berteriak dengan kencang ibu dan ayahku pun terbangun dari tidurnya. Ayahu pun bertanya “Kenapa kamu berteriak?” “Aku melihat ada sosok yang aneh dibalik lemariku.” “Maksudnya? Jelaskan kronologinya.” “Aku tadi terbangun karna kedinginan.” “Terus?” “Akupun berniat mengambil selimut di lemariku. Pada Saat sampai di lemari aku melihat sosok aneh. Pria berjas tanpa kepala.” “Pasti hanya mimpi” kata ibuku Dan ayah ibuku meningalkanku dan aku mencoba tidur, tapi rasa takut itu terus menghantuiku aku tidak berani membuka mataku aku memtuskan untuk menutupi tubuhku dengan selimut.
Aku terbangun pukul 07.00 ibuku memangilku untuk sarapan “nak ayo bangun sarapan.” “Iya mah.” Aku pun pergi ke meja makan untuk makan.
Setelah makan aku memutuskan untuk bermain ke lapangan disitu sangat ramai tiba tiba aku dipanggil “He kamu sini main sepak bola.” “Aku?” “Iya kamu.” Akupun bermain sepak bola setelah bermain sepak bola, kita berkenalan “He nama kamu siapa?” “Namaku rahasa.” “Kalo namamu?” “Namaku tobi.” “Kamu anak baru ya?” “Iya aku baru pindah di sini.” “Yaudah aku pulang dulu.“ “Ok.” Aku pun memtuskan utuk pulang.
Setelah sampai di rumah aku meminum air “loh udah pulang?” kata ibuku “Iya ni bu.” “Dari mana aja kamu?” “Dari lapangan.” “Kamu mandi dulu lalu sholat.” “Iya bu.”
Aku pun mandi setelah mandi aku pun solat magrib habis solat aku pun jalan jalan setela berjalan cukup lama aku memutuskan untuk pulang. Aku melihat jalan sepi sekali akhirnya sampai depan rumah aku membuka pintu “Asalamualaikum.” Aku terheran heran kenapa tidak ada yang menjawab salamku “Pasti ibu dan ayahku keluar rumah yaudah aku ke kamar saja.”
Aku membuka pintu kamar tiba tiba ada sosok pria tanpa kepala menghadangku di depan pintu kamar, aku berteriak sangat kencang tapi tidak ada yang menolongku, pria tanpa kepala itu mendekattiku aku belari sangat kencang untuk belari keluar rumah tapi pintu rumahku tiba tiba terkunci, aku tidak hanya melihat sosok tanpa kepala ada banyak sekali hantu hantu yang menakutkan seperti genderuwo, kuntilanak, tuyul dan wanita rambut panjang semua mendekatiku, aku sangat takut dan tanpa berhenti berdoa kepada allah, pintu tiba tiba terbuka aku pun melarikan diri dan aku bertemu dengan ibu ayahku.
“Ayah ada hantu di rumah aku sangat takut.” “Enggak ada yang namanya hantu itu” kata ayahku “Coba periksa dulu yah” Ayahku pergi untuk memeriksa
“Asalamualaikum” Ayahku dikagetkan oleh sosok tanpa kepala
Ayahku pun memanggil ustaz untuk mengusir sosok itu “Assalamualaikum pak ustaz tolong kami untuk mengusir sosok tanpa kepala itu.” “iya ayo cepat.” “Aku hanya membantu membacakan doa biar sosok itu kembali ke alamnya.” “Baik pak ustaz.”
Ayahku dan pak ustaz ke rumahku, ayaku pun membuka pintu untuk pak ustaz “Ini pak ustaz sosok tersebut.” “Mari kita meminta bantuan kepada allah”, saya dan keluarga saya membacakan berbagai surat akhrinya sosok tersebut pergi
“Dia pergi tapi akan kembali kerena ini rumah miliknya.” “Saya mengerti pak ustaz kita akan pindah dari sini.”
“Anak anak ayo beres beres kita pindah besok ayah akan beli tiket sekarang” “Baik yah.” “Kalian tidur dulu aja.” Aku dan adik tidur. Ayah dan ibuku beres beres.
Pagi pun tiba aku dan keluargaku menuju bandara supadio menuju ke bandara juanda Surabaya pak ustaz yang mengantarku pun sudah pulang “Ayo anak anak kita berankat” kata ayahku Aku dan keluargaku pun menaiki bus untuk ke bandara supadio.
“Akhrinya kita kembali ke mojokerto.” kata ayaku “Iya yah kenapa nasib kita tidak beruntung?” “Udah gak usah mengeluh bersyukur kita udah gak digangu sosok itu.” “Iya yah alhamdulilah.” Aku dan keluargakupun menaiki pesawat air asia untuk ke juanda Surabaya.
Akhirnya aku dan keluargaku sampai di juanda surbaya “Bentar ayah telpon teman ayah.” “Asalamualaikum bro kamu bisa datang ke juanda gak?” “Bisa kenapa.” “Anterin gua ke rumah.” “Bukannya kamu di Pontianak ya?” “Panjang ceritannya.” Ayahku pun bercerita kepada temannya
“Yah sampai kapan ceritanya dingin ni.” “Kamu beli minum sana, bentar lagi teman ayah datang.”
Beberapa menit pun berlalu teman ayahku pun datang “Ayo bro.” Aku dan keluargaku pun naik ke mobil teman ayahku
Setelah 1 jam aku pun sampai ke rumahku yang lama aku disambut oleh para tetangaku dan orangtuaku. “Nak kamu kenapa kembali ada masalah apa?” kata nenekku Ayahku pun menceritakan kejadian di rumah baruku.
Aku pun sudah tidak diganggu oleh sosok tersebut aku dan keluargaku pun hidup bahagia di rumah lamaku.
Cerpen Karangan: Alfian Diki Peratama SMPN 1 PURI