Hai namaku Lona Hellen Thea, aku diajak sama 7 temanku ke gunung “A”. Nama temenku adalah Allen, El Javas, Carlos, Zeno, Fanya, Sirfa dan kembaranya Sirfi. Aku punya firasat tidak enak tentang perjalanan ini, tapi aku memutuskan untuk ikut ke gunung itu dan menginap di sebuah villa di dekat gunung itu.
Keberangkatan dimulai pukul 07.00 pagi dari kota Lumajang dan sampai pukul 11.00 siang dengan menggunakan mobil 8 bangku. Setelah sampai di dekat villa kita melihat ada orang yang mengendarai motor dengan muka hancur dan tersenyum pada mobil kita dan tiba-tiba dia menghilang.
“Apa-apaan tadi itu!” kata Zeno yang melihat dan langsung berteriak dengan kencang “Uda gak usah teriak, dan gak usah di bahas, kan kalian tau kalau ini gunung ya pasti ada begitu dan jangan ganggu konsen Allen” kata El yang berusaha menenangkan kita semua
Aku hanya saling melirik dengan Fanya, sedangkan Sirfa dan Sirfi duduk paling belakang. Setelah sampai di villa kita lanjut beres-beres terus lanjut mandi dan selesai pukul 13.00. Setelah beres-beres kita lanjut ke café, tiba pukul 13.30 dan disebelah café ada pameran pembuatan roti kopi, kita melihat cara pembuatan dan kita beli beberapa roti.
Kita pulang jam 18.00, saat perjalanan tiba-tiba hujan deras, setelah sampai aku melihat dua orang duduk di sebelah taman samping tapi semua teman-temanku tidak melihatnya di taman tersebut terdapat anggrek bulan yang bersinar tiba-tiba dua orang tersebut menghilang dan anggrek itu tidak bersinar lagi. Aku tidak menceritakan ke temanku aku hanya diam.
Setelah masuk villa kita berkumpul di ruang tengah sambil main hp, main laptop dan ada beberapa yang tidur, sampai sekitar pukul 22.00 ada suara ketukan keras Allen dan Carlos melihat ke jendela ternyata tidak ada apa-apa aku menyusul melihatnya, aku melihat bunga anggrek itu menyala lagi tapi Allen dan Carlos tidak menyadari, apa munggkin kacanya berembun karena diluar masih hujan tapi aku bisa melihat cahanya sedikit aku berpikir paling mereka berdua tidak melihat dengan detail cuma melihat kearah pintu.
Sekitar pukul 23.30 ada suara garbu jatuh El dan Carlos segera ke sana dan melihat dua garpu jatuh, anehnya garpu itu terletak dilemari yang terkunci, El segera menaruh garpu itu lagi dan cepat-cepat mengajak Carlos pergi dari dapur, saat kembali ke ruang tengah mereka menceritakan garpu itu, karena ada yang janggal kita memutuskan tidur di ruang tengah.
Sekitar pukul 00.00 tiba-tiba tv di depan kita menyala sendiri aku pun panik dan langsung mengambil remot tv dan mematikan tv tersebut. Keanehan semakin terjadi pada pukul 01.15 ada suara air keran menyala dan Allen memutuskan untuk mambaca ayat kursi bersama dan air keran itu berhenti, tiba-tiba ada yang memukul jendela untung sudah tertutup gorden.
Saat aku melihat berita yang muncul di layar hpku tantang villa angker aku melihat ada villa ini, ternyata dulu ada dua mahasiswa perempuan yang ingin berlibur ke gunung ini, villa ini dulu adalah dua pohon beringin yang ditebang saat ditebang penunggunya meminta dua orang tumbal perempuan, saat meminta tumbal dua orang ini sedang berjalan kearah tiga tukang kontruksi dan dukun itu diminta oleh penunggu untuk menumbalkan dua perempuan itu, dua orang tersebut aslinya cuma bertanya jalan untuk ke puncak gunung dan tukang tersebut menjawab, setelah dua orang itu pergi dukun itu bilang dia butuh tumbal dan saat dua orang perempuan itu kembali mereka dibunuh dan dimasukkan ke tanah tepat di bawah anggrek bulan.
Fakta yang baru adalah villa ini sudah tutup dari lama karena banyak penunggu aku terkejut karena jalan di villa ini sudah ditutup. Aku cepat-cepat memberitahu teman-teman dan saat itu juga semua temanku beres-beres baju walaupun ini masih jam 02.00 dan akhirnya kita baca ayat kursi bersama dan membuka pintu dan cepat-cepat lari ke parkiran yang berada di bawah.
Setelah 2 bulan berlalu ada berita duka bahwa adik temanku yang tinggal di dekat itu meninggal, dia tidak ikut kita ke villa karena adiknya sudah sakit saat kita menginap. Saat kita melewati pertigaan yang mengarah ke villa dan rumah temanku ada suara ‘Ayo ke sini lagi’ ternyata bukan cuma aku yang dengar tetapi semua dengar kita langsung merinding, setelah sampai rumahnya kita langsung pergi pulang dan saat melewati jalan yang tadi ada suara yang sama dan dengar desas desus ada yang bunuh diri di situ memang villa itu sangat mengerikan.
Penduduk sekitar juga sudah memasang tanda dan menutup jalan tapi kenapa kita tidak melihat? Aku bertanya-tanya dalam hati kenapa kita semua tidak tahu padahal tandanya sangat besar, seketika itu aku merinding dan cepat-cepat menyuruh Allen untuk mempercepat mobil.
Saat di tengah perjalanan kita bertemu pengendara yang bermuka hancur ternya di belakangnya ada mobil berisi 4 orang, dalam hatiku berkata apakah kita kemarin seperti itu tapi kita melihat dia berlawanan arah karena kita tidak sadar.
Sekitar 1 minggu berlalu ada berita 4 orang ditemukan tewas di dekat villa itu, aku shock tapi aku bersyukur kita bukan korbannya. Setelah itu kabarnya warga desa setempat mendengar suara minta tolong dan warga setempat membawakan sesajen dan dupa untuk para arwah di sana, tidak lupa sering diadakan pengajian agar tidak ada arwah gentayangan.
Sekitar 2 bulan ada berita bahwa pengendara motor itu adalah pegawai villa yang dijadikan tumbal untuk membangun taman belakang villa karena di belakang itu ada pohon beringin tua dan penghuninya tidak mau pergi kecuali ada tumbal dan kepala sapi. Aku memang mengikuti berita di kawasan tersebut agar aku mengetahui faktanya, dan ternyata disitu juga ada perusahaan gula yang memakan korban hingga ratusan karena saat membuat perusahaan tidak izin oleh penunggunya dan membuang limbah sembarangan.
Cerpen Karangan: Kayla Desita, SMPN 1 PURI Blog / Facebook: Kayla Desita