Sore ini aku akan pergi ke rumah teman sekolah SMP dulu namanya Syafa aku diantar kakakku ke rumah Syafa, aku akan menginap ke rumah syafa karena beberapa hari sekolah libur. Aku menelepon Syafa untuk mengabari bahwa aku sudah berangkat ke rumahnya.
Sebelum mematikan teleon Syafa bilang “Kalau lewat pohon beringin jangan waktu magrib” “Iya” jawabku
Saat melewati pohon beringin, aku lupa pesan yang diberikan Syafa agar tidak melewati pohon beringin saat magrib. Saat memasuki desa Syafa tinggal desanya sangat sepi bahkan tidak ada orang satupun yang lewat. Aku menghiraukan semuanya.
Saat tiba di rumah Syafa aku mengucap salam “Syafa, assalamualaikum” “Iya sebentar” ucap Syafa
Saat Syafa keluar aku bilang ke kakakku untuk pulang. Syafa mengajakku untuk masuk kedalam rumahnya. Aku melihat Syafa tidak seperti biasanya, suasananya hening dan Syafa izin hendak pergi dari ruang tamu.
Beberapa lama Syafa tidak kunjung kembali, dan aku memutuskan untuk melihat suasana desa Syafa. Aku melihat suasana desa Syafa terlihat sepi bahkan seperti kampung mati.
Syafa kembali sekitar pukul 07.00 malam, lalu Syafa mengajak aku untuk masuk kedalam kamarnya. Aku bercerita kepada Syafa tentang hari-hariku di sekolah baru, tapi Syafa tidak mengatakan apa-apa dan hanya diam. Tiba-tiba lampu mati aku menunggu lampu menyala sambil bermain hp.
“Mending tidur aja yuk fa” ucapku “Ya, tidur aja dulu” jawab Syafa “Yaudah aku tidur duluan” ucapku
Pada pukul 03.00 pagi, aku bangun untuk sholat tahajud. Saat akan menuju ke kamar mandi untuk berwudhu aku mendengar suara bisikan dari gudang yang aku lewati. Aku melihat burung hantu dari atap rumah yang transparan, lalu aku melihat seorang perempuan berbaju putih berlumuran darah dan berambut panjang di gudang tersebut.
Lalu hantu itu menoleh kebelakang hanya kepalanya saja, mukanya hancur dan lehernya hampir putus. Lalu aku membatalkan niatku untuk sholat tahajud, aku berlari pergi dari gudang itu dan menuju ke kamar Syafa. Saat sampai di kamar aku melihat kasur dan tidak ada Syafa di sana, aku mencari Syafa ke depan dengan rasa takut karena trauma dengan kejadian tadi dan aku berusaha memberanikan diri.
Saat sampai di ruang tamu aku melihat Syafa duduk dengan membelakangiku saat aku akan menghampiri Syafa, Syafa menoleh ke arahku saat dia menoleh mukanya rusak seperti hantu yang ada di gudang tadi, aku berteriak ketakutan lalu berlari keluar rumah saat diluar aku melihat rumah tetangga Syafa adalah rumah kosong tidak berpenghuni. Aku berjalan menyusuri desa yang tidak ada penghuninya saat akan keluar dari desa aku melihat hantu yang sama mengikutiku aku berlari keluar desa dengan menangis saat sampai jalan raya aku mencari taksi untuk pulang.
Sesampainya di rumah aku melihat jam terlihat pukul 05.00 subuh. Aku disuruh kakakku beristirahat untuk duduk sebentar di ruang tamu “Kenapa subuh-subuh kok pulang, kenapa gak nunggu pagi atau siang?” tanya kakakku “Aku bertemu hantu di rumah Syafa dan yang kutemui bukan Syafa melainkan hantu” ucapku “Kok bisa ketemu hantu?” tanya kakakku
Aku berfikir dan ingat tentang pesan Syafa yang mengatakan agar tidak melewati pohon beringin saat magrib, aku menyadari kesalahanku dan mengatakan kepada kakakku, dia menyuruhku melupakan kejadian itu.
Cerpen Karangan: halimatus sa’diyah, SMPN 1 PURI Blog / Facebook: halimatus SMPN1 PURI