Hai nama saya Ruri saya di sini akan menceritakan sedikit sepenggal kisah tentang KUD yang berada di desaku, mitos-mitos dan cerita-cerita horor yang sudah berkembang sejak lama di desaku bahkan sejak aku belum lahir. Menurut cerita orang-orang tua di sini awal mula KUD itu terbengkalai karena sebelumnya ada suatu kecelakaan yang menghebohkan warga.
Di situ ada yang kecelakaan yaitu seorang anak-anak kecil anak seorang buruh giling padi di KUD tersebut yang tergiling mesin giling padi, katanya sih tangan anak tersebut sudah hancur meskipun yang luka hanya tangan tetapi nyawa anak itu tetap tidak bisa terselamatkan.
Setelah kejadian tersebut dikisahkan KUD itu mulai diganggu oleh hal-hal mistis, seperti suara anak menangis, tertawa, menjerit bahkan menampakkan diri pada pekerja-pekerja yang lembur. Banyak para mantan mantan pekerja yang setiap mereka pulang lembur mereka mengatakan “He, wingi Lo aku diketok i!!” “Wingi Lo Nang KUD onok sing awe-awe!”
Dulu KUD itu juga digunakan untuk lumbung padi gedung lumbung padi itu masih satu tanah dengan KUD tersebut jadi bangunan lumbung padi itu bersebelahan dengan lumbung KUD.
dikisahkan dulu ada salah seorang petani yang menyimpan hasil panennya di lumbung, kita sebut saja dengan bapak Badi. lalu di suatu hari ia mendapati ada salah satu hasil panennya yang dimakan oleh tikus, lalu keesokan harinya pada malam hari ia berangkat seorang diri ke lumbung padi tersebut untuk menjebak atau memasang perangkap perangkap tikus di lumbung padi tersebut.
Malam itu ia berangkat sekitar pukul 09.00 malam, sebelum masuk ke dalam gedung ia sempat menyapa beberapa orang yang sedang berkumpul di pos ronda yang berada tepat di depan pagar KUD, “Monggo….” Lalu dijawablah oleh mereka sambil bertanya “nggeh, Kate nangdi cak?” “Iki lho aku Katene masangi tikus nang lumbung” jawab pak Badi. “Ati-ati lo cak, nek diketok i ojo mlayu ha ha ha” kata salah satu pemuda yang menakut-nakuti bapak Badi. “Halah raono opo-opo” jawab bapak Badi.
Lalu ia langsung masuk ke dalam gedung lumbung dan langsung menyebarkan jebakan jebakan tikus di dalam gedung tersebut, setelah itu ia keluar berkumpul bersama rekannya di pos depan KUD. Ia berniat untuk menunggu di pos saja agar nanti jika ada yang sudah tertangkap ia langsung bisa bawa pulang, setelah beberapa jam ia kembali masuk ke dalam gedung lumbung anehnya semua jebakan tikus terkumpul di sudut ruangan padahal tadi ia sudah sebarkan.
Di dalam tumpukan-tumpukan jebakan tikus di sudut ruangan sana, ada salah satu jebakan tikus yang terlihat ada isi yang bergerak di dalamnya, awalnya ia mengira itu adalah seekor tikus yang sudah tertangkap maka ia langsung saja mendekat dan mengambil jebakan tikus itu ternyata setelah dilihat lebih dekat yang ada dalam jebakan tikus itu adalah satu potongan tangan anak kecil, iya yang kaget langsung menjatuhkan jebakan tikus tersebut dan reflek langsung teringat mitos-mitos yang berkembang di lumbung dan KUD tersebut “Astagfirullah, apa ini yang dikatakan orang orang?” Gumam pak Badi. ia menenangkan diri dan langsung lari keluar.
Tepat di depan pintu ia terjatuh dan ia dijatuhi oleh satu potong tangan anak kecil lagi yang bersimbah darah, ia ketakutan “Haaaaa, astagfirullah apa ini? tolonggg!!” Teriak pak badi dan ia langsung melempar tangan itu sambil berlari ke arah teman-temannya yang berada di pos.
Saat tiba di pos ia langsung menceritakan semua kejadian yang ada di dalam, kepada teman-temannya dan bersama-sama mereka langsung lari dan salah satu dari bapak-bapak itu ada yang sempat melihat ke arah KUD yang sudah terbengkalai itu dan ternyata di salah satu jendela KUD itu ada seorang anak kecil yang mengintip dan melambaikan tangan yang bersimbah darah ke arahnya.
Mulai saat itu gedung KUD itu ditutup dan sampai sekarang tidak ada yang berani menggunakannya.
Cerpen Karangan: Annisa` Qotrunnada Alfirdaus SMPN 1 PURI