Pada suatu malam di perkampungan orang orang mengadakan ronda malam untuk menjaga kampung agar aman tenang dan damai. Aku bersama teman teman ikut ronda malam untuk mengisi waktu luang pada malam hari tepatnya hari sabtu karena besoknya libur sekolah. Sebelum ikut aku dan teman teman meminta izin terlebih dahulu kepada orangtua agar tidak terjadi apa apa. Setelah semua sudah meminta izin dan diizinkan akhirnya aku dan teman teman menunggu malam tiba.
Setelah menunggu beberapa jam akhirnya malampun tiba aku dan teman teman menunggu di pos kampung. Beberapa menit berlalu akhirnya orang orang dewasa mulai berdatangan. Aku dan teman temanku ditanya oleh orang yang ikut ronda.
“Tio ada apa kamu malam malam kesini?” tanya orang yang ikut ronda “Aku dan teman teman mau ikut ronda pak!” jawabku sambil bersemangat “Ooh boleh, apakah kalian semua sudah meminta izin ke orangtua kalian masing masing?” tanya orang yang ikut ronda. “Sudah pak!” jawabku dan teman teman. “Okelah mau berangkat sekarang apa nanti?” tanya orang yang ikut ronda “sakarang aja karena sudah hampir jam 11 malam!” jawabku dan orang orang yang lain.
Setelah semua orang setuju, aku dan teman teman mulai berangkat mengelilingi perkampungan. Di perjalanan aku dan teman teman bercanda tawa untuk menghilangkan rasa takut dan dingin karena melewati kebun pisang yang katanya orang orang pada zaman dulu banyak hantu pocong.
Setelah melewati kebun pisang aku bertanya kepada bapak bapak di sampingku. “pak mau tanya kenapa kok kebun pisang itu diberi pagar?” tanyaku. “karena dulu sering dibuat rebutan oleh orang orang?” jawab bapak bapak. “kenapa kok dibuat rebutan kan bisa beli di pasar!” jawabku. “karena di kebun itu pisangnya enak dan manis karena masak pohon, beda dari yang di pasar matang karena diberi karbit!” jawab bapak bapak. “ooh begitu ceritanya!” jawabku
Setelah bertanya tanya aku dan teman teman hampir sampai di pos tempat berkumpul tadi sebelum berangkat. Setelah sampai di pos aku melihat temanku yang pucat dan berkeringat lalu aku bertanya kepadanya “Danang kenapa kamu kok pucat sekali?” tanyaku “aku tadi melihat ada pocong di kebun pisang tepatnya di belakang sendiri!” jawab Danang “haa ngaco kamu kalo bicara orang aku sama teman teman sudah menyoroti kebun pisang tadi dengan senter tapi nggak ada apa apa!” jawabku “iya ga bohong aku tadi juga menyoroti pas di belakang kok ada putih putih setelah itu aku menyoroti ke atas aku melihat ada mata merah yang menyala seketika aku terdiam ketakutan!” “gimana kalo kita cek bersama sama sambil mengajak bapak bapak tadi?” tanyaku “boleh biar kita semua tahu apa benar ada pocong!” jawab temanku
Setelah menceritakan semua cerita tadi ke bapak bapak aku dan teman teman mulai berjalan menuju ke tempat Danang melihat pocong tepatnya di kebun pisang. Setelah sampai di kebun pisang bapak bapak tadi membuka pagar yang mengelilingi pohon pisang. Setelah membuka aku dan teman teman memasuki kebun pisang itu dengan deg degkan. Danang yang melihat pocong memberi arahan ke aku dan bapak bapak tadi untuk menuju ke pohon yang ada pocongnya.
Setelah berjalan cukup jauh bapak bapak tadi terkejut karena melihat pocong tadi. Aku dan teman teman juga terkejut sampai jatuh. Bapak bapak yang terkejut mulai merasa curiga kok ada pocong yang perutnya besar. Setelah dicek ternyata itu boneka pocong untuk menakuti warga supaya tidak datang ke kebun itu karena di samping pocong ada pisang yang hampir matang.
Cerpen Karangan: Mochammad Sahrul Alamsyah