Pada suatu hari, kami bertiga yang bernama Raihan, Doni dan Galang, sedang mendaki menuju puncak. Kami berangkat pukul. 23.00 untuk sampai ke puncak gunung butuh 6 jam dari pos 1.
“Ayo teman teman sebelum kita berangkat mendaki kita berdoa dulu, berdoa mulai” kata Doni.
Setelah berdoa selesai kami pun mulai mendaki untuk mencapai pos 2, selang beberapa saat kami mendengar suara hewan hewan hutan dan suasana pun sangat sunyi ditambah lagi hawa yang sangat dingin dan kabut mulai tampak.
“Di sini hawanya sangat dingin” kata Raihan. “Ya ya, di sini juga suasananya sangat sunyi” kata Galang. “Hahahahahaha, memang kalau di gunung ya seperti ini” kata Doni sambil tertawa.
Kami pun sampai di pos 2 dan beristirahat sejenak untuk minum kopi untuk menghangatkan tubuh. “Ini aku ada cemilan untuk kalian” kata Galang. “Tapi kalian jangan membuang sampahnya semarangan” kata Doni. “Okeeeyyyy” kata Raihan.
Sepanjang perjalanan kami melihat banyak hal yang sangat aneh, tidak seperti biasanya aku mendaki gumnung. Kini kami berada di sebuah jalan dua arah, kami sangat bingung dan memutuskan untuk memilih jalur sebelah kiri.
“Apakah ini jalannya?” kata Galang “Kita berjalan terlebih dahulu saja” kata Doni.
Selang beberapa saat kami tidak menemukan pos 3, dan kami terus mengikuti jalan setapak. Tetapi setelah kita berjalan beberapa jam ternyata jalan ini tidak ada ujungnya. Kami pun semakin panik dan tetap berusaha untuk tenang.
“Ohh shiiitt kenapaaaa kitaa iniii” kata Raihan sambil bercanda. “Ohhhh yaaaahh kenapaa kitaa iniiii” kata Galang sambil tertawa. “Sudah kalian jangan bercanda terus kita ini lagi kehilangan arah” kata Doni sambil bernada tinggi.
Kami pun berbalik arah untuk mencari menuju jalan yang tadi. “Lohhhh kok berbeda dari jalan yang tadi kita lewati” kata Raihan “Wahhh iyaaa yaa baru nyadar aku” kata Galang “Lohhh iyaaaa cuyyy” kata Doni
Kami terus berjalan dan mengikuti jalan setapak tetapi kami tidak menemukan jalan yng kami lalui tadi. Jam sudah menunjukan pukul 01.00 dan kami tetap tidak menemukan jlan yang tadi, tetapi kami menemukan rumah kayu yang tidak berpenghuni dan kami ingin memasuki rumah tersebut dengan rasa penasaran.
“Weee rumah siapa ini di tengah tengah hutan” kata Galang sambil bercanda dan menenangkan situasi. “Wahhh kita masuk ajalahh siapa tau ada barang yang berharga” kata Raihan dengan rasa penasaran. “Jangannnn kita disini hanya menumpang istirahat sejenak, jadi kalian jangan macam macam ini bukan tempat kita” kata Doni sambil menasehati mereka berdua
Dan mereka berdua tetap mau memasuki rumah itu karena rasa penasaranya. Galang pun mengetok pintunya berkali kali tetapi tetap tidak ada respon, Raihan pun membuka pintu itu dengan paksa “Brraaaakkkkk” pintu pun terbuka. “Wahh tempat ini sangat menakutkan yaa, apakah kita balik saja Lang” kata Raihan sambil ketakutan “Hallahh tadi katanya berani sekarang kok takut” kata Galang sambil menyombongkan dirinya. “Hehh kalian apa apaan inii dibilangin jangan masuk” kata Doni sambil berteriak.
Mereka bertiga pun akhirnya memasuki rumah tersebut dengan rasa penasaran tetapi Doni merasa terpaksa karena mengikuti temannya. Selang beberapa saat kita memasuki kamar seseorang perempuan dan terdapat foto foto keluarga yang menempati rumah tersebut, kami pun menemukan selembar kertas yang tertulis pesan seorang gadis yang menempati kamar itu. Kertas itu bertuliskan “TOOLOONGGGG AKUUUU”. “Lohhh apaa iniii” kata Raihan sambil kebingungan. “Hallahh hanya selembar kertas DASAR PENAKUTTT” kata Galang sambil mengejek Raihan. “Lohh iyaaa Lang ini ada bercak darahnya” kata Doni. “Nahhh kann mendingan kita keluar aja” kata Raihan sambil ketakutan.
Kami bertiga pun semakin masuk ke dalam rumah itu dan menemukan hal hal yang anwh di dalam rumah itu, dan si Doni menemukan sebuah benda berbau mistis. Tetapi kita tetap mengabaikannya dan terus berjalan menelusuri rumah tersebut, beberapa saat kemudian kita memutuskan untuk keluar dari rumah tersebut. Disaat kita keluar kita pun merasakan hal yang aneh dan jalan setapak yang kita lalui tadi sudah tidak ada padahal tadi pas di depan rumah itu jalannya.
“Lohhh ko ga ada jalan nyaaaa” kata Raihan si penakut. “Wahhh iyaaaaa juga uyyy” kata Galang. “Nahhh kann mending kita tadi tidak masuk ke rumah itu” kata Doni sambil panik.
Mereka bertiga pun berpencar untuk menemukan jalan setapak tadi dan akan berkumpul di depan rumah itu, setelah beberapa saat mereka pun tidak menemukan jalan itu dan memutuskan berkumpul lagi tetapi mereka heran karena Galang tidak kembali kembali mereka pun mencari Galang, tetapi setelah dicari cari mereka pun tidak menemukannya Raihan dan Doni pun semakin panic karena temannya menghilang tanpa jejak
“Han gimana ini kita tinggal berdua Galang mungkin tersesat” kata Doni sambil panic ditambah ketakutan. “hadduhhh kita jangan diam aja kita harus mencarinya” kata Raihan sambil menenangkan suasana.
Mereka berdua pun mencari Galang sambil melewati jalan yang banyak tumbuhan tumbuhan yang besar dan menjalar kemana mana. Setelah beberapa waktu mencari mereka pun menemukan jalan yang habis dilewati oleh seseorang dan terdapat jejak kaki orang. Mereka pus semakin penasaran dan memutuskan untuk mengikuti jejak tersebut.
“apakah kita akan mengikuti jalan ini?” kata Doni sambil merasa tidak yakin “yaa pasti ini jejak sepatu dari Galang aku sangat mengenalinya” kata Raihan sambil meyakinkan Doni kalo itu jejak dari Raihan. “yang bener kamu ini nanti kalo ini jejak hewan buas gimanaa terus nantik kalo kita ngaaappp” kata Doni sambil curiga takut kalo itu hewan buas. “ssshhttttt diam udaa ikutin aku aja ga usah takut kita harus menemukan teman kita!” kata Raihan sambil meyakinkan Doni.
Mereka berdua pun tetap berjalan mngikuti jejak itu sambil melihat kanan kiri dan belakang untuk siap siap bila ada hewan buas yang tiba tiba menerkam. Mereka berdua sudah sampai di ujung jejak itu, Doni dan Raihan pun kebingungan krena sudah tidak ada jalan lagi dan di depan mereka terdapat batu yang sangat amat besar yang ada di samping jurang yang sangat dalam. Si Doni melongo sambil menatap ke satu arah dan Raihan memanggilnya tetapi tidak dijawab oleh Doni dan Raihan mendatanginya sambil bertanya.
“woooiii di panggil ga di jawab” kata Raihan sambil kesal karena tidak ada respon. “lihat lah itu Han” kata Doni sambil tetap menatap ke satu arah itu. “apaaaa lahhh gausa becanda” kata Raihan karena kesal
Raihan pun melihat ke arah yang ditunjuk oleh Doni, dan Raihan juga pun kaget ternyata yang di lihat Doni tadi adalah seseorang yang berdiri tegak di pinggir jurang. “loohhhh siapa ituu Donn” kata Raihan sambil kaget. “nahhh makanya itu tadi aku diam aja Hann Raihann” kata Doni “loohhh bentar bentar itu bukannya Galang yaa Don?” kata Raihan sambil melihat orang asing itu. “lohhh wahh iyaaa kaya Galang yaa Han” kata Doni sambil melihat dengan teliti. “yaaa emang itu Galang Donn Donii” kata Raihan. “GALANGGGG OYYYY LANGGGG” kata Raihan sambil memanggil ,meneriaki Galang. “LANGGGGG GALANGGGG” kata Doni yang memanggil Galang.
Mereka berdua pun memutuskan untuk mendekati Galang dan membawanya kembali, tetapi setelah mereka berdua sudah di dekat Galang mereka dikagetkan dengan mata Galang yang tertutup seperti tertidur sambil berjalan, tetapi Doni berfikir kapan dia tidur? Padahal kejadiannya itu pas mencari jalan setapak.
“lohh lohh lohhh kok matanya tertutup apa jangan jangan Galang dirasuki oleh penunggu rumah tadi?” kata Raihan. “udaa udaa gausa mikir yang aneh aneh yang penting kita bawa Galang ke tempat yang aman” kata Doni sambil menenangkan suasana. “iyaa iyaa ayoo, tapi gimana ini kan mata dia tertutup?” kata Raihan sambil panik “yaa kita gotong berdua lahhh” kata Doni. Dan mereka berdua pun membawa Galamg ke rumah kayu tadi.
Sesampai di rumah tadi akhirnya Galang pun sadar dan kaget lalu bertanya “akuu dimanaa”, lalu Doni memberi Galang minum dan mulai mananyainya apa yang sedang terjadi tadi. “Lang kenapa kamu tadi kok menghilang? Bikin kami panik aja” kata Raihan. “nah iya ada apa sebenarnya ini” kata Doni. “yaa nanti aja aku ceritai, sebaiknya kita pulang kembali jangan dilanjutkan lagi perjalanan ini aku sudah tau jalanya yang akan kita lewati untuk pulang” kata Galang.
Akhirnya kami bertiga pun kembali dan tidak melanjutkan perjalanan ini lagi dan kembali pulang ke rumah. Setelah hari besoknya kami suda sampai ke rumah kamipun bertanya lagi ke Galang apa yang sedang terjadi di hari itu
“Lang apa yang terjadi di hari itu?” kata Raihan sambil penasaran. “lohh iyaa apa Lang?” kata Doni sambil penasaran juga. “uda udaa kalian ga perlu tau pokonya kita suda sampai dirumah” kata Galang. “lohh katanya cerita oyy” kata Doni dan Raihan sambil kesal.
Setelah itu pun mereka trauma akan kejadian yang menimpa dan mereka tidak akan kembali lagi mendaki ke gunung itu lagi, setelah kejadian yang kemarin terjadi.
Cerpen Karangan: Noval Ali A.H Blog / Facebook: Noval