Aku berharap bisa menemukan serumpun tanaman anggrek yang mungkin menempel di sela-sela dahan maupun ranting dari bagian pohon yang roboh itu. Biasanya tanaman anggrek suka menempel di pohon-pohon tua yang berumur ratusan tahun.
Aku menyukai tanaman anggrek sudah sejak lama. Hampir setiap hari Sabtu dan Minggu aku dan teman-teman di komunitas penggemar anggrek pergi ke hutan untuk berburu jenis tanaman itu. Selain suka, aku juga menjadi pedagang anggrek untuk menambah penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Setiap hari ada saja orang yang datang untuk membeli anggrek, terutama sekali ibu-ibu. Di samping itu, dangan hadirnya bunga-bunga anggrek cantik itu di pekarangan, membuat rumahku asri dan jiwaku terasa sejuk dan tentram saat memandangnya.
Aku menyibak ranting dan dedaunan yang saling tumpang tindih di dekat dahan besar yang roboh itu, setelah sebelumnya aku minta izin terlebih dahulu kepada petugas Dinas Tata Kota yang sudah hadir di tempat itu. Benar saja, setelah lima belas menit aku mengobok-obok ranting serta dedaunan yang menyelimuti tempat itu, aku menemukan serumpun bunga anggrek cantik dari jenis dendrobium. Aku amati tanaman anggrek itu dengan seksama. Sebagian tangkai dan daunnya sudah patah dan hancur tertindih ranting pohon. Di sebagian tangkai ada juga yang sudah berbunga, tapi sayang kelopak bunganya yang bewarna pink dengan totol-totol hitam sudah hancur. Namun akar-akarnya masih kokoh dan sempurna mencengkeram dahan pohon tua yang sudah lapuk
Dengan hati-hati dan perlahan aku mendongkel tanaman anggrek yang menempel erat di dahan tua itu dengan menggunakan linggis kecil dan gunting ranting yang aku bawa dari rumah, agar akar dan tangkainya yang masih tersisa tidak rusak. Benalu-benalu liar yang menempel di akarnya aku bersihkan, agar aku mudah membawanya pulang ke rumahku.
Sisa-sisa kelopak bunga yang masih ada menebarkan bau harum ketika terhirup oleh tarikan napas dari rongga hidungku. Bau harumnya terasa aneh olehku ketika menyeruak ke dalam paru-paru melalui saluran penciumanku. Aku sudah terbiasa dengan bau bunga anggrek, tapi harum bunga anggrek kali menimbulkan getar-getar yang terasa membuat bulu kudukku merinding. Tapi aku menepis semua perasan itu sambil memasukkan tanaman anggrek itu ke dalam kantong kresek bewarna hitam.
Sesampai di rumah serumpun tanaman anggrek itu aku cuci dengan air hingga bersih. Setelah bersih rumpunnya aku pecah menjadi tiga bagian. Selanjutnya aku rendam sebentar dengan larutan anti hama. Setiap bagian rumpun, aku ikat dengan sabut kelapa lalu aku gantung di tempat aku biasa menyemai tanaman anggrek baru. Aku berharap nantinya bisa berkembang biak menjadi banyak dan siap untuk aku nikmati keindahannya serta dijual untuk dinikmati uangnya.
Malam sudah merambah ke puncak kesunyiannya yang paling tinggi. Deru kendaraan yang aku dengar datang dari arah jalan depan kantorku sudah digantikan oleh suara nyanyian jangkrik bersahutan yang menghiasi kesunyian malam. Aku masih terpaku menatap setiap adegan film action Barat yang ada di layar monitor lap top. Hampir setiap malam aku nonton film yang ditayangkan di video yutube. Semua itu aku lakukan untuk menunda rasa kantuk menyerang bola mataku. Karena sebagai petugas jaga malam tidak mungkin aku tidur disaat jam jam rawan…