Namaku intan, aku adalah anak dari seorang yang sakti. Aku adalah anak terakhir dari 4 bersaudara. Ayahku adalah pengikut aliran sesat, beliau bertapa di banyak tempat untuk mendapatkan beberapa ilmu seperti ilmu kebal dan ilmu ilmu lainnya. Selain ilmu ilmu tersebut beliau juga mendapat barang barang pusaka seperti pedang, keris, jengglot, serta barang barang pusaka lainnya. Beliau juga mengajari kakak kakakku yang lain tetapi tidak denganku.
“Ayah mengapa kau tidak mengajariku ilmu ilmu seperti kakak yang lain,” kataku. “Karna kamu istimewa dari pada anak ayah yang lain” kata ayah. “Tapi apa yang istimewa dariku yah??” kataku. “…..” Ayah pergi begitu saja dari hadapanku. Setelah kejadian itu aku tidak pernah bertanya lagi kepada ayahku. Aku hanya melihat saat kakak kakakku yang lain dilatih oleh ayahku.
BEBERAPA 2 TAHUN KEMUDIAN Temanku memintaku untuk mengantarnya ke dukun. Saat sampai di rumah dukun itu tiba tiba dukun tersebut bersalaman denganku. Lalu tiba tiba dukun tersebut kerasukan dan berkata “Cah ayu,” ucap dukun itu sambil menatapku lembut, dengan menggunakan bahasa jawa. “Kamu siapa??” Tanyaku sambil ketakutan. “Ora usah wedi karo aku,” ucap dukun itu, dengan menggunakan Bahasa jawa “aku kuwi sing njogo awakmu saka bayi sampe saiiki,” ucap dukun dengan Bahasa jawa. Setelah itu dukun itu kembali sadar.
“Kamu anak dari mbah joko kan,” ucap dukun itu. “Iya, anda kok bisa tahu” ucapku. “Itu tadi adalah penjagammu dari bayi sampai sekarang yang disuruh oleh ayahmu,” ucap dukun itu. “Tapi ayahku tidak pernah berkata padaku tentang ini semua,” ucapku. “Karena ayahmu sudah tau dari saat kamu masih di dalam kandungan kamu memiliki kemapuan yang lebih dari anak anak ayahmu yang lain,” ucap dukun itu. “Dan hanya kamulah yang bisa membantu ayahmu terbebas dari ilmu ilmu yang dimilikinya,” ucap dukun itu.
Oh ya ayahku sudah bertaubat satu tahun yang lalu. Saat beliau menderita penyakit jantung. Beliau juga sudah melepas sebagian ilmu ilmu yang dimilikinya dan beliau juga belajar tentang agama islam dan memimpin kami ke jalan yang benar. Bahkan dengan hanya mendengarkan ayah bercerita membuat kami kenyang dengan pelajaran agama.
Setelah pulang dari dukun tersebut aku menanyakan tentang semuanya kepada ayahku. “Ayah apa benar ada jin islam yang menjagaku??” ucapku. “Iya, jin itu akan membantumu menuju kejalan yang benar,” ucap ayah. “Tapi ayah tidak penah memberi tahuku??” ucapku. “Itu ayah lakukan agar kamu tidak takut dan mulai terbiasa dengannya,” ucap ayah.
Setelah percakapan singkat itu aku jadi bisa melihat hal hal seperti hantu dan lain lainnya. Karena takut dengan penjagaku aku tidak pernah menghiraukannya. Sampai di suatu ketika aku merasa risih dan berkata kepada ayahku
“Yah,” ucapku. “Iya kenapa nak??” ucap ayah. “Aku mulai risih denganya,” ucapku. “Mengapa kau tidak berkomunukasi saja dengannya??” ucap ayah. “Aku takut yah,” ucapku. “Mengapa kau takut toh dia juga yang menjagamu,” ucap ayah. “Iya juga sih,” ucapku.
“Giman cara memanggilnya yah??” ucapku. Ayah pun mengajariku memanggil penjagaku tersebut “Nyai, Nyai, Nyai,” ucapku di dalam hati.
Dan muncul seorang wanita cantik memekai pakaian adat jawa dia juga membawa sebuah panah dan sebilah pedang di belakang punggungnya, dia bertanya kepadaku menggunakan Bahasa jawa “Cah ayu,” ucap Nyai “Nggeh Nyai,”
Setelah percakapan singkat itu aku merasa hariku menjadi lebih seru ketika ada Nyai disampingku. Ketika aku lupa makan atau hal lainnya Nyai pasti selalu mengingatkanku. Dan jika ada makluk jahat yang menggangguku Nyai pasti selalu datang dan mengusir makhluk tersebut.
1 TAHUN KEMUDIAN Hari ini adalah hari kematian ayahku. Aku merasa sedih sekaligus senang. Aku senang karena ayahku akhirnya bisa terlepas dari ilmu ilmu tersebut dan ayah bisa merasa tenang disana setelah 3 kali mengalami mati suri. Tapi aku juga sedih karena aku sudah benar benar kehilangan ayahku.Tapi untung saja ada Nyai yang selalu menenangkanku.
Setelah jenazah ayah sudah dikebumikan. Aku pulang ke rumah untuk istirahat. Tapi saat sampai di rumah aku diganggu oleh beberapa makhluk peliharaan ayah dan saat itu Nyai kembali membantku. Setelah beberapa saat aku menelepon salah satu murut ayah yang sudah menjadi seorang Kyai untuk membersihkan rumahku.
Setelah beberapa saat Kyai itu datang dan membersihakan rumah. Ia pun berkata “Ada beberapa peninggalan ayahmu yang tidak bisa aku bersihkan?” ucap Kyai itu. “Kenapa??” ucapku “Karena mereka hanya mau disentuh olehmu,” ucap Kyai itu. “Yang mana??” ucapku. “Ada sebilah pedang, sebuah keris dan sebuah al qur’an,” ucap Kyai itu. “Baiklah itu nanti akan kuurus,” ucapku.
Setelah mangantar Kyai itu kedepan aku kembali masuk kedalam dan mencoba membuka barang barang tersebut. Saat aku membuka pedang keluarlah seekor jagoar berwarna hitam berikutnya aku membuka sebuah keris dan didalamnya terdapat seekor harimau putih dan saat aku membuaka Al qur’an muncul seorang pria arab memakai sorban dan aku bertanya “Siapa kalian??” ucapku. “Kami adalah penjagamu setelah Nyai yang khusus disuruh oleh ayahmu,” ucap mereka. “Baiklah,” ucapku.
Setelah membuka itu semua aku pergi pulang ke rumah. Karena aku sudah menikah aku tinggal dengan suamiku. Tapi saat sampai di depan rumah ada hantu bertubuh besar dan wajahnya hancur. Setelah melihat itu aku hanya membiarkannya begitu saja. Dua hari aku membiarkannya begitu saja sepertinya dia mulai kesal dia menghampiriku dan berkata “Ayahmu yang selama ini merawatku dan keturunannyalah yang harus merawatku juga,” ucap hantu itu. “Aku tidak mau,” ucapku. “Kamu harus tanggung jawab,“ ucap hantu itu. “AKU TIDAK MAU,” ucapku lantang.
Tiba tiba hantu itu mencekik leherku dan berkata “Tanggung jawab atau mati,” ucap hanti itu. “Tanggung jawab atau mati,” ucapnya terus menerus. “Nyai Nyai Nyai,” ucapku di dalam hati.
Dan Nyai pun datang tapi tidak sendiri melainkan ia membawa banyak pasukan,dan Nyai pun berkata “Jangan ganggu dia,” ucap Nyai. “Kalo mau anak ini lepas dariku, ayo bertarung dan jika aku yang menang dia harus merawatku dan jika kau yang menang maka aku akan pergi,” ucap hantu itu. “Baiklah,” ucap Nyai.
Dan peperangan antar jin pun dimulai, dan untung saja nyai yang memenangkan pertarungan itu dan juga akhirnya hantu itu pergi.
BEBERAPA BULAN KEMUDIAN Aku merasa kesal dengan seseorang, karena sangat kesal aku hampir saja menyebut mantra untuk membunuh orang itu tapi untung saja ada suara yang persis dengan suara ayah beliau berkata “Jangan, nanti kamu akan menyesal,” ucapnya dengan membelai rambutku. Tetapi saat aku menengok kebelakang tidak ada siapapun melainkan hanya para penjagaku tersebut.
Setelah mengetahui kalau itu adalah mereka hatiku jadi lebih tenang dan aku yakin itu tadi bukan suara ayah melainkan mnereka.
Setelah kejadian tersebut hidupku jadi lebih tenang karena ada mereka dan suamiku yang menemaniku. Dan sekarang aku telah dikaruniai 2 anak kembar. Dan hidupku kini bahagia.
~END~
Cerpen Karangan: Putri Kirana Arlani Blog / Facebook: @krnxrlni_ Hai aku Putri dari SMPN 1 Puri, jangan lupa baca cerpenku yang lain ya